Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Rusia Menyerang Ukraina, Apakah Tiongkok Juga Akan Menyerang Taiwan?

7 Maret 2022   07:59 Diperbarui: 9 Maret 2022   07:43 2107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal induk pengangkut pesawat tempur milik China pertama kali terlihat memasuki wilayah Selat Taiwan pada Januari tahun lalu (2020).| Sumber: AFP via Kompas.com

Dalam hal ini, satu-satunya cara bagi mereka adalah merangkul pendukung reunifikasi, membiarkan Tiongkok daratan memasok listrik, dan membantu mereka melawan dumping yang berbahaya dari pemasok luar negeri.

Bagi Tiongkok Daratan Reunifikasi Dapat dengan Tanpa Kekuatan

Pada Oktober 2021, Presiden Rusia Vladimir Putin pernah mengatakan bahwa Tiongkok "tidak perlu menggunakan kekuatan" untuk mencapai tujuannya menyatukan kembali Taiwan, sebuah pernyataan yang menarik banyak perhatian dan interpretasi yang berbeda.

Putin membuat pernyataan ini selama percakapan dengan pembawa acara CNBC Hadley Gamble di Moskow pada konferensi Pekan Energi Rusia bulan Oktober 2021.

Dalam sebuah wawancara CNBC, Putin mengatakan pidato Xi Jinping (tahun itu) menyebutkan kemungkinan reunifikasi damai, serta "filosofi nasional" Tiongkok dan Putin mengatakan: "Saya tidak melihat adanya ancaman militer."

Pemimpin Tiongkok Xi Jinping mengatakan pada pertemuan peringatan 110 tahun Revolusi 1911 bahwa Tiongkok akan mematuhi kebijakan dasar "penyatuan kembali secara damai, satu negara dengan dua sistem", serta "Prinsip Satu Tiongkok dan Konsensus 1992" untuk mempromosikan pembangunan damai hubungan lintas selat dan mewujudkan sejarah reunifikasi adalah tugas ibu pertiwi.

Putin juga mengatakan, "Saya tidak berpikir Tiongkok perlu menggunakan kekuatan. Tiongkok ekonominya sudah sangat kuat. Dalam hal paritas daya beli, ekonomi Tiongkok kini telah melampaui AS untuk menjadi yang pertama di dunia." "Dengan meningkatkan potensi ekonomi ini, Tiongkok memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan nasionalnya, dan saya tidak melihat adanya ancaman."

Alasan mengapa pernyataan Putin menarik perhatian adalah karena situasi di Selat Taiwan yang terus tegang belakangan ini. Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan mengumumkan bahwa sejak tahun lalu jumlah dan frekuensi jet tempur PLA yang memasuki Zona Identifikasi Pertahanan Udara Taiwan terus meningkat.

Tiongkok melihat Taiwan sebagai provinsi terpisah yang membangkang, sementara Taiwan melihat dirinya sebagai negara berdaulat, sebagian orang Taiwan percaya bahwa mereka sudah menjadi sebuah negara, baik secara resmi dinyatakan merdeka atau tidak.

Pidato Putin telah menarik banyak perhatian dan juga memicu interpretasi yang berbeda.

Wang Kunyi, ketua Institut Strategi Internasional Taiwan, menulis di "China Times" Taiwan bahwa pernyataan Putin dimaksudkan untuk "membebaskan Taiwan". Putin mengatakan bahwa Tiongkok "tidak perlu menggunakan kekuatan" dan dapat mencapai tujuan reunifikasi dengan mengandalkan kekuatan ekonominya. Dia yakin pernyataan Putin akan disambut baik oleh masyarakat Taiwan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun