Sejak DPP (Democrative Progressive Party) berkuasa dari tahun 2016, mereka telah menolak untuk mengakui "Konsensus 1992" telah memperkenalkan apa yang disebut "kebijakan ke arah selatan" tetapi efeknya tidak baik. RCEP akan semakin memperparah "kebijakan ke selatan" ini.
(Konsensus 1992/Konsensus Satu Tiongkok adalah sebuah istilah yang merujuk pada hasil pertemuan tidak resmi antara perwakilan RRT (Republik Rakyat Tiongkok) dari Daratan Tiongkok dan Republik Tiongkok dari Tiaiwan. Istilah ini bermakna bahwa kedua Tiongkok mengakui bahwa hanya ada satu Tiongkok tetapi kedua belah pihak dibebaskan untuk menginterpretasikan definisi dari "satu Tiongkok" itu sendiri-sendiri. RRT mendefinisikan bahwa hanya ada satu kedaulatan Tiongkok dan RRT adalah satu-satunya perwakilan sah dari kedaulatan tersebut. Partai Guoimintang dari Republik Tiongkok juga mendefinisikan hal yang sama, dimana Republik Tiongkok adalah satu-satunya perwakilan sah.)
Jika Tiongkok daratan mulai melakukan menghukum berat "pro-kemerdekaan Taiwan" dan ingin mempercepat promosi reunifikasi nasional, mereka juga akan menyesuaikan kebijakan ekonominya terhadap Taiwan, maka kekuatan "pro-kemerdekaan Taiwan" pasti akan mengalami kemerosotan yang lebih parah.
TPP (Trans Pacific Partnership Agreement)
Jadi melihat ke belakang, kali ini RCEP mengalami perubahan haluan. Tiongkok dapat dikatakan sangat ingin berterima kasih kepada Presiden Trump dari AS. Saat itu, Pada era Presiden Obama melakukan segala upaya untuk membangun TPP, yang juga dikenal sebagai "Perjanjian Kemitraan Trans-Pasifik." Ini adalah perjanjian produksi dan perdagangan yang mengecualikan Tiongkok.
Lalu ada banyak konten yang melibatkan perusahaan milik negara, kekayaan intelektual, perlindungan lingkungan, kebebasan data, serikat pekerja independen, dll.
Jadi mereka mencoba untuk menempatkan AS di posisi teratas dalam pembagian kerja dalam rantai industri internasional, sementara Jepang berada di kelas menengah ke atas, dan produksi kelas menengah dan bawah diubah dari Tiongkok ke Vietnam di negara-negara Asia Tenggara, sementara Kanada, Australia, Selandia Baru, Chili, dan Peru Bertanggung jawab menyediakan bahan baku.
Kesepakatan TPP ditanda tangani pada Februari 2016, tetapi Trump mengumumkan menarik diri dari TPP pada hari pertama setelah dia menjabat di Gedung Putih. Dia yakin bahwa globalisasi ekonomi telah menyebabkan keroposnya industri Amerika, pengangguran, dan jurang yang sangat besar antara kaya dan miskin.
Seperti kita ketahui bersama, kebijakan Trump adalah kebalikan dari globalisasi dan reformasi asuransi kesehatan yang dipromosikan oleh Obama (Obama care). Dia menganjurkan agar AS memprioritaskan kembalinya lagi manufaktur ke AS daripada ke Asia Tenggara.
Jepang sangat kesal dengan AS membubarkan TPP. Maka Jepang terus mempromosikan pembangunan CPTPP (Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership) atau "Perjanjian Kemitraan Trans-Pasifik Komprehensif dan Progresif" tanpa partisipasi AS dalam CPTPP.
Sekarang kesepakatan ini sudah berlaku, tapi dampaknya sejauh ini belum terlalu besar.