Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Wajah dan Sepak Terjang Joe Biden Asli Menurut Pandangan Pengamat

10 April 2022   09:46 Diperbarui: 10 April 2022   15:09 1480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua. Mundur dari Timur Tengah dan kembali ke Asia-Pasifik.

Di era Obama, Biden menganjurkan agar AS keluar dari rawa Timur Tengah. Maka begitu Biden menjadi presiden, dia mengubah klaim itu menjadi kenyataan. Pada April tahun lalu, Biden mengumumkan bahwa dia akan mundur dari Afghanistan.

Pada bulan Agustus, hampir semua pasukan AS mundur dari Afghanistan. Tapi begitu militer AS pergi, pemerintah Afghanistan dikalahkan oleh Taliban. Dari segi taktik, penarikan pasukan dari Afghanistan adalah sebuah kegagalan, karena pemerintahan boneka yang ditinggalkan AS dikalahkan hanya dalam waktu satu bulan, dan AS telah kehilangan muka di dunia.

Tapi dari sudut pandang strategis, menarik diri dari Afghanistan akan lebih baik daripada merugikan AS, karena AS memasuki Afghanistan 20 tahun yang lalu bertujuan menguasai Asia Tengah untuk menyeimbangan Tiongkok dan Rusia.

Sekarang AS memiliki Ukraina sebagai kartu yang lebih baik melawan Rusia, nilai strategis Afghanistan sangat berkurang. Dengan menarik diri dari Afghanistan, AS dapat lebih fokus dalam berurusan dengan Tiongkok.

Di sisi lain, memang proses penarikan AS dari Afghanistan sangat memalukan, dan itu juga berlangsung sementara pasukan pemerintah Afghanistan kewalahan oleh Taliban.

Putin Masuk Dalam Jebakan Biden

Ini tampaknya sebagian membingungkan Putin, yang melihat Biden sebagai orang lemah yang tidak mau menawarkan kekuatan militer kepada sekutu. Oleh karena itu, sebelum pecahnya perang Rusia-Ukraina, Putin melakukan kesalahan penilaian strategis, dia merasa bahwa Ukraina dan AS tidak bersekutu, dan AS tidak akan ikut campur dalam perang Rusia-Ukraina.

Faktanya, meskipun AS tidak mengirim pasukan ke Ukraina setelah pecahnya perang, tapi memberi Ukraina miliaran dolar senjata dan mendorong UE untuk masuk dalam medan perang, menyeret Rusia ke dalam rawa perang.

Selain menarik diri dari Afghanistan, Biden juga berusaha mendorong renegosiasi kesepakatan nuklir Iran, yang seharusnya diselesaikan pada Mei tahun lalu sesuai rencana, sehingga minyak mentah Iran akan kembali ke pasar internasional, yang akan membantu menurunkan harga minyak.

Di sisi lain, AS juga dapat lebih jauh melarikan diri dari Timur Tengah dan membiarkan Iran, Turki, dan Arab Saudi bertarung. Hanya saja rencana Biden ditentang oleh Israel, karena Israel khawatir tidak akan mampu menopang dirinya sendiri setelah AS mundur dari Timur Tengah. Oleh karena itu, pada Mei tahun lalu, Israel memprovokasi konflik Israel-Palestina dan mengubah kesepakatan nuklir Iran menjadi masalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun