Dari periode selanjutnya dari "Rencana Pembanguan Lima Tahun/Repelita yang Ketiga Belas", tren kecerdasan mobil ini jelas diambil sebagai fokus, dan fokusnya adalah penyebaran strategis ke arah kendaraan listrik cerdas.
Juga harus disebutkan bahwa ilmuwan terkenal Qian Xuesen menyarankan pada tahun 1992, yaitu 30 tahun yang lalu, untuk melewati atau melampaui teknologi kendaraan bahan bakar dan langsung memasuki era energi baru. Baca:
Qian Xuesen/Tsien Hsue-Shen Bapak Roket Dan Dirgantara Tiongkok
Tentu saja, karena berbagai alasan pada saat itu, lompatan ini tidak dapat diwujudkan untuk sementara waktu, tetapi pandangan jauh ke depan dari seorang ilmuwan strategis yang hebat patut diacungi jempol.
Yang kedua adalah bahwa Tiongkok telah merebut beberapa mata rantai utama seperti tambang lithium dan lamanya masa pakai baterai, dan memainkan "langkah pertama" yang sangat bagus.
Tiongkok telah lama menyadari pentingnya tambang litium tidak hanya yang ada domestik Tiongkok, tetapi juga yang ada dalam penyebaran skala besar yang ada di luar negeri.
Berturut-turut memenangkan proyek bijih litium besar di Australia, Argentina, Meksiko, dan Kongo Afrika (Kinshasa), memastikan sebagian besar sumber daya bijih litium dikuasai secara kejasama, mandiri dan dapat dikendalikan, dan secara efektif mencegah masalah "terjadi pencekikan leher/sanksi/embargo" dari negara lain penghasil litium.
Demikian pula, penelitian tentang teknologi baterai lithium juga menjadi prioritas utama Tiongkok, dan telah begigih berusaha dan sukses. Hasil akhirnya luar biasa. Bisa terlihat dari hal jumlah aplikasi paten, aplikasi paten baterai lithium Tiongkok jauh di depan. Amerika Serikat dan Jepang.
Pada tahun 2020, jumlah permohonan paten untuk baterai litium di Tiongkok adalah 23.751, sedangkan di AS dan Jepang masing-masing sebanyak 7.689 dan 6.526.
Sepuluh tahun lalu, perusahaan baterai Jepang dan Korea Selatan mendominasi pasar, tetapi sekarang eselon Tiongkok memiliki keunggulan mutlak.