Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Krisis dan Perang Rusia-Ukraina Suatu Pembelajaran

17 Maret 2022   17:29 Diperbarui: 18 Maret 2022   08:16 1797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: researchgate.net

Selain itu, kita juga dapat mengatakan bahwa rekonstruksi pasca gempa dan cetak biru bagaimana merencanakan rekonstruksi ini di masa depan juga merupakan konflik semacam itu.

Kita mendapati bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam krisis Ukraina tidak hanya menghancurkan rasa percaya yang rapuh di antara mereka, tetapi juga menempatkan mereka dalam dilema pembangunan mereka sendiri.

Misalnya, setelah krisis Uni Eropa-Ukraina, langsung jatuh ke dalam krisis integras, krisis utang Eropa, krisis pengungsi, berikutnya termasuk Brexit, sebenarnya membuat krisis ini terus berlanjut.

Selain itu, kita dapat melihat AS sangat jelas, baik untuk masalah demokrasi, ekonomi, diplomasi, termasuk saudara besar Ukraina atau tetangganya--Rusia. Sanksi-sanksi Barat menjadikan pihak yang menyebabkan jebakan dalam dilema pembangunan ini, yang hingga sekarang tidak tahu ke mana arah masa depan.

Hal di atas ini merupakan masalah filosofis utama, ketika tidak dapat menemukan jalur pembangunan negaranya sendiri, maka satu-satunya hanya mencari kesalahan pihak lain dengan cara mencari kambing hitam.

Yang ketiga, krisis Ukraina dapat dikatakan karena adanya pandangan monopoli Barat "historical correctness".  Krisis di Ukraina benar-benar mengakhiri atau mencegah ekspansi Barat, dan atas dasar ini mematahkan "perkembangan linier" berdasarkan "konsep historical correctness" seperti itu.

Apa yang dimaksud dengan "perkembangan linier (linear development)" yaitu  Barat berpikir bahwa setelah disintegrasi Uni Soviet, negara-negara republik Soviet satu-satunya jalan harus mengikuti atau menempuh jalan sesuai dengan demokrasi Barat.

Pandangan ini adalah semacam "perkembangan linier", yang sama sekali bukan konsep. Jadi kita dapat melihat bahwa setelah krisis Ukraina, AS dan Barat menuduh Rusia sebagai negara revisionis dan harus dihukum.

Selama krisis Ukraina telah lebih dari 100 sanksi yang dijatuhkan AS kepada Rusia. Ini meurut analis mencerminkan kebijakan baru yang diusulkan oleh Gorbachev sebelum berakhirnya Perang Dingin. Inti dari tatanan internasional, pada kenyataannya, adalah konstruksi bersama dari bangunan Eropa dan tatanan internasional liberal yang dimonopoli oleh AS setelah Perang Dingin, sehingga terjadi tabrakan antara dua kelompok pandangan tatanan.

Jika kita mempertimbangkannya dari perspektif di atas ini, itu akan menguji kemampuan suatu negara untuk menghadapi krisis yang begitu tiba-tiba. Dan keempat point inti di atas inilah yang membuat situasi di Ukraina menjadi titik kunci dari meningkatnya kompleksitas. Demikian menurut pandangan analis khusus tentang Rusia.

Situasi Ukraina Ketika Pisah Dari Uni Soviet

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun