Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

"Standar Ganda" AS dan Barat Penyebab Permusuhan dengan Negara Dunia Ketiga Terutama Tiongkok

1 Februari 2021   15:09 Diperbarui: 1 Februari 2021   15:24 1165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: via hindustantimes.com

Padahal, karya ini hanyalah lukisan grafis komputer yang dibuat oleh pelukis muda Tiongkok berdasarkan laporan resmi Australia.

Gambar ini dibuat oleh Fu Yu, seorang seniman grafis komputer politik yang dikenal secara online sebagai Qilin.

Sumber: sputniknews.com
Sumber: sputniknews.com
Kita mungkin masih ingat bahwa awal tahun lalu sebuah surat kabar Denmark menerbitkan kartun yang menggambarkan bendera Tiongkok dengan pola virus corona, pihak Tiongkok menyatakan protes keras.

Namun, Perdana Menteri Denmark dengan fasih berargumen bahwa "Kami di Denmark memiliki kebebasan berbicara dan kebebasan berkarya melukis."

Jadi apa yang selalu ingin dikatakan Qilin tentang kasus-kasus ini? Ini adalah "Standar Ganda". Hal yang sama terjadi di Barat adalah standar, tapi untuk yang terjadi di Tiongkok, dan terjadi di negara non-Barat adalah standar lain.

Faktanya, dalam jangkauan yang lebih luas, Barat mengadopsi standar ganda hampir di semua tempat/bidang.

Di bidang politik, AS telah lama menganggap dirinya sebagai "mercu-suar demokrasi" dan "hakim HAM". Mereka menerbitkan buku putih HAM yang mencerminkan keinginan AS setiap tahun untuk mengomentari situasi HAM dari semua negara di dunia. Ini adalah standar untuk negaranya sendiri dan sekutunya. Bagi Tiongkok dan negara lain adalah dengan standar lain.

Dalam bidang ekonomi, AS telah melabeli Tiongkok sebagai "state capitalism/kapitalisme negara", "economic nationalism/nasionalisme ekonomi", dan "merchantism/merkantilisme".

Kapitalisme negara adalah sistim ekonomi komerasial terutama untuk meraih keuntungan dipegang oleh negara, alat produksi diorganisir dan diurus oleh BUMN.

Nasionalisme ekonomi, juga disebut patriotisme ekonomi dan populisme ekonomi, adalah ideologi yang mendukung intervensi negara atas mekanisme pasar lainnya, dengan kebijakan seperti kontrol domestik terhadap ekonomi, tenaga kerja, dan pembentukan modal, bahkan jika ini memerlukan pengenaan tarif dan pembatasan lainnya. tentang pergerakan tenaga kerja, barang dan modal.

Merchantism/merkantilisme adalah kebijakan ekonomi yang dirancang untuk memaksimalkan ekspor dan meminimalkan impor bagi suatu perekonomian. Ini mempromosikan imperialisme, kolonialisme, tarif dan subsidi barang yang diperdagangkan untuk mencapai tujuan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun