Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Satu Jam Situasi Menjelang Pertempuran Laut Vietsel-Tiongkok di Kep. Xisha Januari 1974

4 Desember 2020   15:01 Diperbarui: 4 Desember 2020   15:05 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meneruskan tulisan yang lalu:

Perang Laut Vietsel-Tiongkok di LTS 1974 Untuk Memperebutkan Kembali Kepulauan Xisha Dari Vietsel

https://www.kompasiana.com/makenyok/5fc89abfd541df5ddf3e0a42/perang-laut-vietsel-tiongkok-di-lts-1974-untuk-memperebutkan-kembali-kepulauan-xisha-dari-vietsel?page=all#section2

Sumber: en.wikipedia.org
Sumber: en.wikipedia.org
Pada pukul 2:38 pagi 8 Januari 1974, Wei Mingsen menerima laporan bahwa semua milisi dan perbekalan telah berhasil didaratkan, dan mereka bernafas lega. Dua puluh menit kemudian, walkie-talkie Wei Mingsen berdering lagi, dan pangkalan Yulin menelepon memberi Info intelijren, AL-Vietsel bersiap untuk mendarat paksa dan menargetkan Pulau Jinqing.

Alasan AL-Vetsel memilih Pulau Jinqing sebagai sasarannya sederhana, salah satunya karena sistem komando maritim Tiongkok ada di situ. Kedua, kekuatan pertahanan Tiongkok hanya terdiri dari dua kapal pemburu kapal selam ringan dan tiga kapal nelayan kecil. Orang mengira "bebek" ini sudah terbang ke mulut mereka.

Meskipun Vietsel telah melewatkan kesempatan terbaiknya untuk serangan diam-diam, tetapi situasi formasi 271 masih dalam bahaya. 12 menit kemudian, kapal Vitsel No. 16 muncul di layar radar kapal 271, namun kapal No. 16 itu tiba-tiba menghilang dalam waktu setengah menit. Ini adalah sebuah siasat, pihak Tiongkok sedikit bingung, tetapi Wei Mingsen sangat sadar, dia segera menyadari siasat kapal perang Vietsel.

Sumber: en.wikipedia.org
Sumber: en.wikipedia.org
Tampaknya kapal Vietsel No.16 mencoba untuk menghindari garis deteksi radar kapal Tiongkok 271 dengan mengitari rute ke sisi utara atau selatan Kepulauan Xisha dan kemudian mendarat di Pulau Jinqing. Jadi Wei Mingsen menduga demikian, kapal Vietsel No. 4 pasti akan mengepung formasi kapal 271 Tiongkok dan menunggu bertemu lagi dengan kapal Vietsel No.16, setelah bertemu maka diapitlah secara bolak-balik formasi 217 dan formasi 271 akan menjadi sangat pasif.

Wei Mingsen merenungkan perintah pemerintah pusat Tiongkok, untuk tidak melakukan tembakan pertama , tetapi tidak boleh dirugikan. Sekarang jika dia ingin mundur dari kapal Vietsel, dia harus bisa berinisiatif di medan perang.

Dia memikirkannya dengan hati-hati, memperhatikan pada gambar di radar, kapal Vietsel No. 16 muncul, tetapi kapal No. 4 tertambat di Pulau Ganquan (Can Tuyen/Robert Island) sengaja tidak muncul di awal sambil mengikuti formasi 271, menunda waktu untuk memungkinkan kapal No. 16 masuk ke perairan Pulau Jinqing (Suy Mong/Drummond Island) dari sudut tenggara.

Sumber: Weapons and warfare
Sumber: Weapons and warfare
Jika ini masalahnya, maka gunakan saja taktiknya. Wei Mingsen memegang walkie-talkie, dan memerintahkan formasi untuk mengadopsi taktik "rib puncher (tulang rusuk)". Apa itu "tulang rusuk"? Ini takik perang zaman kuno Tiongkok mengepung negara Wei dan menyelamatkan negara Zhao (Mengacu pada taktik menyerang benteng belakang musuh untuk memaksa musuh yang menyerang untuk mundur).

Dua kapal penyerang, No. 4, adalah kapal komando dengan bobot muat penuh 1.850 ton, yang hampir enam kali lipat dari kapal perang Tiongkok No. 271, 274.

Hal ini membuat freeboard kapal No. 4 jauh lebih tinggi dari pada dua kapal kecil Tiongkok, namun di bagian bawahnya adalah titik buta untuk bisa ditembak. Jika kapal No.  271, 276 dapat meluncur di bawah freeboardnya, tembakan mereka tidak dapat mengenai dua kapal kecil tersebut. Sehingga kapal Tiongkok dapat memainkan daya tembaknya secara penuh.

(Freeborad adalah jarak dari garis air ke puncak lambung kapal. Freeboard selalu merupakan pengukuran jarak vertikal tetapi di sebagian besar kapal, ini bukan pengukuran tunggal kecuali bagian atas lambung benar-benar datar dan sejajar dengan air sepanjang dari panjang kapal).

Sumber: quora.com
Sumber: quora.com
Jika kapal komando bisa ditahan, dapatkah kapal No. 16 dibiarkan sendirian? Ini pasti akan kembali untuk membantu No 4 dan mengelilingi "negara Wei" di No 4 dan menyelamatkan "negara Zhao" di Pulau Jinqing. ( mengibaratkan taktik perang zaman kuno Tiongkok).

Oleh karena itu, Wei Mingsen memerintahkan kapal No. 274 untuk perlahan-lahan mendekati hingga di bawah sisi kapal No. 4, untuk tidak mebuat mereka menjadi waspada. Trik ini berhasil. Kapal Vietsel No. 4 tidak merespon hingga kapal No. 274 Tiongkok bisa mendekat hingga  hanya berjarak sekitar 20 meter darinya, dan tiba-tiba menyalakan lampu di kapal.

Kapal Vietsel No. 4 mengirim sinyal ke Kapal 274 untuk menyingkir, tetapi saat itu Kapal No. 274 telah memasuki zona buta tembak Kapal No. 4 dari kapal Vietsel. Sehingga terjadi situasi dimana saya dapat memukul Anda, tetapi Anda tidak dapat memukul saya. Kini kapal Tiongkok berada dalam situasi proaktif, terserah kapal Vietsel tebak sendiri apa yang akan mereka perbuat.

Kapal No. 274 tetap memegang teguh akan instruksi pemerintah pusat. Tentu tidak mau melepaskan tembakan dulu, tapi Vietsel tidak mengetahuinya. Mereka agak panik. Kapal No. 274 mengabaikan sinyal mereka.

Kapal No. 274 baru saja menguntit kapal Vietsel No. 4. Setelah setengah jam berlalu, kapal Vietsel 4 memaksa kapal No. 274 Tiongkok untuk menyingkir, tapi tidak digubris terus melekat didekatnya. Akhirnya kapal Vietsel No. 4 berbalik dan melaju menuju Pulau Shanhu (Pattle Island).

Kapal No. 274 berpatroli di sepanjang garis tengah di sisi Garis tengah Tiongkok ini hampir menjadi batas yang membelah wilayah laut Xisha di sepanjang timur laut dan barat daya yang terbentuk sejak konfrontasi kedua belah pihak selama beberapa hari itu sebagai pemahaman diam-diam. Kedua belah pihak saling tahu dalam hati mereka bahwa melanggar "garis peringatan tengah diam-diam" ini berarti perang mulai pecah

Sumber: Ilustrasi dari Weapons and Warfare
Sumber: Ilustrasi dari Weapons and Warfare
Tetapi pada saat itu, tidak ada pihak yang siap atau masing-masing masih menunggu bala bantuan, jadi tidak ada yang ingin merusak keseimbangan ini terlebih dahulu.

Segera setelah kapal Vietsel No. 4 berbelok, kapal No. 16 mereka ditarik kembali, dan pusat gravitasi muncul di layar radar dari formasi 271. Pertemuan Kapal Vietsel No. 4 dan No. 6 kembali lagi menerobos "garis tengah peringatan" lagi.

Suasana di dekat "garis tengah peringatan" tiba-tiba menjadi tegang. Kapal Tiongkok No. 271 & 276 yang dipimpin oleh Wei Mingsen adalah dua lawan dua melawan kapal Vietsel No. 4 dan No. 16, tapi bagaimanapun kapal pemburu kapal selam seberat 30 ton tidak seimbang dibandingkan dengan kapal fregat seberat 2.000 ton. Selain sesuai perintah tidak boleh menembak lebih dulu. Untuk memecahkan situasi 2-2 ini Wei Mingsen melihat sekeliling, tiba-tiba matanya tertuju pada kapal penangkap ikan Tiongkok, dan kemudian dia mengirim pesan atas nama komandan laut sebagai perintah saat itu.

Kapal penangkap ikan 407 segera bergegas ke sekitar Pulau Ganquan dan melakukan dua misi dari belakang kapal Vietsel. Yang pertama adalah menyelidiki situasi di belakang musuh, dan yang kedua adalah memaksa Vietsel untuk membagi kekuatannya agar terpancing dengan mencegat kapal penangkap ikan 407.

Untuk memecahkan situasi dua lawan dua, sehingga memenangkan inisiatif di medan perang, Vietsel dengan cepat menyadari niat dari siasat kapal ikan 407 dan mengirim kapal No. 16 ke depan kapal ikan 407 untuk mencegatnya.

Menghadapi kapal Vietsel No.16 yang mengancam ini, kapal ikan 407 menunjukkan kecerdikannya. Mereka tahu Kapal Vietsel ini bertonase besar dan darftnya dalam, sedang mereka bertonase kecil dan lebih fleksibel, maka mereka berputar keliling terus di sekitar Kapal Vietsel No.16 tapi terus berada di perairan yang dangkal, dan memancing kapal Vietsel kandas.

Akibatnya, kapal No. 16 itu tidak berhasil mencegat sebanyak tiga kali dan kembali tanpa hasil, Kapal besar seberat 2.800 ton itu tidak berhasil menghalau kapal kecil nelayan itu sungguh mengejutkan.

Melihat keadaan ini, kapal Vietsel No. 4 menjadi gregetan langsung melaju ke arah kapal ikan 407. Bagi kapal nelayan 407, deru kapal Vietsel No. 4 seperti gunung yang melintas.

Gantungan jangkar kapal Vietsel No.4 menabrak anjungan kemudi kapal ikan 407, dan cakar jangkar menempel pada bingkai jendela kapal ikan 407. Kapal Vietsel No.4 ini hanya bisa berteriak-teriak mengancam, tapi kedua kapal ini sudah menempel dan berada dalam sudut mati tembakan artileri kapal Vietsel No.4.

Para nelayan berlari kembali ke kabin satu per satu. Kapal Vietsel hendak berbangga. Tiba-tiba peluit udara di geladak mengeluarkan suara keras. Nelayan lari keluar kabin lagi dan menembak tentara Vietsel dengan semprotan air bertekanan tinggi. Memprotes tabrakan kapal yang berbahaya, sekitar setengah jam setelah konfrontasi, kapal Vietsel menggantungkan bendera OD untuk menunjukkan bahwa kegagalan manuvernya tidak disengaja, dan tidak sengaja karena terburu-buru untuk mendarat. Oleh karena itu, kapal penangkap ikan 407 secara sukarela mundur dan melepaskan  cakar jangkar yang menyangkut, dan Kapal Vietsel No. 4 kembali ke Pulau Ganquan dengan rasa malu.

AL Vietsel jelas tidak mengetahui bahwa banyak nelayan di Perusahaan Nanyu adalah veteran dan diberi senjata. Alasan lain mereka mundur adalah memberi kesempatan bagi Kapal AL-Tiongkok bergegas maju ke titik buta penembakan dari kapal Vietsel No.4.

Dengan demikian artileri kapal Vietsel tidak lagi mengancam formasi 271. Saat itu, mereka bisa bertindak leluasa, keadaan hanya bisa ditembak dan tidak bisa membalas menembak. Kapal Vietsel No.4 dalam keadaan yang sangat tidak menguntungkan mau tidak mau harus mundur.

Wei Mingsen dua kali berhasil berturut-turut mendesak kapal perang Vietsel, tampaknya Tiongkok telah behasil lebih unggul untuk kali ini.

Namun kemudian perbandingan kekuatan militer Xisha berubah lagi. Setelah mendapat kabar tentang dua kali kekalahan AL-Vietsel, salah satu orang di kapal Vietsel menjadi marah dan keluar sendiri ke medan perang.

Sumber: weaponsandwarfare.com
Sumber: weaponsandwarfare.com
Dia adalah Ha Van Ngac komandan AL-Vietsel di Xisha. Pada sore hari 8 Januari 1974, dia bergegas ke perairan Xisha. Kali ini dia membawa dua kapal perang lagi: kapal No. 5 Freegate HQ-5 Tran Binh Trong dan kapal No.10 Fregate HQ-16 Ty Thuong Kiet.

