![Sumber: weaponsandwarfare.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/12/04/the-battle-for-the-paracel-islands-19-january-1974-1-5fc9eb58d541df0eaa527942.png?t=o&v=555)
Karena kekuatan kapal No. 5 semakin jauh perbedaan antara kedua belah pihak, setelah menerima bala bantuan, Vietnam Selatan mengumpulkan total 2 kapal freegate, 1 kapal Corvett.
Seperti yang kami sampaikan sebelumnya, Tiongkok sudah mengirimkan total 6 kapal, lalu kemana lagi kapal lainnya kecuali kapal No. 271 dan 274?
Empat kapal lainnya No. 281.282.389.396 semuanya telah berada disekitar perairan Kepulauan Xisha/Paracel.
Ha Van Ngac yang baru saja tiba di perairan Xisha, mendengar bahwa timnya pernah mengalami kerugian sebelumnya, jadi dia memutuskan untuk memamerkan kekuatannya. Ha Van Ngac kemudian menulis sebuah memoar berjudul "The Memoirs of Colonel Ha Van Ngac " yang ditulis oleh Ha Van Ngac dalam bahasa Vietnam setelah perang. Pada tahun 1999, putranya menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris dan menerbitkannya di AS.
Dalam memoar ini kita dapat melihat ketika menycertitakan kejadian ini, Ha Van Ngac menggunakan kata "show off" yang artinya "pamer". Ha Van Ngac membawa kapal No. 4, 5, dan 16 tiga buah kapal besar berlayar formasi chevron (segitiga) , dengan sombongnya melaju menuju formasi 271.
Saat itu, hari hampir senja, dan masuk akal bahwa saat itu tidak cocok bagi kapal besar untuk bermanuver setelah keluar. Ha Van Ngac mungkin tidak tahu alasan mengapa dua kapal besarnya didorong kembali oleh kapal-kapal Tiongkok saat itu. Ketika Wei Mingsen terus menyerang ke sudut buta mereka dalam satu kolom, tentara Vietnam Selatan menjadi takut lagi.
Armada Vietnam Selatan terpaksa mundur ke barat dari 'garis tengah peringatan' lagi, dan terpaksa mundur lagi. Tentu saja, Vietnam Selatan tidak akan benar-benar pergi. Ha Van Ngac, yang telah melambat, mulai merenung dan memikirkan alasannya.
Tiga frustrasi berturut-turut dan kinerja yang memalukan AL-Vietsel dalam pertempuran jarak dekat juga membuat perubahan kecil di hatinya.
Ha Van Ngac, coba mengembangkan dengan menggunakan kelebihan dan keunggulan dari artilerinya, dan bertarung dalam jarak tertentu untuk memanfaatkan daya tembaknya, dan melakukan serangan mendadak ke P. Chenhang.
Pada 19 Januari 1974, kapal Vietsel No. 4 dan No. 5 melego jangkar sekitar 500 meter dari Pulau Chenhang sesuai dengan rencana Ha Van Ngac. Lusinan pasukan katak yang mendarat di pulau itu meletakkan helm mereka di belakang punggung mereka dan mengeluarkan pistol dan belati. Merayap di tanah menuju pulau. Meskipun pasukan katak berhati-hati, mereka masih membuat suara gesekan di bebatuan karena medan yang tidak dikenal. Semua ini terlihat oleh milisi Tiongkok dan disergap, saat pemimpin peleton milisi mendengar suara berisik krikil, Â di bawah perintah komandonya, pasukan katak yang awalnya ingin melakukan serangan diam-diam disergap dan melarikan diri.