Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Masalah Tiongkok untuk Mereunifikasi Taiwan

17 Juli 2020   18:42 Diperbarui: 18 Juli 2020   15:31 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

8. Menerima dengan baik para tentara dan perwira Taiwan yang menyerah, dan membersihkan para tentara yang tidak menyerah, setelah menyerang dan mendarat di pulau Taiwan, dengan cepat membangun sistem pertahanan di pulau Taiwan, dan mengatur sistem manajemen militer di seluruh pulau Taiwan. Pada saat yang sama, berupaya  menarik simpati pada warga  di pulau itu, menstabilkan hati warga di pulau itu, memulihkan ekonomi di pulau itu sesegera mungkin, dan melindungi mata pencaharian warga pulau Taiwan. Dan hal itu sangat mungkin dilakukan, tidak akan menjadi masalah karena perebutan Taiwan akan dilakukan dalam waktu seminggu.

Kesulitan terbesar untuk mereunifikasi Taiwan adalah untuk menghadapi kemungkinan konfrontasi militer dengan AS dan sanksi ekonomi AS. Mereka pasti akan melakukan apa pun untuk tidak kehilangan jembatan penting untuk merongrong Tiongkok.

Begitu AS menyadari bahwa Tiongkok akan mengambil tindakan militer terhadap Taiwan, negara itu pasti akan mengambil tindakan politik, ekonomi, dan militer.

AS pasti akan mengirim armada kapal induk, mengumpulkan pasukan militer di angkatan udara Asia-Pasifik untuk menghalangi Tiongkok, dan menghalangi operasi militer Tiongkok. Ada bahaya konfrontasi militer dan konflik militer AS-Tiongkok.

Tapi mengingat kedua negara kekuatan nuklir yang ada "kesepakatan saling menjamin untuk menghindari kehancuran" AS tampaknya tidak benar-benar berani untuk terburu-buru meluncurkan perang besar-besaran terhadap Tiongkok, yang dikarenakan adanya gerakan militer Tiongkok membebaskan Taiwan.

Terlebih lagi, berperang di depan pintu rumah Tiongkok, dalam hal ini Tiongkok memiliki keuntungan letak geografi dan segala dukungan tenaga logistik dan lainnya, maka AS akan berpkir dua kali untuk berperang dengan Tiongkok untuk masalah ini.

Karena itu Wang Haiyun berpandangan ada harapan untuk membatasi intervensi AS pada konfrontasi militer dan konflik militer. Namun persiapan tempur harus didasarkan andaikata intervensi militer AS yang lebih besar itu terjadi. Untuk mencegah perang Tiongkok-AS, Tiongkok harus berusaha untuk mendapatkan simpati internasional sebanyak mungkin saat melakukan pengerahan militer penuh.

Di-antaranya menarik simpati pada Rusia, Jepang, dan Korsel sangat penting, terlebih Rusia tidak hanya anggota tetap Dewan Keamanan PBB, tetapi juga memiliki hak veto untuk menghentikan AS dari meluncurkan sanksi komprehensif terhadap Tiongkok.

Selain itu, kekuatan militernya di Timur Jauh dan Pasifik dapat menjadi pengawasan utama pada manuver militer AS, yang dapat memainkan peran penting dalam mencegah menyediakan pasokan aluitisista canggih kepada rezim Taiwan untuk pertempuran strategis, pengawasan untuk hal ini akan sangat penting.

Baik Jepang dan Korea Selatan adalah sekutu militer AS dan  pasukan militer AS ada di dalam negaranya. Jika Tiongkok dapat memenangkan sikap negatif Jepang dan Korea Selatan dalam bekerja sama dengan operasi militer AS, itu akan sangat bermanfaat bagi Tiongkok.

Menanggapi sanksi ekonomi yang tidak terhindarkan dari AS akan menjadi tugas yang sangat sulit. Harus siap untuk memisahkan AS dari ekonomi regional Tiongkok, siap terhadap AS untuk memobilisasi negara-negara sekutu dekatnya untuk menekan ekonomi Tiongkok, dan mempersiapkan menghadapi AS untuk menggunakan hegemoni keuangannya untuk menjatuhkan sanksi keuangan kepada Tiongkok. Perlu bagi Tiongkok untuk menjalani kehidupan ekonomi yang ketat dan bersiap untuk lebih mandiri, Tiongkok juga harus mempertimbangkan bahaya embargo maritim AS terhadap Tiongkok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun