Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jalur Kereta Api Myanmar-Tiongkok Tersambung dan Pengaruh Bagi Geopolitik Ekonomi Tiongkok

22 Juli 2022   18:52 Diperbarui: 22 Juli 2022   18:55 1142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada 13 Desember 2021, Kereta Api (KA) Tiongkok-Laos mengantarkan pembukaan lalu lintas yang menarik. Dipahami bahwa jalur kereta api yang menghubungkan Tiongkok dan Laos ini memiliki makna yang sangat luas.

Ini adalah yang pertama menggunakan Tiongkok sebagai investor utama dan terutama menggunakan standar teknis Tiongkok. Hubungan langsung jaringan perkeretaapian dengan peralatan Tiongkok dengan perkeretaapian internasional merupakan implementasi "One Belt One Road" Inisiatif (BRI). Proyek ini juga membuat sikap Myanmar berubah secara dramatis setelah proyek kereta api Tiongkok-Laos terhubung dan dibuka. Sehingga mendorong lebih terbukanya pertukaran persahabatan Tiongkok-Myanmar. Baca:

Jalur Kereta Kecepatan Tinggi Tiongkok-Laos Gerbang Menuju Jalur Kereta Internasional Trans-Asia

https://www.kompasiana.com/makenyok/61c294f67a6d88125077a7b3/jalur-kereta-kecepatan-tinggi-tiongkok-laos-gerbang-menuju-jalur-kereta-internasional-trans-asia

20 hari lebih pendek dengan biaya lebih rendah

Sumber: asiatimes.com
Sumber: asiatimes.com

Menurut berita CCTV.com pada 23 Mei 2022, kereta yang memuat 60 TEUs (Gerbong barang) peralatan mesin, komponen elektronik, suku cadang mobil dan sepeda motor, dan barang-barang lainnya, yang akan meninggalkan China melalui pelabuhan Lincang di Provinsi Yunnan dan tiba di Mandalay, Myanmar, melalui transportasi jalan-rel gabungan.

Seluruh rute adalah 2.000 kilometer mulai dari Chongqing, melewati Lincang sebagai gerbang perbatasan Mengding-Chinshwehaw ke Mandalay. Waktu pengiriman adalah 15 hari, 20 hari lebih pendek dari rute tradisional, dan biaya logistik dapat diturunkan hingga 20 persen.

Mengandalkan koridor baru Tiongkok-Myanmar, keberhasilan pengoperasian rute baru membuka jalur logistik lain untuk ekspor dari Chongqing dan wilayah tetangga, karena produk dapat mencapai Eropa, Afrika, Timur Tengah, dan Asia Selatan melalui pelabuhan Mandalay, menurut ke Yuxinou (Chongqing) Logistics Co., Ltd., sebuah perusahaan logistik kereta api lokal yang mengoperasikan Kereta Api "China Railway Express (Yuxinou) (Chongqing-Xinjiang-Europe)".

Chongqing akan dapat lebih mempromosikan integrasi dan pengembangan metode transportasi lain dari kota metropolitan ke Myanmar, sementara kereta api yang kembali dari Myanmar ke Chongqing dapat memuat produk dari Myanmar dan negara-negara Asia Tenggara lainnya, kata Xi Dan, manajer Yuxinou (Chongqing) Logistics Co, Ltd.

Setelah operasi normal dari koridor Tiongkok-Myanmar yang baru ini berjalan lancar, maka akan mewujudkan koneksi penuh dari "China-Europe Railway Express" ke "Chongqing-Manchu-Russia Railway Express" dan "Yangtze River Golden Waterway", dan peran Chongqing sebagai titik koneksi antara "One Belt and One Road Inisiative (BRI) dan Jalur Ekonomi Sungai Yangtze akan lebih ditingkatkan.


Hubungan dengan Negara-negara ASEAN

Sumber: researchgate.net
Sumber: researchgate.net

Myanmar adalah pusat penting yang menghubungkan Tiongkok dan ASEAN, berfungsi sebagai salah satu titik penghubung utama Jalur Sutra Maritim Abad ke-21 dan Sabuk Ekonomi Jalur Sutra.

Seperti daerah terkurung daratan lainnya di barat negara itu, masalah logistik telah menjadi hambatan Chongqing selama ratusan tahun. Dalam beberapa tahun terakhir, kotamadya di hulu Sungai Yangtze telah banyak berinvestasi dalam infrastruktur transportasi dan telah menjadi pusat perdagangan dan logistik internasional.

Mereka percaya bahwa koridor baru Tiongkok-Myanmar dapat menghubungkan lingkaran ekonomi Chengdu-Chongqing dan telah membuka jalur logistik lain untuk Koridor Perdagangan Darat-Laut Internasional Baru (ILSTC/ New International Land-Sea Trade Corridor).

"Ini akan meningkatkan interkoneksi antara Koridor Tiongkok-Myanmar, "China Railway Express" ke Eropa, dan "Yangtze River Golden Waterway", dan membantu Chongqing berperan dalam BRI dan titik koneksi dari "Yangtze River Economic Belt," kata pejabat yang menangani proyek tersebut.

Rute baru ini datang pada saat Tiongkok dan anggota ASEAN sedang memperkuat konektivitas logistik setelah peluncuran Kereta Api Tiongkok-Laos, sebuah proyek besar di bawah BRI (Inisiatif Sabuk dan Jalan) yang diusulkan Tiongkok, pada Desember 2021.

Perusahaan kereta api ini telah melihat transportasi penumpang dan barang yang meningkat signifikan, menggaris bawahi perdagangan yang berkembang pesat antara Tiongkok dan ASEAN. Pada awal bulan ini, Kereta Api Tiongkok-Laos telah menangani lebih dari 2,7 juta perjalanan penumpang dan 2,9 juta metrik ton kargo sejak dibuka, menurut data resmi.

Kisah Proyek Jalur Kereta Api Tiongkok-Myanmar

Sumber: en.wikipedia.org
Sumber: en.wikipedia.org

Sebenarnya, pembangunan jalur kereta api Tiongkok-Myanmar bukanlah niat sepihak Myanmar atau Tiongkok saja. Kerja sama antara Tiongkok dan Myanmar sudah dimulai beberapa tahun sebelumnya, namun terhalang oleh rongrongan kekuatan Barat.

Pada November 2018 Tiongkok dan perwakilan negara dari Myanmar menandatangani perjanjian kerangka kerja "Proyek Pelabuhan Laut Dalam Kyaukphyu" di Kementerian Perdagangan Myanmar, di mana pihak Tiongkok merupakan pemegang saham utama dengan 70%, dan saham sisanya oleh pihak Myanmar.

Tepat ketika pekerjaan antara Tiongkok dan Myanmar akan berjalan sesuai kesepakatan, ternyata skala proyek yang dilakukan dirubah jauh lebih kecil dari rencana semula.

Karena pada rencana semula direncanakan akan dibangun sekitar 10 tambatan, namun pada kenyataannya kemudian diperkecil menjadi hanya 2 tambatan di bagian ujung pelabuhan, dan investasi awal juga dikurangi dari semula 7,3 miliar dollar AS menjadi 1,3 miliar dollar AS.

Jadi mengapa hingga terjadi perubahan kejadian seperti itu? Belakangan, dari sebuah laporan di media asing, diperoleh kabar yang menjelaskan bahwa peristiwa di balik ini tentang alasan mengapa terjadi perubahan dan penyesuaian besar di pihak Myanmar ada terkait langsung dengan pengaruh dan provokasi AS.

Dalam laporan ini, menurut kata-kata seorang pejabat Amerika, AS mengirim orang ke "proyek percontohan" di Myanmar. Setelah mereka melihat isi perjanjian yang ditandatangani antara Tiongkok dan Myanmar, mereka mengatakan bahwa ada sesuatu yang salah dalam isi perjanjian ini. Dikatakan ada kondisi perdagangan yang tidak menguntungkan bagi Myanmar, dan mereka berjanji untuk membantu Myanmar bernegosiasi dengan Tiongkok, untuk memperjuangkan kepentingan yang lebih baik bagi Myanmar dalam kerjasama Tiongkok-Myanmar.

Namun nyatanya, jelas ini tidak benar dengan menarik kesimpulan seperti itu, karena Tiongkok dan Myanmar telah menandatangani perjanjian dengan standar yang berbeda. AS hanya melihat menurut standar negara-negara maju di masa lalu, dan tentu saja akan memiliki persepsi yang berbeda dari proyek Tiongkok dan Myanmar ini.

Namun, standar tersebut mungkin tidak sesuai untuk Myanmar yang masih dalam tahap perkembangan. Meskipun campur tangan AS ini telah berdampak tertentu pada pelaksanaan proyek jalur kereta api Tiongkok-Myanmar ini, dan bahkan proses proyek telah ditunda lagi beberapa kali. Tapi setelah berjalannya waktu pemerintah Myanmar akhirnya melihat dengan jelas dari maksud AS yang sebenarnya, akhirnya menjadi cemas sendiri. Apa yang membuat mereka menjadi cemas?

Sebenarnya, ada banyak alasan di balik ini. Sejak tahun 2006, Tiongkok telah berkali-kali menyumbangkan dan menjual lokomotif diesel ke Myanmar, dan memberikan transfer teknologi yang sesuai untuk membangun gerbong barang dan penumpang, memberikan pelatihan dan bantuan teknis kepada karyawan dan insinyur/teknisi Myanmar. Pihak Myanmar telah menyelesaikan peningkatan bengkel pembuatan gerbong-gerbong ini.

Bahkan pada pertengahan tahun 2009, Tiongkok telah  menyumbang ke Myanmar 20 gerbong penumpang dan 200 gerbong barang  dan 5 unit lokomotif diesel.

Pada Desember 2017, "China Railway Second Institute" dan Biro Kereta Api Kementerian Transportasi dan Komunikasi Myanmar menandatangani nota kesepahaman tentang "Proyek Pelatihan Personil Bakat Kereta Api Myanmar" di Naypyidaw ibu kota Myanmar. Pihak Tiongkok telah mendidik dan melatih lebih dari 200 teknisi departemen perkeretaapian Myanmar, untuk teknisi konstruksi dan memberikan pelatihan profesional jangka menengah dan panjang dalam meningkatkan manajemen Myanmar dan tingkat konstruksi di bidang perkeretaapian.

Sumber: sunnews.cc
Sumber: sunnews.cc

Pada Januari 2021, "Hebei Machinery Import Co., Ltd." memimpin implementasi CRRC Sifang Vehicle Co., Ltd. yang bertanggung jawab atas produksi 28 gerbong kereta yang dipesan dengan kredit pembayaran bebas bunga untuk Myanmar.

Ke-28 gerbong yang tiba di Pelabuhan Thilawa di Yangon, Myanmar, termasuk 14 gerbong premium dan 14 gerbong biasa, dan lokmoti diesel khusus  kereta penumpang yang dikembangkan oleh perusahaan Tiongkok khusus untuk pasar Myanmar.

Pembuatan gerbong dan lokomotif khusus dibuat dengqan disesuaikan dengan iklim yang lembab dan suhu tinggi Myanmar dan kondisi operasi jalur kereta Myanmar yang kompleks.

Dan ketika pandemi melanda dunia, Tiongkok memberi Myanmar banyak bantuan. Sehingga mereka merasakan siapakah teman sebanranya pada waktu kesusahan.

Oleh karena itu, sejak itu telah terjadi perubahan sikap dan emosi Myanmar terhadap Tiongkok yang belum pernah terlihat di masa lalu. Alasan penting dan praktis lainnya adalah Myanmar juga berharap dapat mendorong pembangunan ekonomi negara melalui jalur kereta api

Sumber: ichongqing.info
Sumber: ichongqing.info

Karena  pihak Myanmar melihat jika jalur kereta api Tiongkok-Myanmar tidak terrealisasi, dan jalur kereta api Tiongkok-Laos dibiarkan berkembang. Maka beberapa tahun lagi bisa-bisa semua keuntungan yang seharusnya diperoleh Myanmar dengan sendirinya akan "dihisap" oleh pihak Laos.

Karena itu, Myanmar sangat perlu mempercepat rencana pembukaan penuh jalur kereta api Tiongkok-Myanmar dan mempercepat pembangunan Pelabuhan Kyaukpyu.

Signifikansi Kerjasama Tiongkok-Myanmar

Apa manfaat pembangunan jalur kereta api Tiongkok-Myanmar bagi Tiongkok dan bagaimana pengaruhnya terhadap Tiongkok?

Bagi Tiongkok, jalur kereta api yang menghubungkan Tiongkok dan Myanmar ini tentu sangat penting. Untuk memahaminya, harus dikaitkan dengan pembangunan Pelabuhan Kyaukphyu Myanmar tersebut di atas. Salah satu proyek investasi yang sangat penting, dan juga akan menjadi proyek papan atas yang sangat baik dari BRI jika sudah setelah selesai, dan juga merupakan titik tumpu penting dari strategi geopolitik luar negeri Tiongkok.

Demikian juga bagi pihak Myanmar menaruh harapan besar terhadap pelabuhan ini, dengan harapan dapat lebih memajukan pembangunan ekonomi negara melalui pembangunan pelabuhan ini. Lalu apa pentingnya bagi Tiongkok membangun Pelabuhan Kyaukphyu?

Menurut pangamat secara khusus, itu terutama terletak pada tiga poin berikut:

Pertama-tama, membuat transportasi energi Tiongkok lebih aman. Kita harus tahu bahwa ketika tidak ada Pelabuhan Kyaukphyu, transportasi energi Tiongkok hanya dapat melewati Selat Malaka. Sebelumnya telah dipahami bahwa Selat Malaka adalah "jalur kehidupan laut" bagi Tiongkok, hal ini tidak bisa dipungkiri. Ketergantungan jalur laut di Selat Malaka merupakan salah satu kelemahan Tiongkok, yang sangat memungkinkan pihak lain untuk mengendalikan kelemahannya ini di telapak tangan musuh-musuh dan pesaing Tiongkok terutama AS.

Seperti diketahui selama ini sudah banyak negara di sekitar Selat Malaka memiliki pasukan AS yang ditempatkan di negara-negara ini. Kita harus mengakui bahwa AL AS masih akan menjadi AL paling kuat di dunia untuk waktu yang lama.

Jika Tiongkok tidak bisa lepas dari ketergantungannya yang mendalam dari Selat Malaka, maka transportasi energi Tiongkok akan terancam oleh militer AS setiap saat, dan begitu pelabuhan Kyaukphyu di Myanmar sudah siap dan bisa diterapkan, maka barang-barang yang dikirim untuk dan oleh Tiongkok ke Eropa dan Timteng serta Afrika dapat tidak harus melewati Selat Malaka, dan bisa melalui Pelabuhan Kyaukphyu, Myanmar dan seterusnya melalui darat diangkut ke Tiongkok atau sebaliknya.

Kedua, Tiongkok sudah membangun pipa minyak dan gas dari Pelabuhan Kyaukphyu di Myanmar ke Yunnan. Minyak dan gas bumi dari Timur Tengah diangkut ke Pelabuhan Kyaukphyu kemudian dengan tekanan tinggi dan diangkut ke Tiongkok Barat Daya melalui jalur pipa, cara ini juga akan lebih ekonomis dan lebih cepat daripada melalui Selat Malaka.

Tetapi hal ini baru membicarakan tentang untuk memenuhi kesenjangan energi di Barat Daya, bukan untuk kota-kota di Timur Tiongkok. Untuk kota-kota di Tiongkok timur akan lebih baik melalui Selat Malaka. Namun selama ini pipa-pipa migas di barat daya Tiongkok juga telah terhubung dari timur ke barat, sehingga dalam situasi darurat juga dapat dilakukan pada saat-saat kritis.

Ketiga, bisa ada pilihan yang lebih nyaman dan ekonomis saat mengangkut sumber daya. Sebelumnya, Tiongkok menggunakan rute pelayaran untuk mengangkut sumber daya yang diwakili oleh bijih tembaga dan bijih besi ke banyak daerah di barat daya. Kemudian harus didaratkan di Guangdong dan kemudian dilakukan transportasi ke berbagai tempat. Dengan adanya jalur Tiongkok-Myanmar, tidak hanya akan lebih cepat untuk masuk ke Tiongkok dari Pelabuhan Kyaukphyu ke wilayah barat daya, tetapi juga biaya transportasi jauh lebih rendah. Dapat dikatakan bahwa ini adalah "sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui".

Jadi pembangunan Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos dan Jalur Kereta Api Tiongkok-Myanmar tidak sulit untuk dilihat pengaruhnya terhadap pertumbuhan Tiongkok, dan pembangunan Jalur Kereta Api Tiongkok-Myanmar dan Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos akan semakin meningkatkan perencanaan Jalur Kereta Api Trans-Asia Tiongkok akan lebih sempurna, dari jalur timur, tengah, barat hingga jalur cabang yang lebih banyak, sehingga perkereta apian Trans-Asia akan maju ke arah yang lebih sempurna.

Meskipun intervensi dan hambatan kekuatan Barat dan AS  telah membuat kerjasama Tiongkok dengan beberapa negara Asia selalu dirongrong dan hambat, dengan penguatan kekuatan nasional Tiongkok dan pendalaman pertukaran persahabatan antara Tiongkok dan negara-negara Asia lainnya, tampaknya BRI akan mendapatkan tanggapan dan implementasi yang lebih substantif, dan semua hambatan yang Barat dan AS ciptakan pada akhirnya akan gagal. Demkian pandangan sebagian pengmat dan analis.

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

https://asiatimes.com/2020/01/myanmar-a-perfect-fit-on-chinas-belt-and-road/

https://www.ichongqing.info/2022/05/25/new-china-myanmar-railway-route-launched-to-strengthen-connectivity-with-asean/

https://www.sohu.com/a/551008913_161795

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun