Pada pemilu 2016, Trump mengatakan di saat-saat terakhir bahwa dia tidak siap untuk mengaku kalah, tergantung apakah pemilu itu adil atau tidak.
Namun pemilihan kali ini sebelum dimulai saja, dan kedua tim sepertinya sedang melakukan persiapan untuk tidak bersedia dan bisa menerima untuk kalah.
Misalnya, ketika digunakannya surat suara yang dikirim dengan pos kali ini karena pandemi, Trump berkali-kali mengatakan bahwa Partai Demokrat dapat memanipulasi surat suara yang dikirim dengan pos. Dia mengatakan, jika Biden mendapat lebih banyak suara, itu pasti karena surat suara yang curang. Trump juga menegaskan jika kalah dalam pemilu, itu pasti hasil kecurangan Partai Demokrat.
Para penasihatnya bahkan menyarankan kepadanya bahwa jika pemilu gagal, "Counter Insurgency" 1807 harus digunakan untuk menangkap beberapa 'orang besar' dari Partai Demokrat untuk diadili. Semua orang tahu bahwa sistem pemilihan Amerika adalah sistem electoral dimana pemenang akan mengambil semua pemilih elektoral (American electoral system is a winner-takes-all electoral college system).
Dulu, dua kandidat Demokrat, Al Gore dan Hillary Clinton, dikalahkan oleh sistem winner-take-all Electoral College di pemilu populer AS yang lebih tinggi dari Bush dan Trump. Jadi kali ini saya melihat Hillary Clinton sangat lugas. Dia berkata, "Biden tidak boleh mengaku kalah dalam keadaan apapun karena saya pikir itu harus ditunda."
Hillary mengatakan: "Saya yakin dia (Biden) akan menang pada akhirnya." Alasan Hillary Clinton adalah bahwa pemungutan suara melalui surat itu sendiri dapat memperpanjang waktu pemilihan, dan hasilnya tidak akan tersedia sampai jumlah suara dihitung.
Selain itu, dia mengatakan bahwa ada pasal semacam itu di dalam Konstitusi AS, Amandemen (ke-12) Kedua Belas, jika sudah sampai tahun kedua masih belum ada presiden yang dipilih pada 20 Januari dan tidak dapat menjabat tepat waktu, Dewan Perwakilan Rakyat (The House) AS dapat memutuskan presiden berikutnya sebelum keputusan ini dibuat.
Sejak masa jabatan mantan Presiden AS Trump dan Wakil Presiden telah habis, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) saat ini Nancy Pelosi, pemimpin ketiga AS, secara otomatis dapat menjadi Presiden AS, bahkan DPR yang memutuskan calon presiden.
Kemudian Demokrat yang mayoritas di DPR, jadi Biden pasti menang. Lalu ada pepatah dalam politik elektoral AS yang disebut Kejutan Oktober "October Surprise." Artinya, mudah untuk menghentikan peristiwa mendadak atau dramatis yang dapat memengaruhi hasil pemilu di bulan Oktober saat memberikan suara di bulan November tahun pemilu.
Di masa lalu, banyak pengamat yang berspekulasi dengan krisis Selat Taiwan atau Laut Tiongkok Selatan (LTS), tetapi peristiwa paling tak terduga yang kita lihat sekarang adalah bahwa Trump tiba-tiba terjangkit Covid-19, dan kemudian secara ajaib dengan cepat "pulih dan keluar dari rumah sakit." Kemudian dia mengikuti pemilihan lagi.
Kemudian Ketua DPR AS, Pelosi, mengatakan pada 8 Oktober bahwa dia akan membentuk komite untuk memeriksa "kemampuan Trump menjalankan tugas presiden." Singkatnya, perjuangan dua partai menjadi semakin sengit.