Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Sepak Terjang AS dalam Mempermainkan Keuangan Dunia

4 Juni 2022   08:35 Diperbarui: 6 Juni 2022   17:45 4263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi dunia. (sumber: THINKSTOCKS via kompas.com)

Tentu saja, di sisi lain, Iran bukanlah seperti buah kesemek yang lembut seperti Irak. Tidak mudah dibikin gepeng. Iran sebagai negara dengan 80 juta populasi memiliki kapasitas industri tertentu, dan ada dukungan dari Tiongkok dan Rusia di belakangnya. tidak begitu mudah untuk diperangi seperti Irak. Tetapi jika AS tidak melakukannya dengan benar menginvasi Iran, itu akan mengulangi adegan seperti Uni Soviet di Afghanistan.

Dosa dan Keberuntungan Timur Tengah 

Timur Tengah telah berperang selama bertahun-tahun. Alasan mendasar sebenarnya mereka itu tidak berdosa  dan bersalah, masalahnya hanya mereka kaya akan sumber daya minyak. Ini adalah keberuntungan mereka, tapi juga adalah kemalangan mereka. Dengan harta seperti minyak, siapa saja yang tidak  mau belinya dengan harga bagus?

Tapi hal ini bukan keputusan yang bisa mereka putusankan sendiri. Jika mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan nasib mereka sendiri dan ingin memperjuangkannya dengan enggan, maka secara alami akan ada pertumpahan darah. Kemarahan dan kebencian semacam ini pada akhirnya akan melahirkan terorisme.

Rusia dan negara-negara Timur Tengah adalah negara minyak. Negara-negara sumber daya seperti Brasil, Australia dan Venezuela tidak hanya tidak memiliki hak untuk bisa menawar sumber daya mereka sendiri, tetapi mereka juga hanya memiliki sedikit ketahanan terhadap bencana keuangan yang terkait dengan gelombang dolar AS.

Begitu Federal Reserve AS menaikkan suku bunga, maka cadangan devisa negara-negara sumber daya asing ini akan berada dalam keadaan darurat, mata uang lokal mereka akan segera terdepresiasi dengan tajam.

Negara-negara sumber daya ini pada dasarnya adalah koloni dolar AS. Bahkan dapat dikatakan bahwa mereka tidak berdaulat secara ekonomi. 

Dibandingkan dengan negara-negara penghasil sumber daya, situasinya jauh lebih baik, dan mereka lebih tahan terhadap bencana keuangan yang terkait terhadap gelombang dolar AS. 

Jika AS ingin menyerang negara-negara sumber daya, cukup hanya menyerang langsung harga komoditas di pasar modal yang memiliki kekuatan harga (prising power).

Karena jauh lebih rumit untuk menyerang negara produsen. Maka AS menggunakan perjanjian dengan pabrik untuk menyerang Jepang, yang telah berproduksi, dan itu jauh lebih rumit daripada strategi sederhana dan cepat untuk membunuh Rusia dengan minyak. 

Maka  kini AS mencoba dengan menggunakan taktik saat membunuh Jepang untuk digunakan untuk membunuh Tiongkok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun