Sebenarnya, reklamasi pulau skala besar ini sudah rampung, tetapi pembanguan bandaranya lambat. Karena seperti diketahui membangun bandara di daratan dan lepas pantai sangatlah berbeda.
Dalam hal ini Tiongkok perlu mempertimbangkan penyelesaian masalah-masalah teknis bandara lepas pantai. Siapa pun yang tahu tentang reklamasi pulau buatan tahu bahwa fondasi reklamasi pulau demikian umumnya harus dalam puluhan meter, jika tidak akan menyebabkan sedikit kelonggaran pada tanah dasar laut dan bebatuan. Kestabilan reklamasi tanah bawah laut secara teoritis harus stabil dan harusnya lebih baik.
Pembangunan bandara ini mengacu pada bandara lepas pantai internasional besar seperti Bandara LaGuardia di New York di AS dan Bandara Kansai di Jepang, dan dilakukan dengan reklamasi lepas pantai untuk membangun pulau buatan.
Misalnya saja saat ini, jika kita menyebutkan Bandara Kansai Jepang. Bandara Kansai kini yang merupakan salah satu bandara internasional terbesar di dunia. Namun, karena ketika Jepang membangun tidak mempertimbangkan pemanasan global dan penurunan tanah selama pembangunan Bandara Kansai, kini kenyataan menyebabkan bandara secara bertahap tenggelam.
Misalnya dengan Bandara Agatti India adalah yang pertama menanggung beban. Bandara ini benar-benar bandara lepas pantai, tapi karena Pulau Agatti sendiri luasnya sangat kecil, sehingga landasan pacu bandara sangat pendek. Saat pesawat mendarat, mau tidak mau akan menghadapi bahaya mendarat di laut karena landasan pacunya terlalu pendek dan sempit. (Pulau Agatti adalah pulau sepanjang 7,6 km, terletak di karang atol yang disebut atol Agatti di Wilayah Persatuan Lakshadweep, India. Terletak di 459 km (285 mil) barat kota Kochi).
Oleh karena itu, Bandara Jinzhouwan yang dibangun oleh Tiongkok dapat dikatakan telah belajar dari pengalaman bandara di atas dan lebih berhati-hati dalam konstruksi.
Pada tahap pertama proyek akan dibangun dua landasan pacu dengan panjang 3.600 meter.Agar Pesawat Airbus A380 terbesar di dunia dapat dengan mudah lepas landas dan mendarat. Area terminal 400.000 meter persegi dan akan mampu menampung 20 juta penumpang. .
Pada proyek tahap kedua, akan ditambahkan landasan pacu dan bangunan terminal seluas 300.000 meter persegi, yang jika keseluruhan proyek selesai diharapkan dapat menampung 70 juta wisatawan.
Meskipun bandara dibangun di pulau buatan, tidak hanya dekat dengan jalan raya nasional 202 dan 201, tetapi juga dekat dengan Jalan Tol Shenyang-Dalian, dan lalu lintasnya sangat nyaman.