Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengapa Meski AS dan Sekutunya Mengirim Beberapa Kapal Induk ke LTS Tidak Berani Menyerang Tiongkok?

20 September 2020   17:05 Diperbarui: 20 September 2020   23:41 1265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kedua bom itu semuanya menjadi satu. Keduanya menghantam menuju satu sasaran di LTS. Kedua rudal ini sebenarnya telah mengirimkan sinyal yang jelas ke AS bahwa kapal induk super-klas AS itu sudah ketinggalan zaman dan sudah usang. Karena kini kapal induk dimanapun akan sangat rentan menjadi sasaran rudal semacam Dongfeng series.

Meskipun tidak ada tanda-tanda pertempuran, tapi sangat jelas bahwa balistik rudal tradisional dan rudal balistik tradisional jalur luncurannya setelah ditembakkan adalah parabola berbentuk busur sederhana, dan tidak ada perubahan yang dapat dilakukan. Jika rudal telah diluncurkan untuk sasaran A, maka tidak bisa diubah lagi untuk sasaran B. Sehingga rudal tradisonal ini dengan mudah dapat dicegat dengan rudal anti rudal atau senjata pertahanan udara konvensional.

Tetapi lain lagi dengan pengembangan dari rudal Dongfeng yang tidak saja bisa mengalihkan sasaran target saat sudah diluncurkan, juga lintasan rudal bisa berubah-ubah sesuai sikon, sehingga sangat sulit untuk dihadang.

Rudal Dongfeng DF-Series

Dong-Feng 21 DF-21 (Penamaan NATO CSS-5) adalah rudal balistik jarak menengah (MRBM) dengan dua tahap, propelan padat, hulu ledak tunggal yang dikembangkan oleh China Changfeng Mechanics and Electronics Technology Academy.

Program DF-21 dimulai pada akhir 1960-an dan selesai sekitar 1985-86, tetapi tidak digunakan hingga 1991. Uji peluncuran pertama rudal DF-21 berlangsung pada Mei 1985, diikuti dengan uji peluncuran kedua menggunakan tanah yang dimodifikasi. sistem pendukung pada Mei 1987. Rudal memasuki layanan operasional pada akhir 1980-an. Pada pertengahan 1990-an, Akademi Dirgantara ke-2 juga memperkenalkan DF-21A (CSS-5 Mod 2) yang ditingkatkan dengan peningkatan jangkauan dan akurasi. Pada September 2014, Saudi Arab mengaku membeli rudal balistik DF-21 buatan Tiongkok. (Baca: Mengapa Investasi Arab Saudi ke Tiongkok Jauh Lebih Besar daripada ke Indonesia?)

Varian:

- DF-21A: telah meningkatkan akurasi dengan perkiraan kemungkinan kesalahan melingkar (CEP) 100 ~ 300m, dengan GPS/BDS dan sistem panduan terminal berbasis radar di hidung yang didesain ulang. Versi ini juga dikabarkan memiliki jangkauan serupa 1.770 km.

- DF-21B: diperkirakan memiliki ukuran fisik dan bentuk yang sama dari DF-21A, tetapi merupakan peralatan dengan sistem pemandu terminal yang ditingkatkan. Akurasinya diyakini 10 m CEP.

- DF-21C: Jangkauan maksimumnya diyakini sekitar 1.700 kilometer (1.100 mil). Sistem panduan berbasis GPS/BDS yang baru telah mengurangi CEP rudal menjadi 30 ~ 40m, memungkinkannya untuk misi serangan presisi

- DF-21D: adalah rudal balistik ant-kapal. Laporan AS menunjukkan kisaran 1.450 hingga 1.550 km, tetapi laporan Tiongkok menunjukkan jangkauan 2.700 km. Mirip dengan DF-21B, hulu ledak dapat bermanuver dan memiliki akurasi 20 m CEP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun