TSMC (Taiwan Semiconductor Manufacturing Co.), adalah produsen kontraktor chip semikonduktor terbesar di duni atau dikenal sebagai sirkuit terpadu, atau hanya disebut chip yang memberi daya pada ponsel, laptop, mobil, jam tangan, lemari es, dan lainnya. Kliennya termasuk Apple, Intel, Qualcomm, AMD, dan Nvidia.
Perusahaan senilai $550 miliar saat ini mengendalikan lebih dari setengah pasar global untuk chip yang dibuat berdasarkan pesanan dan memiliki cengkeraman yang lebih ketat pada prosesor paling canggih, dengan lebih dari 90% pangsa pasar menurut beberapa perkiraan.
Sumsung (Sumsung Electronics Co. Ltd) adalah produsen utama komponen elektronik seperti baterai lithium-ion, semikonduktor, sensor gambar, modul kamera dan tampilan untuk klien seperti Apple, Sony, HTC dan Nokia.
Ini adalah produsen ponsel dan smartphone terbesar di dunia, dimulai dengan Samsung Solstice asli dan kemudian, popularitas jajaran perangkat Samsung Galaxy.
Perusahaan ini juga merupakan vendor utama komputer tablet, khususnya koleksi Samsung Galaxy Tab yang didukung Android, dan dianggap mengembangkan pasar phablet dengan perangkat keluarga Samsung Galaxy Note.
Mereka telah mengembangkan smartphone berkemampuan 5G termasuk Galaxy S21 dan ponsel yang dapat dilipat termasuk Galaxy Z Fold 3, Â telah menjadi produsen televisi terbesar di dunia sejak 2006, dan produsen ponsel terbesar di dunia sejak 2011 hingga 2021.
Sumsung Semiconductor, Inc. (SSI) adalah anak perusahaan multi-miliar dolar dari Samsung Electronics, Ltd. Dengan berbagai solusi semikonduktor terkemuka di industri, yang memungkinkan pertumbuhan inovatif di segmen pasar dari pusat data hyperscale dan otomotif hingga IoT, seluler, dan elektronik konsumen.
Samsung telah  menjadi produsen chip memori terbesar di dunia dari 2017 hingga 2018, telah menjadi perusahaan semikonduktor terbesar di dunia, secara singkat melengserkan Intel, yang menjadi juara selama beberapa dekade.
"National Defense Production Act (DPA)" AS Â Â
Disahkan pada bulan September 1950 pada awal Perang Korea, DPA dimodelkan pada UU untuk Penguatan Perang (War Powers Act) untuk tahun 1941 dan 1942, yang memberi Presiden Franklin D. Roosevelt otoritas yang luas untuk mengendalikan ekonomi domestik selama P.D II.
Undang-Undang Produksi Pertahanan (DPA/Defense Production Act) asli memberi presiden AS serangkaian kekuasaan yang luas, termasuk kemampuan untuk menetapkan upah dan harga, serta menjatah barang-barang konsumsi, meskipun tidak semua kekuasaan ini telah diperbarui. UU tersebut telah terus-menerus disahkan ulang oleh Kongres, yang terbaru dalam UU Otorisasi Pertahanan Nasional John S. McCain tahun 2019. UU tersebut akan berakhir pada tahun 2025.
