Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Penerbangan Pertama Pesawat Komersial C919 Versi Produksi Sukses - Siap Diserahkan ke Pelanggan

29 Mei 2022   17:30 Diperbarui: 29 Mei 2022   17:41 1179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi bagi Tiongkok jika Eropa dan AS ingin memberikan sanksi kepada mereka, Tiongkok juga bisa melakukan sanksi balasan. Misalnya, setelah Tiongkok puas dengan pesawat penumpang besar mereka sendiri, mereka bisa menggrounded Airbus dan Boeing dan tidak mengizinkan pesawat mereka memasuki pasar Tiongkok, sekali gus sebagai alat tawar-menawar dengan imbalan sertifikat kelaikan udara untuk memasuki pasar global C919 dan CR 929 di masa depan. Lagi pula, menghadapi pasar besar seperti Tiongkok, Eropa dan AS tidak akan sudi mengabaikan atau meninggalkannya.

Seperti kasus insiden jatuhnya B737 MAX milik Air Asia dan Ethiopia air, yang sudah hampir 3 tahun sejak Tiongkok memimpin dalam mengandangkan Boeing 737MAX pada Maret 2019. Ditambah dengan pandemi Covid-19 yang berkecamuk, Boeing AS menderita kerugian besar.

Sebelumnya Boeing 737MAX sudah mendapatkan airworthiness directive di negara Tiongkok yang setara dengan "admission certificate" untuk go-around. Kemudian pesawat akan diupgrade, pilot harus dilatih ulang, dan departemen terkait perlu mengkonfirmasi. bahwa semua bahaya tersembunyi yang tidak aman telah disempurnakan sebelum Boeing 737MAX diperkenankan dengan skala penuh untuk boleh terbang kembali.

Menurut perkiraan Boeing, maskapai penerbangan Tiongkok akan terus membeli 8.600 pesawat baru dalam 20 tahun ke depan, dengan nilai total sekitar US$ 1,4 triliun. Tiongkok memiliki pasar dan potensi konsumen yang sangat besar, bagaimana Boeing tidak tergerak.

Sekarang Boeing telah memperoleh persetujuan dari 177 negara untuk B737 MAX, tetapi akan memakan waktu untuk melanjutkan penerbangan di Tiongkok. Mereka dengan jelas dan langsung menolak permintaan Boeing untuk melanjutkan penerbangan untuk pesawat jenis ini, karena Tiongkok sangat concerned melindungi keselamatan penumpang dalam negerinya, terhadap masalah teknologi tidak ada toleransi sama sekali bagi Tiongkok.

Tiga syarat yang  harus dipenuhi agar Boeing dapat melanjutkan operasi di Tiongkok.

Yang pertama adalah bahwa perubahan desain pada pesawat harus disetujui oleh kelaikan udara. Kedua, pilot harus cukup terlatih. Yang ketiga adalah dua kecelakaan sebelumnya terjadi pada harus sudah ada kesimpulan investigasi dan diumumkan kepada masyarakat, dan langkah-langkah perbaikan yang sesuai harus efektif. Baca:

Tiongkok Memberi Lampu Hijau B737 MAX Untuk Terbang Kembali

https://www.kompasiana.com/makenyok/61b2e61e06310e4b8e2dd4e2/tiongkok-memberi-lampu-hijau-b737-max-untuk-terbang-kembali 

Dalam lingkungan dunia saat ini di mana proteksionisme perdagangan global telah menjadi lazim dan blokade teknologi menjadi norma, maka perlu bagi perusahaan domestik dapat memanfaatkan peluang jalur utama domestik dan penggunaan komersial resmi pesawat untuk sepenuhnya mengembangkan seluruh rantai industri pesawat jalur utama negaranya.

Sehingga dapat mendobrak "benteng teknologi kedirgantaraan" yang dibangun oleh Eropa dan AS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun