Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengapa AS Susah Melakukan Reformasi Konstitusi?

29 Desember 2020   14:42 Diperbarui: 1 Januari 2021   02:04 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.penguin.com.au

Tetapi mereka tidak tahu bahwa bahaya yang dibawa oleh kekuatan pasar disebut market power. Dia mengatakan bahwa orang AS telah percaya dengan buta selama bertahun-tahun bahwa setiap orang mengejar maksimalisasi kepentingan mereka sendiri dan secara otomatis meningkatkan kesejahteraan keseluruhan masyarakat.

Namun hasilnya tidak demikian, praktik model ekonomi neoliberal di AS selama beberapa dekade terakhir telah membuktikan bahwa mereka telah melahirkan "hak monopoli di pasar" di mana-mana.

Kemudian Stiglitz lebih memperdalam analisisnya, dia mengatakan bahwa politik AS salah, dan terlalu banyak orang percaya bahwa pemilu berarti demokrasi.

Orang Amerika tidak mengerti bagaimana uang dapat mengganggu demokrasi, mereka juga tidak mengerti bagaimana elit AS menggunakan uang untuk membentuk kembali sistem ekonomi dan politik AS. (Bagaimana dengan sistem pemilu Indonesia sekarang?)

Dengan demikian, mereka semakin terkonsentrasi pada kekuatan ekonomi dan politik mereka.

Stiglitz berkata AS telah terjerumus ke dalam perangkap "satu dolar, satu suara." Semua orang tahu bahwa satu orang, satu suara dalam bahasa Inggris adalah One Man One Vote. Sekarang dia mengatakan itu bukan Satu Orang Satu Suara, tetapi telah menjadi Satu Dolar Satu Suara. Dikatakan bahwa sistem politik AS saat ini dimanipulasi oleh uang. Dalam kata-kata lain itu telah dimanipulasi oleh kekuatan modal.

Stiglitz mengatakan bahwa nilai-nilai AS juga salah dan ada yang tidak beres. Orang AS telah lupa bahwa ekonomi harus melayani masyarakat, bukan sebaliknya.

AS mengacaukan tujuan dan cara. Globalisasi seharusnya menciptakan ekonomi yang lebih kuat dan membuat ekonomi melayani masyarakat dengan lebih baik.

Tapi di AS hasilnya tidak begitu. Stiglitz mengatakan bahwa AS saat ini menghadapi tantangan yang sangat serius, AS ternyata telah menjadi negara di mana minoritas bermain dan menguasai mayoritas, dan minoritas meremehkan hak-hak mayoritas.

Misalnya, sebagian besar orang AS ingin adanya mengendalikan senjata, menaikkan upah minimum, dan menikmati asuransi kesehatan universal.

Tapi mereka tidak bisa mewujudkan. Dia menyebut ada segelintir orang AS yang menjadi penghisap. Mereka punya kepentingan dan agenda sendiri. Mereka tahu bahwa kepentingan dan agenda mereka sendiri tidak bisa didukung oleh mayoritas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun