Bunker-bunker pasukan India sangat rapat dan terkumpul menyadi satu, sehingga ketika pasukan kita (Tiongkok) memberondong mereka sebentar saja sudah menewaskan banyak sekali mereka.
Ternyata senapan tipe 56 baru kita yang baru diganti, benar-benar menunjukkan kekuatannya."
Oleh karena itu, peralatan India harus dikatakan tidak cocok untuk memerangi tentara Tiongkok di dataran tinggi.
Pada saat itu, pasukan Tiongkok memusatkan tiga resimen infantri dan resimen artileri untuk menyerbu pasukan bagian tengah tentara India.
Karena komunikasi terputus duluan, kompi pasukan bantuan India kehilangan kontak, dan bombardir artileri Tiongkok sebelumnya bahkan mengganggu kordinasi tentara India, mereka menjadi kacau.
Pada awal pertempuran pasukan India sudah tercerai-berai. Pada pagi hari 20 Oktobr 1962, Brigade ke-7 Divisi ke-4 India sudah tewas 493 orang, dan semua pasukan menjadi kacau. Komando Brigade ke-7 India John Dalvi akhirnya ditarik.
Fan Yurong menceritakan: "Pada waktu itu kita tinggal di hutan. Jarak dengan pasukan India sangat jauh, kita belum melihat tentara India. Kita hanya melihat tentara India jauh dari garis perbatasan. Kita baru melihat tentara India pertama kalinya pada hari perang. Setelah melihat ada kesan bhawa yang menjadi tentara ada yang prajurit tua berjenggot dan prajurit yang kecil masih remaja atau masih bayi.
Pada waktu itu mereka mengatakan bahwa tentara Tiongkok adalah tentara bayi, seolah-olah mereka memandang rendah kita. Tapi akhirnya justru kita yang tentara bayi mengemasi tentara berjanggut.
Pada Pertempuran Kajielang, pasukan kita memenangkan pertempuran pertama dan dengan cepat memusnahkan Brigade ke-7 dari pasukan utama India. Keseluruhan menewaskan 1897 tentara India. Penjaga perbatasan Tiongkok tewas 451 orang dan terluka 334 orang." cerita Fan Yurong.