Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Covid-19 Menjadi Alat Kampanye Pemilu Trump dan Strategi Melawan Tiongkok

1 Mei 2020   19:57 Diperbarui: 3 Mei 2020   12:54 1201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://twitter.com/i/status/1252231796449669123

Tetapi sekarang setelah pandemi Italia berangsur-angsur stabil, Italia telah berbalik. Mengikuti jejak AS, ikut serta menuntut Tiongkok untuk kompensasi besar, dan ingin mengulangi pertunjukan sejarah yang memaksa Tiongkok membayar kompensasi besar (450 juta tail perak murni = 18 ribu ton perak atau setara 350 juta USD) pada 7 September 1900 antara Kekaisaran Qing Tiongkok dan Aliansi 8 negara tentara sekutu termasuk Austria-Hongaria, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Rusia, Amerika Serikat, dan Inggris Raya serta Belgia, Spanyol, dan Belanda, setelah kekalahan Tiongkok dalam peperangan melawan pejajah. Ini suatu Perjanjian Yang Berat Sebelah atau tidak adil.

Dan kini untuk Covid-19 AS dan sekutunya menuntut Tiongkok kompensasi sebesar sebesar US$ 6 triliun atau sekitar Rp 90 ribu triliun (estimasi kurs Rp 15.000/dolar), menurut Daily Examiner.

Inggris juga telah mempertimbangkan tuntutan serupa pada awal April lalu. Inggris sedang mempertimbangkan tuntutan yang mungkin akan diajukan ke PBB dan Mahkamah Internasional setelah mencurigai China melakukan kelalaian dalam menangani wabah COVID-19, menurut laporan Express pada 5 April. Menurut Henry Jackson Society, jika gugatan telah diputuskan, Tiongkok kemungkinan harus membayar lebih dari 350 miliar atau sekitar Rp 7.000 triliun.

Tiongkok juga merespon dengan menyerang AS atas tuntutan ganti rugi yang akan diajukan ke negara itu. Dalam Twitternya China Daily menuliskan bagaimana Tiongkok tidak pernah menuntut AS karena flu H1N1 yang disebabkan oleh negara itu (AS).

"Flu H1N1 yang terjadi di AS tahun 2009 menyebar di 214 negara, membunuh 200.000 orang. Lalu apakah tiap orang menuntut ganti rugi dari AS?," ujarnya.

Sumber: https://twitter.com/i/status/1252231796449669123
Sumber: https://twitter.com/i/status/1252231796449669123


AS dan Barat Memperalat Pembangkang Orang Tiongkok

Selain itu mereka juga mencari beberapa selebritas Tiongkok untuk dijadi pasukan anti-Tiongkok dan diperalat untuk melawan Tiongkok.

Terakhir ini untuk yang berkaitan dengan pandemi menggunakan "Wuhan Diary" yang ditulis oleh seorang pembangkang Tiongkok yang bernama Fang-Fang untuk mendiskreditkan Tiongkok. Diterbitkan HarperCollinsPublisher.

Sumber: u.osu.edu+Amazon.com+scmp.com
Sumber: u.osu.edu+Amazon.com+scmp.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun