Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pengaruh Perang Rusia-Ukraina terhadap Rantai Pasokan Pangan dan Energi Dunia

12 Maret 2022   19:35 Diperbarui: 14 Maret 2022   07:53 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi beberapa pedagang internasional karena mereka khawatir rantai pasokan akan terpengaruh, mereka mulai memilih untuk membeli dari pemasok di tempat (negara) lain yang relatif aman untuk memastikan keamanan sumber barang dagangan mereka sendiri. Dan beberapa di antaranya telah mengirim kapal pengangkutnya ke negara lain penghasil biji-bijian, mereka tidak berani berlayar ke Laut Hitam, karena khawatir jika tiba-tiba terjadi sesuatu yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan kapalnya molor, bahkan tertahan.

Jika hal ini terjadi akan sangat merugikan bagi perusahaan perdagangan tersebut. Andaikata terjadi pernundaan pengiriman karena adanya perang, meskipun pengiriman barang selamat, harga pangan ini dipastikan akan meningkat tajam.

Namun, AS justru melihat peluang bisnis dalam situasi demikian. Sejak 19 Februari, Menteri Pertanian AS, Tom Vilsack untuk menyelamatkan situasi, dia memerintahkan petani gandum AS agar meningkatkan produksi untuk mencegah masalah rantai pasokan. Tampaknya padangan AS itu benar-benar sudah jauh berpikir ke depan.

Banyak yang memperkirakan harga pangan kemungkinan akan terus mencapai titik tertinggi baru di masa depan. Hal ini dapat dilihat dari yang mendorong akan muncul tiga faktor segera setelah perang Ukriana --Rusia terjadi, yang akan terus membuat harga pangan terus naik lebih tinggi.

Faktor pertama adalah bahwa kenaikan harga energi secara tidak langsung akan meningkatkan biaya transportasi makanan, segera setelah perang ini, kita kin sudah melihat bahwa harga minyak telah mencapai lebih dari US$100, per barel yang sangat jauh lebih tinggi dari US$65 setahun yang lalu.

Lonjakan harga minyak dapat berlanjut jika situasi terus memanas, terutama ketika AS dan beberapa negara Barat telah menggunakan sanksi keuangan yang sangat berat, yang dapat menyebabkan situasi menjadi lebih buruk.

Kita juga mengetahui pengangkutan minyak seperti tanker dan truck tanki juga harus didukung oleh minyak sebagai bahan bakar. Kemudian, jika ada kenaikan harga minyak sudah barang tentu akan menyebabkan kenaikan tajam dalam biaya transportasi pengangkutan pangan gabah (biji-bijian), sehingga pada akhirnya pasti akan tercermin pada harga gabah yang naik.

Faktor kedua juga karena kenaikan harga minyak, sehingga beberapa negara akan membuat lebih banyak produk pertanian menjadi bahan bakar nabati untuk mengurangi biaya penggunaannya, untuk menggantikan energi fosil yang mahal, sehingga berakibat akan mendongkrak naik harga biji-bijian.

Kita bisa lihat, AS telah melakukan ini sebelumnya. Pada tahun 2007, sebagai tanggapan atas harga minyak internasional yang tinggi, AS mengeluarkan undang-undang energi baru yang disebut Energy Independence and Security Act (Undang-Undang Kemandirian dan Keamanan Energi), yang menyebutkan bahwa penggunaan bahan bakar bioetanol di AS akan mencapai 36 miliar galon pada tahun 2022, dan mereka juga akan mengurangi impor minyak dari luar negeri. Ini berarti AS berusaha mengurangi ketergantungannya pada minyak luar negeri.

AS beralih menggunakan ethanol sebagai bahan bakar bukan untuk menjaga kepentingan ekonomi dalam negeri AS.

Seperti yangkita kethaui sumber utama yang disebut biofuel ethanol di AS diekstraksi atau dibuat dari tanaman seperti jagung. Yang berarti AS menggunakan biji-bijian ini sebagai bahan bakar, alasan untuk melepaskan ketergantungannya pada energi fosil tradisional, seperti apa yang dikatakan AS sebelumnya, mereka perlu mengembangkan sumber energi baru, mengurangi emisi gas rumah kaca untuk melindungi lingkungan, dll. Banyak yang beranggapan ini mungkin hanya alasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun