Jerman Salah Satu Sumber Awal Teknologi Kereta Maglev
Jerman adalah salah satu sumber paling awal teknologi kereta maglev. Pada tahun 1989, Jerman memproduksi generasi pertama kereta api maglev yang dikembangkan sendiri, dan terus ditingkatkan dan kecepatan ditingkatkan. Kini kereta maglev generasi kesembilan di Jerman bisa mencapai kecepatan 550 kilometer per jam.
Di antara pesaing teknologi maglev pada abad terakhir, Jepang dan Jerman teknologinya tidak kompatibel satu sama lain.
Namun, akhirnya kereta sistem ini tidak digunakan, karena terjadi kecelakaan saat uji lapangan tahun 2006, yang menewaskan 25 orang telah memicu protes dari pihak terkait, Jerman sejak itu mengumumkan penghentian proyek kereta maglev.
Setelah Jerman mengesampingkan teknologi levitasi magnetik, Tiongkok justru tidak menyerah, dan melanjutkan penelitian dan pengembangan atas dasar memastikan keamanan dan keselamatannya.Â
Pada awal abad ini, Tiongkok memilih untuk memperkenalkan dan memasukkan teknologi kereta maglev dari Jerman pada jalur khusus maglev Shanghai dengan kecepatan 400 kilometer per jam.
Selain Shanghai, Changsha (Zhangsha) telah membangun jalur levitasi magnetik vulgar (sederhana) buatan dalam negeri Tiongkok yang pertama. Saat ini, jalur ekspres maglev Changsha telah berhasil mencapai peningkatan kecepatan penuh, yang merupakan terobosan besar lainnya di bidang teknis setelah teknologi maglev Tiongkok diubah dari eksperimen ke praktik nyata.
Pada saat yang sama, proyek ini juga merupakan rute maglev berkecepatan menengah dan rendah pertama di dunia yang dioperasikan secara komersial dengan kecepatan 140km/jam.Â
Selain kereta maglev berkecepatan rendah dan menengah, Tiongkok juga melakukan terobosan dalam penelitian dan pengembangan kereta maglev berkecepatan tinggi.
Pada awal 2011, percobaan propulsi maglev Tiongkok telah berhasil, dan kecepatan kereta dapat mencapai 623 kilometer dalam percobaan.