Menurut beberapa ahli berpendapat bahwa setelah Biden mengambil alih kekuasaan, AS boleh bergabung dengan CPTPP, tetapi hal itu tampaknya tidak akan mudah, karena kecenderungan pemikiran anti-globalisasi ini sangat meluas di AS.
Biden mengatakan dia akan menunggu dulu untuk merundingkan kesepakatan perdagangan yang baru. Dia ingin memfokuskan energinya pada pandemi, pemulihan ekonomi, dan berinvestasi di bidang manufaktur dan teknologi AS. (New York Times 15/11/20).
Meskipun Tai mungkin lebih menyukai kerja sama yang lebih besar dengan sekutu, kepemimpinannya sebagai USTR belum tentu menandakan akan adanya perubahan sikap yang lebih keras terhadap Tiongkok selama era Trump. (CNBC 10/12/20)
Biden mengatakan dalam wawancara "New York Times" baru-baru ini bahwa dia tidak akan segera menghapus tarif kepada Tiongok dan sebaliknya akan mempertimbangkan berbagai taktik ketika mempertimbangkan cara terbaik untuk bersaing dengan Beijing.
"Saya tidak akan melakukan tindakan langsung, dan hal yang sama berlaku untuk tarif. Saya tidak akan mengurangi pilihan saya" kata Biden kepada kolumnis Thomas Friedman dalam sebuah wawancara awal bulan ini.
Presiden terpilih AS ini telah menolak untuk mengatakan apakah dia akan mendukung bergabung dengan perjanjian perdagangan tertentu. Salah satu tindakan pertama Presiden Donald Trump adalah menghapus AS dari Kemitraan Trans-Pasifik (TPP), yang dinegosiasikan oleh pemerintahan Obama dengan 11 negara lain.
TPP mengecualikan Tiongkok dan merupakan landasan upaya Obama untuk memperkuat pengaruh AS di Asia. Tiongkok sejak itu telah menandatangani Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) dengan 14 negara lain, sebuah perjanjian perdagangan yang mengecualikan AS dan mencakup sekitar 30% ekonomi dunia.
Biden telah berjanji untuk menjelaskan lebih detail tentang perjanjian mana yang akan dia dukung setelah pelantikannya, tetapi telah berulang kali menekankan pentingnya bekerja dengan sekutu untuk menetapkan "aturan jalan" perdagangan global.
Saat ini tampaknya Tiongkok sangat percaya diri. Contohnya, mereka secara aktif mempertimbangkan untuk bergabung dengan CPTPP. Ini sama saja dengan menantang AS. Tunjukkan keberanian AS yang sebenarnya untuk merangkul globalisasi dan multilateralisme.
Langkah Obama untuk mempromosikan TPP di masa lalu juga memaksa negara-negara ASEAN untuk memulai merundingan RCEP pada tahun 2012-13, karena ASEAN menilai bahwa perjanjian perdagangan internasional yang mengecualikan Tiongkok tidak realistis.