Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pertempuran Sengit Tiongkok-Vietsel, Komandan Laut Vietsel Ha Van Ngac Menyusun Jalur Pelarian

6 Desember 2020   15:28 Diperbarui: 6 Desember 2020   16:41 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pinterest.com + Chuck Hill's CG Blog + easyatm.com.tw

Setelah membaca laporan yang disampaikan oleh Deng Xiaoping, Mao Zedong merenung sejenak, lalu melambaikan tangannya dan mengucapkan tiga kata "Berlayar saja langsung"

Mao Zedong memberikan instruksi beralyar saja langsung. Setelah mendapat instruksi tersebut, Penasihat Umum langsung memerintahkan Armada Laut Tiongkok Timur untuk melewati Selat Taiwan. Namun, semua masih belum tahu apakah bisa melewati Selat Taiwan dengan lancar. Bagaimana sikap otoritas Taiwan, pihak lain yang terlibat dalam insiden tersebut? Tidak ada yang tahu. Sebelum menceritakan misi ini bagaimana dilaksanakan, marilah kita melihat geofrafis dari Selat Taiwan.

Mari kita pahami konsep geografisnya. Selat Taiwan mengacu pada jalur air sempit yang membentang dari timur laut ke barat daya antara Taiwan dan Fujian. Panjang totalnya sekitar 370 kilometer. Sempit di utara, lebar di selatan, 200 kilometer di utara dan 200 kilometer di selatan. 410 kilometer, bagian yang tersempit selat 130 kilometer.

Bagaimana situasi saat itu untuk melewati Selat Taiwan?

Stasiun radio kantor komunikasi terus berdering, dan kertas telegram terus keluar berlembar-lembar dari mesin telegram, kemudian kata sandi di terjemahkan. Pada 21 Januari 1974, justru telegram terbanyak sejak Pertempuran Xisha, telegram ini semua dari stasiun pengamatan radar di sepanjang Selat Taiwan.

Pada 20 Januari, tiga kapal bala bantuan Armada Laut Tiongkok Timur telah berangkat dari pangkalan Zhoushan dan diperkirakan akan melewati Selat Taiwan secara rahasia pada malam tanggal 21 Januari 1974.

Menurut personel yang bertugas di Naval Intelligence Service, untuk memastikan kerahasiaan operasi yang efektif, ketika tiga kapal ketika melewati Selat Taiwan, lampu dipadamkan dan telegram hanya menerima tidak mengirim.

Lalu bagaimana mereka bisa memastikan jalannya ketiga kapal itu? Posisi stasiun pengamatan radar di sepanjang pantai perlu dilaporkan ke Markas Besar Armada Laut Tiongkok Selatan untuk komando darat. Semua posisi perjalanan ketiga kapal yang melalui selat tersebut dilaporkan ke Markas Armada. Semuanya berjalan secara intens dan tertib. Li Zhaoxin, yang bekerja pada penguraian dan analisis intelijen perang angkatan laut, pernah merangkum perasaannya saat itu dalam satu kalimat setelah perang. Dia tidak takut dengan kematian para prajurit tiga kapal di Perang Laut Kepulauan Xisha tapi justru khawatir mati di Selat Taiwan.

Saat itu semua persenjataan di tiga fregat berpeluru kendali sudah terisi dan dalam keadaan siap tempur, dan pasukan pantai juga sudah memasuki kondisi kesiapan tempur tingkat tinggi. Bisa dikatakan anak panah ada di busurnya. Dalam suasana mencekam itu, kalau betul-betul tentara Kuomintang (Taiwan) mengetahui misi ini dan bereaksi, maka peluru artileri Armada Laut Tiongkok Timur pasti akan memukul mereka dulu.

Tiga kapal bala bantuan Armada Laut Tiongkok Timur melaju di bawah komando darat dan berlayar dengan tenang dengan kecepatan 18 mil laut ke laut timur Matsu. Pukul 09.27 malam, tiga kapal bala bantuan Armada Laut Tiongkok Timur melewati perairan beberapa kilometer di sebelah timur Pulau Dongyin. Saat ini, Pulau Dongyin begitu sepi sehingga para penjaga di pulau itu tidak menyadarinya. Kemudian ketiga kapal Armada Laut Tingkok Timur itu bergerak ke luar Kepulauan Matsu 26 kilometer ke timur, diam-diam memasuki alur Selat Taiwan. Pada pukul 03.35 malam itu, Armada Laut Tiongkok Timur melewati Selat Taiwan dengan mulus melewati perairan timur Kinmen.

Menurut Li Zhaoxin, seorang penerjemah kata sandi telegram yang ikut serta dalam operasi pada saat itu, setelah melihat tiga kapal bala bantuan di Laut Tongkok Timur berhasil melewati Selat Taiwan, Zhang Yuanpei, komandan Armada Laut Tiongkok Selatan, berkata dengan gembira bahwa "Panglima Tua Ketua Mao ternyata masih mencerahkan dan hebat."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun