Ini terkait dengan pemerintahan baru Modi, yaitu sejak pemerintah Modi berkuasa, dia memiliki sikap dasar dalam membela masalah ini.
India selalu percaya bahwa ada banyak masalah antara India dan Tiongkok, jadi apakah masalah ini perlu diselesaikan satu per satu atau bersama-sama, tergantung pada kekuatan India. Semakin kuat India, semakin mereka berharap untuk menyelesaikan semua masalah sekaligus.
Kemudian ketika Modi berkuasa, India ada perkembangan dan kemajuan, mereka berpikir pada era Modi pemerintah merasa kuat, rezim Modi merasa dapat menyelesaikan semua masalah dengan Tiongkok secara setara. Maka pada tahun 2014, Modi mengusulkan bahwa masalah perbatasan harus diselesaikan sekaligus.
Menjelang kunjungan PM India Modi ke Tiongkok, masalah persengketaan perbatasan Inda-Tiongok mulai diuji oleh beberapa pakar dan cendekiawan domestik di India? Dan menghasilkan wacana apa yang disebut rencana "Timur ditukar Barat".
Seperti yang kita bahas sebelumnya, sengketa perbatasan antara Tiongkok dan India di bagian timur, tengah, barat dan barat berarti bahwa India mengakui bahwa daerah Aksai Chin adalah milik Tiongkok, kemudian sebagai imbalannya Tiongkok harus mengakui Tibet Selatan. Wilayah Tibet Selatan adalah milik India. Nah, ini yang disebut rencana "Timur ditukar Barat".
Tapi seperti yang telah telah dibahas sebelumnya bahwa sifat masalah perbatasan Timur dan Barat antara Tiongkok  dan India berbeda.
Yang disebut pertukaran oleh India adalah untuk mengaku tempat yang tidak pernah diduduki sebagai miliknya dan dikatakan akan dikembalikan kepada Tiongkok, namun sebagai gantinya menukar dengan wilayah Tiongkok yang telah diambil pemerintah kolonial Inggris-India dan selama ini dikontrol oleh India bertahun-tahun, dan kemudian meminta Tiongkok untuk mengembalikan ke pada India. Ini adalah logika India menukar barang yang tidak mereka ambil dengan apa yang telah mereka ambil (Tiongkok mengistilahkan  "ambil sebagai mencuri").
Ketika wacana ini diusulkan pada perundingan India-Tiongkok, jelas hal ini serta-merta ditolak pemerintah dan rakyat Tiongkok. Dari perspektif ini, jelas bahwa India dipandang pihak Tiongkok masih kurang memiliki ketulusan dalam menyelesaikan masalah perbatasan, sebab Tiongkok menganggap antara semangat dan ketulusan bukanlah suatu yang sama.
Tentang masalah perbatasan, India sebenarnya masih berharap untuk mengambil keuntungan dari semua yang mereka bisa.
Bahkan, kita dapat melihat bahwa ketika ide ini tidak dapat direalisasikan, itu juga ketika apa yang disebut sebagai rencana "Timur ditukar Barat" secara keseluruhan tidak dapat direalisasikan. Setelah kunjungan Modi ke Tiongkok pada 2015, seluruh sikap India terhadap Tiongkok, termasuk tindakannya, telah berubah.
Manuver Diplomasi India