Berikut marilah kita perlu mengetahui satu per satu, pertama saat lokomotif shunting diparkir dan menunggu, mesin diesel dapat dimatikan dan baterai dapat digunakan untuk catu daya, dibandingkan antara lokomotif dengan mesin shunting dan kombusi dengan daya yang sama, dapat menghemat energi lebih dari 30%.
Jenis mesin kedua digerakkan oleh baterai lithium titanate yang lebih canggih dan lebih aman, yang dapat mewujudkan pemulihan dan pemanfaatan lebih dari 80% energi pengereman regeneratif, dan masa pakai baterai 10 kali lebih tinggi daripada baterai nikel-kadmium.
Ketika mesin  ketiga berjalan di area sensitif khusus seperti terowongan, lokomotif akan menggunakan baterai sebagai sumber tenaga untuk menggerakkan lokomotif untuk mencapai emisi nol.
Secara umum, dalam segi perdagangan menunjukkan sambutan negara-negara Eropa terhadap lokomotif Tiongkok, dan itu juga membuktikan posisi Tiongkok di bidang ini sudah memiliki tingkat teknologi canggih terdepan di dunia.
Dari lokomotif shunting Hamburg ke lokomotif shunting Berlin hingga lokomotif shunting hibrida barang, CRRC ZELC dan Infrastruktur Tiongkok telah meletakan pijakan yang kuat di Eropa.
Tampaknya dengan berhasilanya proyek kereta api di Jerman ini, bisa semakin banyak negara-nagara lain akan memilih lokomotif kereta api buatan Tiongkok di masa depan, dan produk yang diekspor ke Eropa ini pasti akan membantu efisiensi pengoperasian kereta api Tiongkok-Eropa untuk lebih ditingkatkan.
Penyebab Jerman Memilih Tiongkok
Sebenarnya, lokomotif shunting hibdrid yang diekspor Tiongkok kali ini bukanlah kerja sama pertama antara Tiongkok dan Jerman di bidang perkeretaapian. Jerman selalu menganjurkan perjalanan/lalulintas rendah karbon dan mendorong masyarakat untuk aktif menggunakan transportasi kereta api umum.
Tetapi ada kendala bagi perkeretaapian Jerman untuk orang melakukan perjalanan rendah karbon, karena perkeretaapian negara tersebut memiliki terlalu banyak masalah.
Karena usia konstruksi yang sudah lama, perkeretaapian Jerman tidak lagi mampu menampung terlalu banyak arus orang, dan tingginya tingkat keterlambatan membuat masyarakat sangat tidak puas.
Diketahui bahwa tingkat keterlambatan kereta api Jerman mencapai 20%, dan ada tren kenaikan. Pada 2013, Deutsche-Italia Railways membayar kompensasi kepada penumpang sebesar 40 juta euro karena keterlambatan, pengadilan menerima 3.500 klaim dan total 1,3 juta orang menerima kompensasi dari Deutsche-Italia Railways.