Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sepak Terjang dan Diplomasi Joe Biden Melanggengkan Hubungan Tiongkok-Rusia

10 April 2022   16:42 Diperbarui: 10 April 2022   16:49 927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka dari itu, tampaknya Tiongkok menyadari bahwa inisiatif Biden untuk berunding dengan Tiongkok lebih merupakan penundaan, bukan untuk memperbaiki hubungan dengan Tiongkok, tetapi bertujuan untuk membongkar kerja sama Tiongkok-Rusia dan mencegah Tiongkok memperoleh manfaat. Menunggu sampai Rusia melemah dan harga minyak stabil sebelum berurusan dengan Tiongkok.

Jadi tampaknya Tiongkok sangat menyadari hal itu, dan pasti melakukan yang sebaliknya dengan melawan perang ekonomi AS.

Memang kenyataannya, Rusia memiliki dua senjata ampuh, satu adalah senjata nuklir dan yang lainnya adalah energi. Sanksi yang dikenakan pada Rusia oleh Eropa dan AS sebenarnya adalah pedang bermata dua, karena pasokan uang AS telah tumbuh sebesar US$ 6 triliun penuh sejak pandemi Covid-19, dan penerbitan mata uang yang berlebihan telah membawa masalah inflasi yang serius. Inflasi AS kemungkinan akan semakin tidak terkendali setelah sanksi terhadap minyak dan gas Rusia, itulah sebabnya Biden baru-baru ini memohon minyak kepada Iran dan Arab Saudi.

Tetapi jelas bahwa sangat sulit bagi Biden untuk membuat Iran dan Arab Saudi memenuhi permintaan dan menyelesaikan kekurangan minyak. Permintaan terbesar Iran saat ini adalah senjata nuklir. Persyaratan Iran dalam negosiasi kesepakatan nuklir Iran adalah mempertahankan konsentrasi uranium yang diperkaya pada 60% sehingga dapat mengembangkan senjata nuklir dalam satu atau dua tahun.

Ini sulit diterima Biden, karena begitu kesepakatan ditandatangani untuk mengizinkan Iran mempertahankan kemampuan nuklirnya, Biden akan menjadi pendosa bagi AS. Arab Saudi juga tidak mungkin untuk meningkatkan produksi, karena Arab Saudi kehilangan terlalu banyak dalam beberapa tahun terakhir, dan pengeluaran keluarga kerajaan telah terpengaruh.

Arab Saudi sangat bersedia memanfaatkan harga minyak yang tinggi untuk menghasilkan lebih banyak uang. Apalagi Arab Saudi kini menjalin kerja sama erat dengan Tiongkok.

Jet tempur J-10C yang dijual Tiongkok ke Pakistan adalah uang yang dibayari oleh Arab Saudi. Sebagai imbalannya, Pakistan mengirim AU ke Timur Tengah untuk memerangi Houthi di Yaman. Secara umum, Arab Saudi menyediakan uang, Tiongkok menyediakan senjata, dan Pakistan menyediakan pilot untuk bersama-sama untuk membela pertahanan dan keamanan nasional Arab Saudi.

Peta distribusi real-time dari kapal induk AS menunjukkan bahwa fokus militer AS masih di Asia Timur:

Sumber: mp.weixin.qq.com
Sumber: mp.weixin.qq.com

Selain itu, AS sekarang sangat lemah di Timur Tengah. Kapal induk "Truman" yang semula ditempatkan di Timur Tengah kini telah dipindahkan ke Mediterania untuk menghadapi Rusia.

Pasukan yang ditempatkan di Afghanistan dan Irak juga hampir ditarik. AS tidak memiliki kekuatan untuk menekan negara-negara Timur Tengah untuk meningkatkan produksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun