Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pertempuran Sengit Tiongkok-Vietsel, Komandan Laut Vietsel Ha Van Ngac Menyusun Jalur Pelarian

6 Desember 2020   15:28 Diperbarui: 6 Desember 2020   16:41 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Situasi saat itu di ujung utara medan perang, hanya kapal No. 389 yang rusak parah, kapal Vietsel No. 10 sudah hampir lumpuh, dan yang tersisa kapal Vietsel No. 16 mundur dari medan perang.

Saat itu,  kapal Tiongkok No. 389 sedang menghadapi ancaman yang mematikan.  Wei Mingsen sebagai panglima tertinggi serangan balik Xisha, segera memerintahkan kapal No. 389, dan No. 271 No. 274 kapal pemburu selam untuk bergabung untuk menyerang kapal Vietsel No. 16.

Sekali lagi, dia sangat memahami manuver Armada Vietnam Selatan ini, kapal ini seolah lari tapi  berlari berkeliling, dengan cepat menuju ke barat sepanjang jalan aslinya, dan kembali pada jalur mulanya. Wei Mingsen mengerti bahwa meskipun kapal ke-16 telah mundur dari medan perang, krisis kapal Tiongkok No. 389 belum selesai.

Karena dia melihat kapal No. 389 benar-benar diselimuti asap dan api saat itu, dengan ledakan yang berderak, haluan kapal No. 389 mulai terangkat, buritannya tenggelam, dan dek buritannya tenggelam di laut. Semua menunjukkan bahwa kapal No. 389 dapat tenggelam setiap saat, maka yang terpenting adalah melakukan pendaratan secepatnya ke pantai. Wei Mingsen dapat melihat semua ini, dan kapten kapal No. 389, Xiao De'wan, juga memahami bahwa kapal No. 389 telah mencapai ambang hidup dan mati. Apa yang harus saya lakukan selanjutnya?

Dalam rekaman bercakapan antara Zou  Zongyi dan Xiao De'wan di museum masih bisa didengarkan hingga kini. (sumber suara 7:48: Zuo Zongyi. Saat itu, dia adalah komandan armada kapal penyapu ranjau No. 396 Armada Angkatan Laut Tiongkok)

Zou  Zongyi bertanya kepada Xiao De'wan: 389 saya tanya, apakah anda masih bisa berlayar.

Xiao De'wan menjawab: Masih bisa.

Zuo Zongyi: Apakah Anda tahu cara berlayar ke pulau Chenhang untuk mendarat. Naik ke darat.

Tadinya Xiao De'wan masih ingin meminta instruksi, tapi sudah terlambat...

Xiao De'wan, yang saat itu adalah komandan armada kapal penyapu ranjau 389. Zuo Zongyi berada di kapal No. 396 tidak jauh dari kapal No. 389. Menurut situasi kapal 389 saat itu, jika kapal tidak mendarat di pantai tepat waktu, akan ada bahaya tenggelam kapan saja. Waktu hampir habis dan sudah terlambat untuk berkonsultasi dengan atasan. Tidak ada penundaan lagi. Tempat pendaratan dipilih paling dekat dengan medan perang yaitu Pulau Chenhang, dan kemudian di bawah komando dan panduan dari Xiao De'wan kapal No. 389 berhasil mendarat di Pulau Chenhang.

Sumber: archetron.com + Ilustrasi dari youtube.com
Sumber: archetron.com + Ilustrasi dari youtube.com
Foto diatas kecil diambil saat kapal No. 389 berhasil mendarat di  pantai dan kandas di perairan dekat Pulau Chenhang. Dari foto tersebut terlihat bahwa lokasi kandasnya kapal 389 tidak terlalu jauh dari bibir pantai Pulau Chenhang. Namun, dari kapal ke pantai, para awak kapal harus berenang, Jarak pendek inilah yang telah menghabiskan sisa kekuatan terakhir dari prajurit di kapal No. 389.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun