Menurut majalah "Modern Ship", Wei Mingsen yang pada berusia 80 tahun mengenang kembali dan menuturkan: "Armada Vietsel memilih mundur ke perairan dalam ketika angin dan ombak sangat kuat. Keadaan saat itu sangat tidak menguntungkan bagi formasi maritim kita." Lalu mengapa Wei Mingsen tetap di sana? Sudah waktunya untuk membuat keputusan seperti itu. Kedua belah pihak mengirim empat kapal perang, tetapi jaraknya sangat besar. Keempat kapal Vietsel semuanya adalah kapal besar buatan AS yang canggih. Satu kapal perusak, 2 kapal fregat dan satu kapal covette memiliki total tonase lebih dari 6000 ton. Ada 50 meriam satu meriam dengan kaliber 127 mm dan lainnya dibawah 127 mm.
Total tonase keempat kapal armada maritim Tiongkok tidak sebesar total tonase kapal Vietsel. Artileri terbesar berkaliber 85 mm, hanya dengan tiga meriam, dan dioperasikan secara manual.
Sementara kapal Vietsel pada kenyataannya telah dilengkapi meriam  otomatis atau semi-otomatis, sedang formasi maritim Tiongkok tidak hanya tidak unggul dalam hal persenjataan masa itu, tetapi juga sangat tidak memadai dalam peralatan pelindung individu.
Dalam wawancara belakangan hari Wei Xinan putra dari Wei Mingsen menuturkan: Saat itu di kapal kita tidak dilengkapi helm baja, tidak hanya para perwira dan komandan saja, bahkan untuk awak kapal yang sedang bertugas di dek pun tidak memakai helm baja. Â Jadi setelah pertempuran itu usai, saya ingat ayah saya mengatakan dalam buku hariannya bahwa dia ingin sekali agar daratan front belakang bisa segera menyiapkan helm baja kepada mereka.
Komando Tempur Beijing
Di hari yang sama, jam 7 pagi 19 Januari 1974, Ye Jianying yang berada ribuan kilometer jauhnya tiba di ruang komando tempur terlebih dahulu. Deng Xiaoping mengikutinya dengan saksama dan mendengarkan laporan sebelum perang sampai jam 10 pagi. Laporan itu datang dahulu sebelumnya. Â Kapal perang Vietnam Selatan tiba-tiba menembaki kapal perang Tiongkok, dan kapal perang Tiongkok tersebut segera merespon dengan lugas.
Berita ini membuat udara di ruang komando tempur tiba-tiba tegang, dan Ye Jianying berdiri dan bertanya kepada staf di tempat kejadian tentang pertempuran di front depan. Ketika mendengar berita formasi laut Tiongkok telah melancarkan serangan, Ye Jianying yang berusia 77 tahun itu berdiri dan memukul meja seraja memberi perintah ke front depan dengan berseru: "Pukul dengan keras! Hancurkan musuh!"
Komando Vietnam Selatan
Yang memerintah untuk menembak dari pihak Vietsel adalah Ha Van Ngac Komandan tempur maritim yang berada di kapal Vietsel No. 5 "Tran Binh Trong HQ-5" saat itu. Dalam memoarnya dia mengatakan, saat itu dia memerintahkan empat kapal Vietsel untuk menembak terlebih dahulu ke formasi maritim Tiongkok.
Tetapi sebelum memberi perintah penembakan, Ha Van Ngac menerima instruksi dari Wakil Direktur Departemen Operasi AL-Vietsel  di Saigon melalui radio -- Kim Do menanyakan: "Apakah Hiu No. 5 sudah siap?" , Ha Van Ngac menjawab: "Kami sudah di tempat." Kim Do memerintahkan "Kalau begitu tembak!" Namun Ha Van Ngac ragu dan menunggu hingga Kim Do mengulang perintah tembak dua kali untuk memastikan jika dia tidak salah dengar. Maka Ha Van Ngac mempersiapkan untuk melakukan penembakan pada formasi maritim Tiongkok, tapi sebelum memberikan perintah menembak, suatu tindakan yang aneh terjadi, dia mundur dahulu.