Anggota delegasi Jepang lebih lanjut berargumen bahwa: "Kami melakukan ini sesuai dengan praktik dan standar internasional, dengan mempertimbangkan lingkungan, kesehatan, dan keselamatan manusia sepenuhnya. IAEA memerlukan pemantauan yang ditingkatkan, dan pemerintah Jepang akan terus bekerja dengan lembaga internasional. masyarakat untuk memberikan informasi secara tepat waktu dan transparan. Dan bukti ilmiah"
Namun, dalam menghadapi pidato perwakilan Jepang tanpa substansi, Cong Ze, anggota delegasi Tiongkok di Jenewa, membantah: "Lebih dari sebulan yang lalu, pihak Jepang mengabaikan pertanyaan dan oposisi serta kebaratan dari pihak domestik dan asing, tanpa mengtuntaskan langkah-langkah pembuangan yang aman dan langkah-langkah komprehensif, belum mengungkapan informasi yang relevan, tanpa sepenuhnya berkonsultasi dengan masyarakat internasional dan negara-negara tetangga, secara sepihak memutuskan untuk membuang air limbah yang tercemar nuklir ke laut dan tidak bertanggung jawab"
Cong Ze mengutip laporan ahli dari IAEA bahwa jika air limbah yang mengandung tritium pencemar dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima dibuang ke laut, itu akan berdampak pada lingkungan laut dan kesehatan masyarakat negara-negara tetangga.
Pada saat yang sama, masih belum ada radionuklida (radionuclides cesium 134Cs and 137Cs) lain dalam air limbah yang telah diolah, dan perlu dimurnikan lebih lanjut. "Institut Ilmu Kelautan Jerman juga menunjukkan bahwa ada arus laut terkuat di dunia di sepanjang pantai. Zat radioaktif dalam waktu 57 hari akan meluas dan menyebar ke setengah wilayah Pasifik, sepuluh tahun kemudian akan menyebar ke lautan dunia. Pakar nuklir Greenpeace menunjukkan bahwa karbon-14 dalam air limbah nuklir Jepang adalah berbahaya pada tahun sebelumnya dan dapat menyebabkan kerusakan genetik."
Cong Ze menyimpulkan: "Oleh karena itu, masalah penanganan air limbah dari kecelakaan PLTN bukan hanya masalah domestik di Jepang. Kami sangat mendesak Jepang untuk mengakui tanggung jawabnya sendiri, menjunjung tinggi sikap ilmiah, dan memenuhi kewajiban internasionalnya, harus menanggapi kekhawatiran serius warga domestik dan negara-negara tetangga."
Lebih lanjut Cong Ze mengatakan: "Jepang harus mengkaji kembali isu panduan pembuangan air limbah nuklir pembangkit listrik tenaga nuklir, kemudian sepenuhnya dirundingkan dengan semua pemangku kepentingan dan IAEA, dan sebelum mencapai kesepakatan, pembuangan laut tidak boleh dilakukan tanpa izin. Tiongkok akan terus memperhatikan dan memantau perkembangan dan berhak untuk membuat reaksi lebih lanjut"
Pidato kedua belah pihak sudah berakhir, dan orang khusus utama (pihak Jepang) dari pertemuan itu awalnya berencana untuk mengakhiri pembelaan.
Tapi pada saat ini, pihak Jepang tiba-tiba meminta untuk menggunakan hak jawab lagi. Perwakilan Jepang mengatakan, "Kami ingin menekankan bahwa tindakan yang telah kami ambil sejalan dengan standar dan praktik internasional. Kami juga dapat mementingkan keselamatan dan kesehatan masyarakat, kami selalu menunjukkan bahwa kami dan masyarakat internasional bekerja sama dan transparan."
Labih lanjut pihak Jepang menyatakan: "Jika pihak Tiongkok bersikukuh menyelidiki masalah ini, maka pihak Tiongkok tidak perlu berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo di Jepang, bagaimanapun ini alah masalah ketidak-percayaan terhadap Jepang."
Sesuai dengan aturan, pihak Tiongkok juga membuat pembelaan terakhir dan membalas: "Fakta telah membuktikan bahwa penanganan Jepang terhadap kecelakaan pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima telah berulang kali mengecewakan rakyat domestik dan komunitas internasional. Kami harus mengatakan kepada pihak Jepang : 'Rasionalitas Keamanan' Â Rasionalitas dalam keilmiahan 'pembuangan yang aman', serta keaslian dan kredibilitas data dan informasi yang diberikan, menimbulkan tanda tanya besar. Pembuangan air limbah nuklir tidak bisa menjadi pilihan pertama, apalagi satu-satunya pilihan. Jepang harus bertanggung jawab atas kesehatan manusia dan ekologi untuk memeriksa kembali dan mencabut keputusan yang salah. Jika Jepang menggunakan ini sebagai alasan untuk menolak partisipasi Tiongkok di Olimpiade Tokyo, akan lebih baik bagi Tiongkok untuk tidak berpartisipasi dalam Olimpiade semacam itu."