Yang ketiga adalah untuk mempromosikan "perubahan mendasar di dunia" kata Lukyanov, yang juga disebut menumbangkan tatanan internasional yang didominasi oleh hegemoni unipolar AS yang terbentuk setelah Perang Dingin, dan membangun tatanan internasional multi-kutub ataau multi-polar, dan Rusia akan menjadi orde baru yang memegang kunci.
Terus terang, tiga tujuan Rusia memiliki simpatisan dan pendukung yang luas di dunia, terutama tujuan ketiga mengubah tatanan internasional yang dipimpin oleh AS. Yang selama ini menjadi satu-satunya kekuatan yang dapat mendikte sema negara di dunia, denga moto "Kekuatan adalah Kebenaran" Â siap[a pun "jika menurut menjadi makmur, tidak menurut akan binasa" , dengan mengertak negara-nengara lemah sesuka hatinya
Sejak tahun 2003, dengan tindakan apa yang disebut "perang melawan teror" , AS telah menyebabkan begitu banyak kehidupan dan rumah orang-orang tidak berdosa menjadi hancur.
Hampir satu juta orang telah meninggal, puluhan juta telah mengungsi dan kehilangan tempat tinggal, dan dunia telah menderita untuk waktu yang lama.
Kemudian negara-negara yang mewakili mayoritas penduduk dunia, termasuk Tiongkok, India, Pakistan dan kekuatan non-Barat lainnya dan negara-negara Islam yang luas, semuanya abstain dalam pemungutan suara resolusi PBB tentang konflik yang melibatkan Rusia dan Ukraina.
Pendapatnetizen di negara-negara ini mencerminkan hal ini. Beberapa hari yang lalu, ada sarjana AS yang bertanya kepada koleganya di Tiongkok, mengapa Tiongkok tidak menjatuhkan sanksi kepada Rusia. Dia mengatakan bahwa AS belum meminta maaf seperti rakyat Afghanistan, rakyat Irak, dan rakyat Suriah, belum meminta maaf kepada rakyat Libya, jadi apa hak AS untuk mengajukan pertanyaan ini....
Bagaimana pun kita sangat bersimpati kepada rakyat Ukraina. rakyat Rusia dan Ukraina adalah teman kita. Kita berharap mereka dapat menemukan solusi damai untuk perselisihan tersebut. Memang seluruh dunia harus mengutuk dan menghentikan perilaku anti-manusia semacam ini. Tatanan internasional yang tidak adil seperti itu tidak dapat diterima begitu saja.
Namun kita juga memaklumi sebagian negara di dunia merupakan reformis dari tantanan ini, bukan revolusioner. Tapi perkembangan dunia kini, dimana dunia Timur sedang naik dan dunia Barat sedang menurun, maka kita dapat melihat bahwa tatanan internasional yang langka itu sendiri harus memulai berbagai perubahan, dari penggantian G7 oleh G20 di bidang ekonomi ditambah promosi Tiongkok dengan popularitas inisiatif "OBOR" dll dapat terlihat cermin dari hal ini.
Sekarang Rusia telah mengubah operasi militer menjadi skala besar dan kontroversial, dalam arti telah menjadi revolusioner yang menumbangkan tatanan lama, ini memiliki dampak besar pada evolusi pola dunia. Tidak diragukan lagi, konflik antara Rusia dan Ukraina sekali lagi membuktikan bahwa dunia telah memasuki "era pasca-Amerika". Era hegemoni AS tampaknya akan berakhir. Sistem Sekutu seperti NATO, termasuk hegemoni dolar AS, dll, mungkin secara bertahap menurun di sepanjang jalan, tatanan internasional baru yang benar-benar multi-kutub telah mulai tumbuh.
Banyak peneliti yang beranggapan akan lahir dalam proses interaksi revolusi dan reformasi yang bergejolak. Dalam hal ini, apakah Rusia dapat mencapai tujuan pertama demiliterisasi, de-Nazifikasi, dan netralisasi Ukraina akan memiliki signifikansi indikator yang sangat penting menjadi perhatian kita semua.
Jika tujuan ini dapat dicapai, itu sudah berarti telah tercapai pada awalnya. Dua tujuan terakhir Rusia adalah untuk melemahkan NATO dan mengguncang tatanan internasional yang didominasi oleh AS.