Menurut berita Inggris telah melunak baru-baru ini tentang sanksi Migas Rusia. Menurut dokumen yang dirilis oleh Departemen Keuangan Inggris pada 22 April waktu setempat, Inggris telah memberi wewenang kepada Gazprom dan anak perusahaannya untuk membayar gas Rusia pada akhir Mei dengan mata uang Rusia-Rubel.
Sebelumnya, presiden Rusia mengusulkan agar pembeli migas dari berbagai negara membuka rekening di bank Gazprom Rusia dan pembayaran menggunakan rubel.
Kemudian Sekretaris Pers Presiden Rusia juga mengatakan hari itu bahwa penerbitan izin Inggris untuk Gazprom bersifat pragmatis, tetapi ini tidak berarti bahwa waktu penyelesaian gas alam dalam rubel ditunda, yang berarti bahwa Presiden Rusia telah memerintahkan itu menjadi periode penyelesaian tetap tidak akan berubah.
Faktanya, Inggris bukan satu-satunya negara Eropa yang tidak bisa duduk diam, sudah melunak di hadapan Rusia. Pada 3 April, Menteri Ekonomi Slovakia mengatakan di TV pemerintah bahwa Slovakia bersedia menggunakan rubel untuk membeli migas Rusia. Hongaria juga mengatakan pada 11 April bahwa mereka siap menggunakan rubel untuk membeli gas alam Rusia. Pejabat-pejabat itu mengatakan membeli miga Rusia dengan rubel tidak melanggar sanksi UE ke Rusia (karena tidak membayar dengan Euro atau dollar AS).
Kita dapat melihat bahwa banyak negara Eropa telah melunak, dan alasannya sangat sederhana. Saat ini, 40% gas alam, 27% minyak, dan 46% batubara di UE diimpor dari Rusia. Bahkan menurut data menunjukkan kebutuhan impor gas alam Finlandia, Latvia, Bosnia dan Herzegovina, Moldova, di pasok oleh Rusia ke negara-negara ini lebih dari 90%.
Selain itu, Bulgaria mendekati 80%, Jerman 55%, Polandia lebih dari 40%, dan Prancis juga mengimpor hampir 25% gas alamnya dari Rusia.
Kita dapat melihat bahwa seluruh Eropa terlalu bergantung pada gas alam Rusia, seperti diketahui perkembangan pesat ekonomi Eropa di masa lalu juga disebabkan oleh dividen yang disumbangkan ke mereka oleh gas alam murah Rusia. Dan dapat dikatakan harga energi murah dan nyaman (mudah) Rusia ini menjadi urat nadi kehidupan bagi Eropa, hampir tidak ada pilihan lain lagi. Dan ada lagi suatu hal yang paling penting, apa itu?
Embargo energi yang dikenakan pada Rusia telah mendorong harga sumber energi utama mereka sendiri naik secara signifikan di negara-negara ini, yang pada gilirannya berdampak pada ekonomi Eropa tahun ini.
Laporan bulanan terbaru yang dirilis oleh Bundesbank pada 22 April menunjukkan bahwa ekonomi Jerman telah jatuh ke dalam resesi sejak konflik Rusia-Ukraina dan larangan total impor energi Rusia.
Jerman akan menghadapi kontraksi ekonomi 2% tahun ini, dan Jerman dalam jangka pendek akan sulit jika akan impor energi dari negara lain untuk menutupi kekurangan pasokan energi Rusia.
Pada hari yang sama, menteri ekonomi Prancis juga mengatakan bahwa inflasi Prancis akan tetap berada di level yang tinggi di tahun-tahun mendatang 2022 ini, dan diperkirakan akan melambat pada 2023.