Karena kekuatan kapal No. 5 semakin jauh perbedaan antara kedua belah pihak, setelah menerima bala bantuan, Vietnam Selatan mengumpulkan total 2 kapal freegate, 1 kapal Corvett.

Seperti yang kami sampaikan sebelumnya, Tiongkok sudah mengirimkan total 6 kapal, lalu kemana lagi kapal lainnya kecuali kapal No. 271 dan 274?

Empat kapal lainnya No. 281.282.389.396 semuanya telah berada disekitar perairan Kepulauan Xisha/Paracel.

Ha Van Ngac yang baru saja tiba di perairan Xisha, mendengar bahwa timnya pernah mengalami kerugian sebelumnya, jadi dia memutuskan untuk memamerkan kekuatannya. Ha Van Ngac kemudian menulis sebuah memoar berjudul "The Memoirs of Colonel Ha Van Ngac " yang ditulis oleh Ha Van Ngac dalam bahasa Vietnam setelah perang. Pada tahun 1999, putranya menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris dan menerbitkannya di AS.

Dalam memoar ini kita dapat melihat ketika menycertitakan kejadian ini, Ha Van Ngac menggunakan kata "show off" yang artinya "pamer". Ha Van Ngac membawa kapal No. 4, 5, dan 16 tiga buah kapal besar berlayar formasi chevron (segitiga) , dengan sombongnya melaju menuju formasi 271.

Saat itu, hari hampir senja, dan masuk akal bahwa saat itu tidak cocok bagi kapal besar untuk bermanuver setelah keluar. Ha Van Ngac mungkin tidak tahu alasan mengapa dua kapal besarnya didorong kembali oleh kapal-kapal Tiongkok saat itu. Ketika Wei Mingsen terus menyerang ke sudut buta mereka dalam satu kolom, tentara Vietnam Selatan menjadi takut lagi.

Armada Vietnam Selatan terpaksa mundur ke barat dari 'garis tengah peringatan' lagi, dan terpaksa mundur lagi. Tentu saja, Vietnam Selatan tidak akan benar-benar pergi. Ha Van Ngac, yang telah melambat, mulai merenung dan memikirkan alasannya.

Tiga frustrasi berturut-turut dan kinerja yang memalukan AL-Vietsel dalam pertempuran jarak dekat juga membuat perubahan kecil di hatinya.

Ha Van Ngac, coba mengembangkan dengan menggunakan kelebihan dan keunggulan dari artilerinya, dan bertarung dalam jarak tertentu untuk memanfaatkan daya tembaknya, dan melakukan serangan mendadak ke P. Chenhang.

Pada 19 Januari 1974, kapal Vietsel No. 4 dan No. 5 melego jangkar sekitar 500 meter dari Pulau Chenhang sesuai dengan rencana Ha Van Ngac. Lusinan pasukan katak yang mendarat di pulau itu meletakkan helm mereka di belakang punggung mereka dan mengeluarkan pistol dan belati. Merayap di tanah menuju pulau. Meskipun pasukan katak berhati-hati, mereka masih membuat suara gesekan di bebatuan karena medan yang tidak dikenal. Semua ini terlihat oleh milisi Tiongkok dan disergap, saat pemimpin peleton milisi mendengar suara berisik krikil,  di bawah perintah komandonya, pasukan katak yang awalnya ingin melakukan serangan diam-diam disergap dan melarikan diri.

Sumber: Iustrasi dari youtube.com
Sumber: Iustrasi dari youtube.com
Dalam foto tersebut adalah pasukan katak dengan peluru tajam dan kacamata selam ini digunakan untuk operasi pendaratan amfibi. Rencana serangan mendadak Ha Van Ngac ke P. Chenhang gagal, tampaknya pihak Tiongkok telah mempersiapnya dengan baik tanpa diketahui Ha Van Ngac.

Kegagalan serangan membuat Ha Van Ngac menjadi bingun, dia membaca laporan intelijennya sambil merenung,  AL-Tiongkok beroprasi didekat P. Jinqing dan tidak menjaga P. Chenhang. Ya memang benar Wei Mingsen tidak punya waktu untuk mengurus P. Chenhang. Tapi bos komando di pusat telah mempertimbangkan dengan seksama.

Atasan Wei Mingsen adalah Zhang Yuanpei komandan Armada Laut Tiongkok Selatan. Zhang Yuanpei mengajukan beberapa permintaan ke Badan Intelijen Armada Laut Tiongkok Selatan paling cepat 14 Januari 1974. Salah satu poin terpenting adalah bahwa Batalyon Detektif Perusahaan Dinas Rahasia Badan Intelijen harus menunjuk personel elit untuk naik ke tiga pulau timur Xisha untuk membantu pekerjaan milisi dalam perlindungan dan pertahanan bersenjata.

Sumber: baike.so.com
Sumber: baike.so.com
Dengan bantuan kompi dinas rahasia dan batalion pengintai, parit, posisi artileri, senapan mesin ringan dan berat, dan bunker individu di tiga pulau timur Xisha semuanya dipersiapkan. Pada 18 Januari 1974, dua peleton milisi lagi dikirim ke P. Guangjin dan P. Chenhang II. jadi milisi di Pulau Chenhang sudah lama disiapkan tentara.

Setiap hari mereka tinggal di benteng dan bertugas piket bergilir, mereka inilah yang memblokir serangan pasukan katak Vietsel.

Meski kepercayaan diri Ha Van Ngac tidak sebaik sebelumnya, namun keunggulan kapal perang Vietnam Selatan masih sangat kentara.  Kapan bala bantuan Wei Mingsen akan tiba?

Hampir pukul 20.00 malam tanggal 18 Januari, formasi 271 mengamati dua sinyal cahaya ke arah Pulau Chenhang. Semua pasukan diatas kapal langsung waspada dan masing-masing dalam siap tempur. Radar dinyalakan dan jarak terukur. Target berada lebih dari 2.000 meter dari mereka. Apakah musuh akan melakukan serangan diam-diam?

Kemudian target mendekat perlahan, melalui teleskop, Wei Mingsen bisa melihat dengan jelas bahwa kapal yang datang adalah dengan tanda pengenal kapal Tiongkok.

Ternyata formasi 396 datang, dan bala bantuan datang, dan perwira serta prajurit dari formasi 271 itu bersuka-cita. Tapi Wei Mingsen terlihat masih sedih, dia merasa kekuatan bala bantuan masih terlalu mengkhawatirkan.

Formasi 396 terdiri dari dua model 6610 kapal penyapu ranjau buatan dalam negeri Tiongkok, Kapal No. 389 dan 396, dengan bobot muat penuh 570 ton dan kecepatan didesain 15 knot.

Satu-satunya perbedaan antara kapal No. 389 dan 396 adalah senjata utama Kapal No. 369 adalah senjata kembar 37mm. Berbeda dengan kapal No.389 dilengkapi dengan  artileri 85mm. Sebagai jenis kapal penyapu ranjau, daya tembak Kapal No. 389 masih sangat kuat. Senjata mesinya memiliki kecepatan tembak yang cepat dan masih cukup mengancam kapal Vietsel dalam pertempuran jarak dekat.

Tapi seperti namanya, tujuan utama penyapu ranjau masih untuk penyapuan ranjau, dan secara teori serta praktiknya masih belum teruji di lapangan. Kapal No. 389 baru saja menyelesaikan modifikasinya, dan tidak ada waktu untuk melakukan debug atau uji coba lapangan sebelum memulai operasi. Bisakah senjata ini digunakan dalam perang? Tidak ada yang bisa menjamin keunggulan teoritisnya.

Selain itu, ada hal lain yang membuat Wei Mingsen khawatir. Wei Mingsen mengumpulkan kapten masing-masing kapal untuk mengadakan pertemuan di kapal No. 271. Pada pertemuan tersebut, Wei Mingsen menganalisis bahwa konfrontasi antara kedua belah pihak pada 18 Januari mungkin sudah mencapai batasnya.

Pada 19 Januari, kapal Vietsel dapat melepaskan tembakan segera setelah mereka bertemu, dan komandan laut akan melaporkan hasil diskusi tersebut kepada atasan dan mengusulkan bahwa formasi 281 harus datang ke Kepulauan Xisha untuk mendukung operasi.

Formasi 281 memiliki dua kapal pemburu kapal selam Tipe 037, terdiri dari kapal No. 281 dan 282. Kapal ini memiliki bobot muat penuh 392 ton, kecepatan 30 knot, dan dapat membawa 12 ranjau. Meriam utama adalah dua meriam angkatan laut berlaras ganda 57 mm, dan dilengkapi dengan dua roket. Peluncur bom air dalam.

Apapun yang kurang, dia harus menambahkannya. Wei Mingsen meminta kepada atasannya formasi armada 281 untuk memperkuat mereka. Yang dia suka adalah kecepatan dan daya tembak pemburu kapal selam Tipe 037, dan atasan segera menyetujuinya. Selain itu, Komisi Militer Pusat dan Daerah Militer Guangzhou memberi wewenang kepada Wei Mingsen untuk bertanggung jawab penuh dan berinisiatif atas komando pertempuran di front Xisha.

Ketika dibawah komando maritim Wei Mingsen mengirim laporan ke semua sistem komando atasannya dan berkomunikasi, pihak Vietsel juga sedang mengerahkan armadanya secara intensif.

Perang Pecah

Sekitar pukul 21 malam tanggal 18 Januari malam, Presiden Vietsel Nguyen Van Thiu mengirim telegram ke kapal No. 5 Fregate HQ-5 Tran Binh Trong dan mengeluarkan perintah perang atas nama presiden.

Berdasarkan ingatan Li Zhaoxin, anggota Departemen Intelijen Armada Laut Tiongkok Selatan menceritakan:  kami telah mengumpulkan konten umum telegram Nguyen Van Thieu pada saat itu:

Pertama, kebijakan umum untuk memulihkan Pulau Chenhang adalah bahwa jika Tiongkok menembak kembali maka hancurkan.

Kedua, masalah koordinasi dan implementasi. Kapal No. 10 dan No. 16 bertanggung jawab untuk melacak fregat Tiongkok model Soviet. Kapal No. 4 dan No. 5 mendukung pendaratan detasemen BH dan menghancurkan kapal penangkap ikan dan perahu kecil. Detasemen BH mengacu pada pasukan katak yang menyerang Pulau Chenhang.

Ketiga, waktu aksi diubah menjadi waktu Beijing pada pukul 06:25 tanggal 19 Januari1974. Dilihat dari isi telegram ini, semua detil aksinya sudah tertera. Pasti rencananya sudah lama sekali dirancang.

Setelah mengirim telegram, Nguyen Van Thieu dalam suasana hati yang puas dan terus menghabiskan liburannya di kota kecil Phan Rang, tetapi yang dia tidak tahu adalah bahwa telegram tersebut telah disadap oleh Armada Laut Tiongkok Selatan.  Setelah penguraian sandi selesai, armada tersebut bersiap siaga sepanjang malam, dan staf armada yang sudah disiapkan bergegas beraksi. Informasi yang diuraikan dikirim ke berbagai markas besar, Staf Umum, dan Komando Militer Guangzhou. Informasi tersebut diterima. Telegram dikirim ke pemerintah pusat. Zhou Enlai segera melapor ke Pimpinan Mao. Dengan persetujuan Ketua Mao, Zhou Enlai mengadakan rapat darurat semalaman.

Sumber: chinadaily.com.cn
Sumber: chinadaily.com.cn
Pertemuan darurat diadakan di ruang konferensi pada 19 Januari 1974, saat itu di ruang rapat sunyi dan kebanyakan orang menghisap rokok dalam-dalam dan diam.

Zhou Enlai memandang Ye Jianying. Ye Jianying mengangguk dengan sadar, membuka buku, dan mulai memperkenalkan situasi Xisha. Di akhir pertemuan, kebijakan umum untuk menangani masalah Xisha telah ditentukan. Inisiatif politik harus melawan setiap jengkal tanah tanpa memperluas perang. Sederhananya atau dengan kata lain, ini untuk menghindari konflik berskala besar dan tidak menembakkan tembakan pertama dalam keadaan apa pun. Pada saat yang sama, rapat memutuskan bahwa Ye Jianying, yang memimpin pekerjaan Komisi Militer, dan Deng Xiaoping, harus membentuk kelompok terkemuka untuk memimpin operasi atas nama Komite Sentral.

Telegram yang disadap Armada Laut Tiongkok Selatan cukup menarik perhatian Komite Sentral. Namun, pengawas armada yang lalai dalam pelatihan akibat Revolusi Kebudayaan membuat kesalahan yang hampir fatal. Isi telegram tersebut telah diberitahukan ke semua tingkat komando. Setelah itu, Wei Mingsen, yang sudah pergi berada di laut, awalnya mensadap informasi penting semacam itu adalah waktu terbaik bagi pasukan garis depan untuk mengambil inisiatif.

Tapi sekarang mereka mendorong empat kapal perang yang dipimpin oleh Wei Mingsen ke tepi jurang yang paling berbahaya, dan hal-hal yang lebih buruk masih akan datang.

Pada larut malam 18 Januari 1974, kapal Vietsel No. 10 "Ngat Tao"  juga bergegas ke pelabuhan P. Ganquan. Dengan cara ini, total tonase kapal perang Vietsel sudah melebihan kapal Tiongkok 3 kali lipat, dan sekarang ada delapan kapal di perairan Xisha.

Di pihak Vietsel ada: Kapal No.4 Destroyer d'escorde HQ-4 Tran Khanh Du; Kapal No.5 Fregate HQ-5 Tran Binh Trong; kapal No. 16 Fregate HQ-16 Ly Thuong Kiet; kapal No. 10 Corvett HQ-10 Ngat Tao.

Di pihak Tiongkok ada 4 kapal: kapal pemburu kapal selam No. 271, 274 ; kapal penyapu ranjau No. 389 dan 396.

Jadi 4 kapal perang Tiongkok baik jumlah tonase dan kualitasnya jauh lebih buruk dari kapal Vietsel. Kapal Vietsel No. 5 bobot muat penuh 2.800 ton dan No.10 yang paling kecil bobot muat penuh 945 ton, sehingga total tonase mencapai 8.395 ton.

Sedang total tonase keempat kapal Tiongkok itu hampir 1.760 ton, yang terkecil hanya 300 ton, kapal No. 389 kapal terbesar hanya 570 ton, atau hampir separuh selisih kapal terkecil Vietsel.

Bagaimana dengan artileri? Meriam utama andalan Vietsel berkaliber 127 mm, dan total meriam besar dan kecil ada 50. Sedang di kapal Tiongkok kaliber maksimum artileri adalah 85 mm, dan jumlah total jenis artileri adalah 16.

Para petugas PHB (komunikasi) Daerah Guangzhou mengetahui bahwa pasukan maritim di Xisha sangat membutuhkan bala bantuan dan harus segera memanggil formasi 281. Mereka hanya memperhatikan panggilan radio tetapi lupa bahwa formasi 281 akan mematikan radio mereka sendiri dan beralih ke stasiun dok setelah beberapa jam. Tidak ada berita, jadi pasukan maritim Wei Mingsen benar-benar pasif.

Di ruang komando di atas kapal No.271, Wei Mingsen  duduk di kursi dan matanya sedikit tertutup. Pada malam hari itu, angin di laut kuat dan kapal berguncang dengan keras, tetapi tampaknya dia tidak merasakan apa-apa. Dia telah mengalami bertempur sebelumnya banyak kali dan lama selama Perang Anti-Jepang. Dia telah melihat banyak, tetapi kali ini medan perang yang tidak biasa bukanlah perang darat yang dia kenal, dan kekuatan tentara Tiongkok dan Angkatan Laut Vietsel kekuatannya sangat berbeda. Tetapi itu tidak berarti tidak ada cara untuk menang. Jika dia dapat menemukan cara untuk memaksa kapal perang Vietsel tersebar, masih ada harapan bagi beberapa kapal kecil miliknya untuk menyerang.

Laut di luar jendela kapal gelap gulita, dan pagi hari baru akan segera datang. Saat itu, kurang dari 6 jam sebelum telegram Nguyen Van Thieu pada pukul 6:25 tanggal 19 Januari 1974 untuk memrintah untuk mneyrang. Dapat dikatakan bahwa Wei Ming Sen sama sekali tidak menyadarinya. Mereka tidak tahu bagaimana Komisi Militer Pusat dan Wei Mingsen akan menghadapi perang untuk mempertahankan kedaulatannya yang sudah akan segera dimulai.

Bersambung......

Pecah !!! Pertempuran Laut Satu Jam Vietsel-Tiongkok di Kep. Xisha Januari 1974

Sumber: Media TV dan Tulisan Luanr Negeri

Referensi lain akan dimuat pada tulisan terakhir (serial ke 3 &  4)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun