Maka dari itu, restoran ini mendesain masakan Jepang yang umum, dan bahan baku masakan ini berasal dari berbagai prefektur di Jepang. Menurut adat Jepang, restoran ini harus menunjukkan asal usul dari makanannya.
Namun, tampaknya untuk menghindari kemungkinan kontroversi di Prefektur Fukushima. Restoran ini kali ini tidak memberikan deskripsi rinci tentang ketentuan tersebut, yang tidak sejalan dengan praktik Jepang. Namun, perilaku propaganda prefektur Fukushima mengungkapkan situasi sebenarnya dari restoran ini.
Ini karena Prefektur Fukushima secara sepihak mempromosikan bahan-bahan yang disediakan selama periode ini, dan kata-kata promosi tidak terhindari dari Olimpiade. Namun, teman-teman asing tidak mendukung pendekatan Fukushima, setelah media Korsel melaporkannya, netizen Korsel yang  pertama meramaikan permasalahan ini.
Tidak sulit untuk memahami reaksi sengit dari netizen Korsel. Sebelum ini, Jepang telah menyebabkan efek buruk di laut sekitarnya karena kebocoran pembangkit listrik tenaga nuklir, yang pada gilirannya menyebabkan orang-orang di negara-negara tetangga khawatir tentang keamanan pangan.
Korsel telah lama menentang Jepang dalam masalah nuklir. Pada Maret 2013, karena perlakuan Jepang yang tidak tepat terhadap air limbah nuklir, Korsel mulai membatasi impor makanan laut dari Jepang dan melarang makanan laut dari delapan kabupaten Jepang sekaligus.
Setelah berita tentang bahan-bahan yang mungkin disediakan untuk atlet keluar, rasa marah netizen sekali lagi disegarkan, Banyak orang mengatakan bahwa pasokan Prefektur Fukushima harus ditentang, dan bahkan yang lebih ekstrim lagi mengatakan bahwa Jepang harus dilarang menjadi tuan rumah Olimpiade.
Reaksi netizen sebenarnya adalah bahaya tersembunyi yang terkubur oleh tingginya ketidak-sepakatan tentang penanganan polusi antara kedua negara ini.
Demikian juga menjadi kekhawatiran dari negara-negara sekitar Jepang, termasuk keluatan kita yang luas yang dapat mencemari perikanan dan produk laut kita se Nusantara ini .......
Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri
Whatstrending, IAEA, Washington Post, Fisheries, DW, wtatennis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H