Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pengaruh Perang Rusia-Ukraina terhadap Rantai Pasokan Pangan dan Energi Dunia

12 Maret 2022   19:35 Diperbarui: 14 Maret 2022   07:53 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ukraina yang hanya sekitar PDB US$ 180 miliar (2021) yang setara dengan penjualan Wal-Mart dalam 16 munggu, dengan terjadinya penyerbuan Rusia ke Ukraina tapi dapat menyeret kesulitan bagi seluruh Eropa. (PDB Indonesia 2021 US$ 1.150 miliar).

Komoditas dan rantai pasokan energi dan makanan sangat penting, karena Ukraina dikenal sebagai lumbung Eropa, memiliki banyak tanah hitam, dan Ukraina dan Rusia menyumbang lebih dari 1/4 ekspor gandum dunia, dan juga hampir juga mengekspor 20 % jagung dan 80% minyak bunga matahari, tetapi dengan situasi memanas terkahir ini, rantai pasokan tanaman pangan di seluruh dunia juga terpukul.

Harga hasil tanaman pangan seperti gandum dan jagung telah meningkat tajam. Seperti yang kita ketahui harga pangan internasional telah meningkat cukup tinggi sebelum perang pecah. Selanjutnya mari kita lihat data pada 22 Februari tahun ini, Chicago futures trading jagung dan gandum berjangka semuanya meningkat.

Pada hari yang sama, kontrak bulan Mei yang paling aktif diperdagangkan di pasar jagung Chicago Board of Trade (CBOT) ditutup pada US$ 6,725 per bushel (gantang), naik 19,75 sen atau 3,03% dibandingkan hari perdagangan sebelumnya, per bushel, naik 48,5 sen dari hari perdagangan sebelumnya, atau 6,03%. (Pada Maret ini telah naik menjadi US$ 759 per bushel).

Dari awal tahun ini hingga Februari, harga gandum Chicago berjangka telah meningkat sebesar 12%, dan harga jagung berjangka juga telah meningkat sebesar 14,5%.

Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO/ United Nations Food and Agriculture Organization) juga merilis laporan bulanan tentang harga secara virtual di seluruh dunia pada awal tahun ini.

Dalam laporan ini dikatakan bahwa indeks harga biji-bijian pada tahun lalu 28,1% lebih tinggi dari tahun 2020, sehingga indeks harga sereal tahun lalu mencapai tingkat tertinggi dalam rata-rata 10 tahun.

Dibandingkan dengan 27,2% pada tahun 2020, harga jagung di sini telah meningkat sebesar 44%, dan gandum juga telah meningkat sebesar 31%. Harga pangan benar-benar telah meningkat banyak.

Sumber: fao.org
Sumber: fao.org
Jadi mari kita lihat kembali ke Ukraina. Tanaman pangan utamanya adalah gandum, barley dan rye, dan juga merupakan produsen jagung utama. Banyak negara Eropa bergantung pada Ukraina untuk impor makanan mereka.

Rusia juga merupakan pemasok gandum terbesar di dunia. Seperti yang disebutkan sebelumnya, Rusia dan Ukraina bersama-sama menguasai 29% pasar ekspor gandum dunia.

Bahkan, wilayah yang terkena dampak kenaikan harga pangan tidak hanya Eropa, tapi jauh lebih banyak lagi. Seperti beberapa bagian dari Timur Tengah dan Afrika, dan negara-negara yang bergantung pada jagung Ukraina akan menderita, terutama jika pasokan pangan ke wilayah Laut Hitam terganggu, maka akan mempengaruhi total pasokan dari seluruh dunia, karena beberapa pembeli besar di Timur Tengah dan Afrika mungkin harus mencari eksportir biji-bijian lain di tempat/negara lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun