Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Melihat Strategi AS untuk Memecah Belah Taiwan dan RRT

15 April 2020   07:49 Diperbarui: 15 April 2020   08:02 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketua Dewan Direksi AIT Amerika di Taiwan adalah Mo Jian, dan dia mengatakan baru-baru ini, bahwa ada risiko perang yang semakin meningkat antara kedua sisi selat Taiwan (Tiongkok daratan dan Taiwan) dan dia mengingatkan Taiwan untuk mempersiapkan perang.

"Times of Taiwan Liberty" terbitan yang dikenal sebagai surat kabar yang pro-kemerdekaan Taiwan yang merupakan corong dari pihak pro-kemerdekaan Taiwan, belum lama ini menurunkan satu laporan "Bagaimana Mengalahkan Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA)". Penulisnya adalah seorang Amerika bernama Ian Easton.

Sumber: taipeitimes.com
Sumber: taipeitimes.com
Pangamat pemerhati perdamaian yang mengkhawatirkan masalah lintas Selat Taiwan, sudah banyak mendengar Lembaga Think-tank 2049 Institute di AS. Mereka pernah menulis artikel di masa lalu "The Chinese Invasion Threat: Taiwan's Defense and American Strategy in Asia" yang diterbitkan 2017.

Sumber: amazon.com
Sumber: amazon.com
Isi dari buku ini menganalisis de-klasifikasi besar-besaran Partai Komunis Tiongkok untuk menyerang Taiwan dengan cara kekuatan militer, yang membahas tentang dengan cara apa Tiongkok akan menyerang Taiwan, dan metode atau strategi mana yang akan dipakai, dan dengan cara atau metode apa untuk mengalahkan

Tentang cara mengalahkan PLA, Ian juga dengan murah hati menyodorkan saran-sarannya. Apa isi saran-saranya yang murah hati itu?

Pertama-tama, dia menjelaskan bahwa perkembangan cepat dari Tiongkok daratan dan perluasan kekuatan militer adalah ancaman terbesar terhadap persaingan dengan AS.

Selain itu juga merupakan ancaman bagi AS dan Taiwan, namun dia percaya bahwa ancaman terhadap Taiwan lebih besar. Dia merasa bahwa AS harus bersikap bekerja-sama dengan Taiwan untuk melawan Tiongkok daratan, dan dia berpikir bahwa alasan mengapa AS mengejar strategi Indo-Pasifik adalah untuk berperang melawan Tiongkok daratan, dan Taiwan berada di bagian yang sangat penting dalam strategi AS ini.

baca: Menilik Strategi Pemerintahan Trump-AS "Indo-Pasifik" 

Apa Strategi Keamanan dan Pertahanan AS Tahun 2018 Dalam Era Pemeritahan Trump?  

Ini sama seperti apa yang sering diutarakan Trump. Namun Ian semakin kebelakang pembahasannya makin suversib dan provokatif keterlaluan, dengan mengatakan, apakah Tiongkok daratan memiliki kemampuan untuk menyerang Taiwan? Menurutnya kemampuan dan kemungkinannya sangatlah besar Tiongkok daratan akan menggunakan kekuatan militer untuk menyerang Taiwan. Jadi Taiwan harus siap.

Namun kesenjangan antara kekuatan militer Taiwan dan kekuatan Tiongkok daratan terlalu besar, sehingga Taiwan harus bergantung pada AS. Oleh karena itu, AS harus segera mempersiapkan dan merencanakan untuk membela Taiwan dan mempersiapkan perang antara AS  dan Tiongkok. Ini dapat disimpulkan masalah Taiwan-Tiongkok daratan harus menyeret AS di dalamnya menurut Ian.

Dia ingin menyeret AS ke dalam lumpur perang antara AS-Tiongkok. Jadi dalam keadaan seperti itu, jika AS-Tiongkok benar-benar berperang, bagaimana dia bisa berpikir mereka bisa mengalahkan PLA?

Seperti kita ketahui bersama, dalam sejarah modern AS telah mengalami dua kekalahan di masa lalu melawan PLA.

Pertama kali ketika RRT baru saja berdiri, pada 1950 di Semenanjung  Korea terjadi Perang Korea antara Korsel dan Korut. AS membantu Korsel melawan Korut. Atas pertimbangan jika AS dan Korsel menguasai Korut, maka akan menjadi ancaman besar bagi Tiongkok yang baru berdiri. Maka pada saat itu, pasukan sukarela Tiongkok melintasi Sungai Yalu masuk ke Semenanjung Korea membantu Korut melawan AS.

Hasilnya terjadi stagnasi militer dengan AS di garis 38 derajat lintang utara, akhirnya diadakan perjanjian gencatan senjata, untuk menyelesaikan perang dengan perjanjian Panmunjom, yang secara tegas dapat  diartikan AS kalah dan sangat menderita.

Kedua kalinya, perang AS-Tiongkok adalah Perang Vietnam, kita ketahui AS menderita kekalahan.

Jadi dalam dua perang AS-Tiongkok, sejujurnya AS selalu mengalami kekalahan dengan lari terbirit-birit kembali pulang kandang.

Sejauh menyangkut zaman modern, AS juga telah berperang dua kali di Timur Tengah. Perang Irak dan Perang Afghanistan. Perang ini telah meruntuhkan keuangan AS yang tadinya kaya.   Sampai sekarang, sekuelnya masih sangat serius.

Belum lama kita juga tahu, Iran menggunakan rudal darat-ke-udara telah merontokkan drone tempur AS "Global Hawk" bahkan puing-piungnya dapat dipungut Iran untuk siap dipelajari seluk beluknya dan rahasia teknisnya.

Trump sangat galak dan memutuskan untuk berperang melawan Iran. Tapi apa yang terjadi?  Ketika pesawat tempur lepas landas dan kapal perang siap membidik rudal, Trump tiba-tiba berteriak dan berhenti bermain. Terlihat aneh, pada awalnya mengatakan akan menghancurkan Iran, tapi kemudian mengatakan tidak akan bertarung.

Mengapa menyerah sebelum bertarung? Awalnya keras sekali kemudian mendadak melunak. Tidak lain karena AS yakin Iran adalah lawan yang tangguh. Ada sebagian pengamat yang mengatakan, Trump itu berhati jahat sok gagah, namun hatinya kecil. Jika dilihat Trump menghadapi Iran saja sudah jerih, bagaimana mau menghadapi Tiongkok daratan yang kekuatan dan ketangguhannya beberapa kali lipat dari Iran?

Apakah Ian Easton dan AS pikir sangat mudah untuk bisa mengalahkan PLA?

Strategi Usulan Think-tank 2049 Institute

Ian Easton mengusulkan 5 metode atau cara untuk mengalahkan Tiongkok dan PLA, yang  terlihat konyol dan provokatif dan berniatan jahat.

Metode pertama, dengan melakukan kerjsama antara AS dan Taiwan untuk melakukan propaganda publik ke seluruh dunia. Apa yang dipromosikan?

Melakukan propaganda dan promosi bahwa Rezim Beijing Ilegal. Cuma hal ini menjadi aneh dan konyol. Jika rezim Tiongkok daratan ilegal, tapi AS telah menjalin hubungan diplomatik dengan Tiongkok sejak 1979. Dan RRT masih menjadi satu dari lima aggota tetap PBB.

Dengan mempromosikan legalitas rezim Beijing? Bisakah hal ini meyakinkan orang? Masuk akalkah ini?

Tapi bagaimanapun, ini adalah saran dari peneliti terkenal Ian Easton -- think tank AS. Tetapi bagaimanapun caranya, AS harus menemukan cara supaya Taiwan yang membayar. Kemudian AS dibelakang membantu dengan terus-menerus mengucapkan kata-kata buruk tentang Tiongkok daratan di media internasional.

Misalnya pada huru-hara yang terjadi di Hong Kong belum ini, siapa tangan invisibel di balik insiden Hong Kong ini? Sudah menjadi rahasia umum itu adalah AS. Mereka berkolaborasi dengan pihak-pihak pro-kemerdekaan Hong Kong.

Akankah AS menggabungkan pro-kemerdekaan Taiwan untuk menghancurkan citra internasional daratan Tiongkok? Banyak pengamat yang mengatakan bahwa itu mungkin saja dan 100% mungkin.

Metode kedua, dia menyarankan untuk menyusupkan orang-orangnya untuk memahami universitas, laboratorium penelitian, think tank, dan perusahaan yang berafiliasi dengan PLA, dan memberitakan tentang berita-berita hoax untuk menarik sempati menjadi kelompoknya, kemudian memprovokasi mereka dari dalam untuk mengadu-domba, dengan menghancurkan PLA dari universitas afiliasinya, think-tank, laboratorium, dan perusahaan afiliasi PLA, dengan demikian bisa melemahkan kekuatan tempur mereka.

Jadi mereka akan mulai dari universitas, lembaga penelitian, think tank, laboratorium, dan perusahaan PLA. Menciptakan berita-berita palsu, menyebarkan desas-desus, memprovokasi alienasi, dan membiarkan mereka terpecah di dalam, dan membiarkan mereka saling bertarung di dalam. Kemudian manfaatkan ini untuk melemahkan kekuatan tempur PLA.

Metode ketiga, mempelajari untuk mengetahui adanya faksi-faksi di rezim Secruritas Beijing, apakah ada persilihan antar fraksi mereka atau kontradiksi. Temukan cara untuk menciptakan perselisihan antar faksi mereka, membuat kontradiksi antar mereka, memancing pertikaian di antara mereka.

Jika faksi ini bertarung di dalam, pada saat itu mereka akan sibuk menghadapi pergulatan internal, Tiongkok daratan tidak memiliki kesempatan untuk berurusan dengan hal-hal luar. Tidak dapat melawan Taiwan atau bersaing dengan AS untuk hegemoni.

Dengan demikian Tiongkok daratan akan runtuh dengan sendirinya, dan bahkan terbelah-belah menjadi negara-negara kecil (seperti Uni Soviet dulu).

Memanfaatkan Para Pembangkang dan Pelarian

Terakhir ini pada Februari lalu, seorang pelarian dari Tiongkok daratan bernama Guo Wengui, setiap hari ditanggapi oleh media AS untuk memancing pertikaian yang memecah belah Tiongkok daratan dan terus menerus memancing pertikaian dengan mengadu domba masalah internal Tiongkok daratan.

Dan pernyataan-pernyataan provokasi Guo Wengui sesuai sekali dengan apa yang disarankan Ian Easton. Guo Wengui ini bisa sebagai representatif dari strategi Ian.

Dengan dibelakang memberi dana, membimbing dia bagaimana melakukannya dari belakang.

Maka dapat dilihat tangan-tangan kotor dibelakang layar dapat dipastikan itulah orang Amerika. AS harus memprovokasi faksi-faksi di Tiongkok daratan supaya bertarung sendiri, dan supaya terjadi pecah belah.

Dengan memecah belah rakyat Tiongkok, dia berharap menggunakan metode ini untuk melemahkan kekuatan Tiongkok, mengenkang kebangkitan Tiongkok, dan bahkan menyebabkan perselisihan sipil di Tiongkok, bahkan jika itu berkembang baik, dia dapat membuat "Revolusi Warna Tiongkok" lebih semarak (seperti yang terjadi di Hong Kong belakangan ini, namun ternyata gagal).

Mentode atau langkah ke-empat, AS membantu Taiwan mengembangkan kapal selam, dan menjual pesawat tempur F-16V ke Taiwan. Dan bahkan mengancam AS akan mentransfer teknologi ke Taiwan, membantu Taiwan membangun kapal selam, tujuannya supaya Tiongkok daratan menjadi gelisah.

Dengan demikian memancing Tiongkok daratan untuk melakukan lomba senjata, dengan mengharuskan menginvestasikan banyak dana anggaran dalam pembaruan dan peningkatan kapal selam, yang barang tentu memperlukan anggaran besar.

Kemudian AS menambahkan bahwa mereka ingin menjual tank tempur utama yang terbaik AS ke Taiwan. Dengan demikian, Tiongkok daratan harus menginvestasikan banyak anggaran untuk membangun tank baru, agar tidak ketinggalan.

Kemudian AS mengatakan akan menjual model top-of-the-line F16 terbaik ke Taiwan. Itu memaksa Tiongkok daratan untuk meningkatkan model jet tempurnya.

Jika ini terjadi, anggaran militer Tiongkok daratan harus terus dinaikan dan diperluas terus. Sehingga porsi anggaran negara untuk lainnya mengecil, semakin banyak anggaran militer yang dihabiskan, maka akan mengurangi anggaran lainnya yang seharusnya dibutuhkan untuk pembangunan dan kesejahteraan rakyatnya.

Dengan metode ini dapat membuat masalah dengan keuangan internal Tiongkok, yang selanjutnya menimbulkan masalah ekonomi dan keuangan dalam negerinya.

Jika terjadi krisis ekonomi dan keuangan Tiongkok daratan, maka perkembangan militer juga tidak bisa berkembangan keluar. Dan RRT bisa bubar sendiri.

Strategi ini telah juga ditrapkan pada saat Perang Dingin dulu terhadap Uni Soviet, yang akhirnya berakibat bubarnya Uni Soviet.

Menghantam Pasar Securitas 

Seperti yang kita ketahui pada tahun-tahun terakhir lalu, pasar saham di daratan Tiongkok sempat terjadi hancur, dan harga real estat tiba-tiba meroket, kemudian mulai turun lagi (hal seperti ini pernah terjadi di Indonesia beberapa tahun lalu, yang dampaknya masih terasa hingga sekarang). Maka jika melihat strategi apa yang dikemukakan Ian Easton kita dapat menduga adanya tangan-tangan hitam invisibel di belakangnya.

Metode Ke-lima, kita semua pernah mendengar bahwa AS telah meluluskan UU Otorisasi Pertahanan Nasional (the National Defense Authorization Law), UU Perjalanan Taiwan (the Taiwan Travel Law), and UU Jaminan Taiwan (the Taiwan Guarantee Law).

Ini merupakan langkah petualangan dengan bekerja-sama AS-Taiwan untuk mempersiapkan perang ofensif ke daratan Tiongkok.

Mengapa itu disebut petualangan? Ian juga memberi contoh: Sekarang ada dasar hukum, kapal perang AS bisa mengunjungi Taiwan dan bisa parkir di Taiwan, lalu pasukan AS bisa bergiliran ditempatkan (garnisun/dimarkaskan) di Taiwan, dan AS bisa mengadakan latihan militer bersama dengan Taiwan.

Ian juga mengatakan bahwa baru-baru ini kapal induk AS USS Ronald Reagan dan kapal induk helikopter Jepang Izumo telah melakukan latihan militer bersama di Laut Tiongkok Selatan. Di masa depan, Taiwan juga akan ditarik masuk, sehingga akan menjadi latihan bersama militer AS-Jepang-Taiwan.

Dengan menggunakan lima metode di atas ini untuk memprovokasi Tiongkok daratan dan melihat Tiongkok apa benar akan melakukan penyerangan, jika Tiongkok daratan benar melakukan penyerangan maka mereka sudah siap. Ia menyebutkan bahwa ini sebuah petualangan.

Namun lima trik ini oleh banyak pengamat dinilai tidak akan berhasil.

Tanda-tanda Kegagalan Dalam Mengguna Proxy Kelompok Pro-Kemerdekaan Taiwan

Seperti yang telah disebutkan di atas Ketua Dewan Direksi AIT Amerika di Taiwan Mo Jian, yang telah memperbesar-besarkan bahaya perang dengan Tiongkok daratan dan Taiwan.

Selain itu Mo Jian Mo Jian juga menyebutkan bahwa sekarang berada dalam badai epidemi. Risiko perang antara kedua sisi selat (Tiongkok daratan-Taiwan) benar-benar meningkat. Apa alasan meningkatnya risiko di antara kedua belah pihak?

Alasan pertama adalah bahwa dukungan Amerika Serikat mereka rasakan tidak cukup. Tapi mengapa kelompok pro-kemerdekaan Taiwan begitu sombong, karena mereka merasa yakin ada AS yang mendukungnya. Oleh karena itu, mereka percaya bahwa kelompok kemerdekaan Taiwan merasa pasti AS akan datang ke Taiwan untuk mendukung mereka jika terjadi perang.

Mereka pikir AS lebih kuat dari Tiongkok, jadi Taiwan tidak perlu takut untuk berupaya melakukan kegiatan kemerdekaan Taiwan, bagaimana pun dibelakang ada AS yang back-up. AS terus mendorong untuk kemerdekaan Taiwan terpisah dari Tiongkok daratan. Karena dengan demikian maka unfikasi Taiwan ke Tiongkok daratan akan tidak pernah terjadi. Dan Taiwan akan menjadi kendala bagi perkembangan Tiongkok. Ini adalah konspirasi Amerika.

Badai Pandemi Covid-19 Membuat Berantakan Strategi AS

Dengan meruaknya badai pandemi Covid-19 kali ini, kekuatan AS menjadi berantakan. Disini tidak membicarakan ekonomi dan hegemoni dolar AS, tapi tentang militer AS, selama ini prestise militer AS di seluruh Pasifik Barat setidaknya dominan dengan dua gugus tempur kapal induk.

Satu adalh gugus kapal induk USS Ronald Reagan dari Armada Ketujuh yang berada di Yokosuka, Jepang dan yang lainnya adalah USS Roosevelt, yang juga melakukan latihan di Laut Tiongkok Selatan (LTS) belum lama ini di Samudra Pasifik.

Namun kini awak kapal dan perwira serta prajurit di kedua gugus kapal induk ini terpapar Covid-19. Seperti diketahui kelompok terinfeksi ini berada di satu ruang terkurung (kapal) ini berpotensi tidak terkendali penularannya.

Timbul pertanyaan dari para analis dan pengamat dari mana virus ini datangnya? Ini menjadi hal menarik diamati dan selidiki.

Apakah kelompok pro-kemerdekaan Taiwan membicarakan ini sekarang? Dan mengatakan bahwa virus ini disebut "Chinese Virus &Virus Wuhan" seperti apa yang dikatakan Trump dan Pompeo.

Seperti diketahui, pelaut gugus kapal induk ini jelas sudah terinfeksi Covid-19.  Dari mana asal virus ini? Kapal induk ini berlayar ke Samudra Pasifik sekitar awal Januari tahun ini. Tidak ada orang dari Tiongkok yang pernah menaiki kapal induk ini ketika ke Samudra Pasifik.

Ketika dalam pelayaran gugus kapal induk USS Ronal Reagan sempat berlabuh di Yokosuka, Jepang, dan giugus kapal induk Roosevelt ini pernah merapat di Danang, Vietnam pada bulan Maret.

Jika dikatakan terpapar Covid-19 di dalam pelayaran paling mungkin dari Vietnam dan dari Jepang, tapi kemungkinan terbesar harusnya memang terbawa sejak semula dari AS sendiri. Hanya saja ketika terbawa oleh militer AS ke pakal induk meungkin dianggap sebagai flu biasa saja, padahal sebanarnya justru adalah pneumonia koroner baru atau Covid-19 yang terbawa ke atas kapal induk ini.

Dan virus ini terjadi diluar kendali pada kapal induk. Akibatnya serangan virus ini membuat kekuatan tempur militer AS menjadi berantakan.

Menteri Pertahanan AS telah mengumumkan bahwa operasi militer AS di luar negeri akan ditangguhkan selama 60 hari. Apakah akan pulih setelah 60 hari? Apakah itu optimis? Sedang setelah 60 hari, itu merupakan puncak Covid-19 di AS. Pada saat ada tanda-tanda pasti akan diperpanjang.

Setelah dihancurkan oleh virus ini, apakah kita berpikir bahwa kekuatan tempur militer AS masih dapat dipertahankan seperti masa lalu? Dapatkah masih bisa mengancam negara lain? Kekuatan tempur militer AS akan sangat rusak di masa depan. Kemampuan tempur militer AS telah sangat rusak.

Jadi dapat dipertanyakan, apakah AS masih memiliki kekuatan untuk membantu pro-kemerdekaan Taiwan untuk berperang? Dan jauh-jauh datang ke Asia Timur untuk berperang dengan Tiongkok?

Jadi backingan pro-kemerdekaan Taiwan sudah tidak bisa diandalkan. Selain itu, ekonomi AS akan memasuki "Resesi Hebat". Banyak pengamat mengatakan bahwa kepanikan ekonomi dan depresi ekonomi yang terjadi di AS pada akhir 1929 akan terulang kembali.

Dan bahkan pengamat ada yang melihat kali ini lebih serius, karena masalah ekonomi AS saat ini lebih serius daripada krisis tahun 1930. Saat itu, Presiden Roosevelt masih dapat mengandalkan apa yang disebut "New Deal" dan meningkatkan pengeluaran fiskal AS untuk menyelesaikan masalah kepanikan ekonomi AS.

Tapi sekarang keuangan AS sangatlah serius. Utang publik AS setinggi PDB-nya. Berapa banyak ruang yang masih bisa dipinjam AS, ditambah tingkat bunga AS jika dikurangi telah menjadi tingkat bunga nol.

Trump telah menurunkan menjadi 6 digit, The fed akan mengurangi hingga 6 digit, Untuk melakukan quantify easing denganmencetak uang, untuk meningkatkan dollar AS, peningkatan dari 200 juta menjadi 500 juta. Itu hanya dua triliun dolar AS. Dalam hal ini, nilai dolar AS harus turun.

Ekonomi AS akan turun dengan cepat, dan saham AS akan jatuh lebih keras. Resesi juga bahkan dipercaya sudah terjadi di AS. Setidaknya 45 ekonom, yang disurvei Asosiasi Nasional untuk Ekonomi Bisnis (National Bureau of Economic Research/ NABE), percaya ekonomi AS sudah berada dalam resesi.

"Para ekonom memperkirakan akan ada resesi yang tajam dan sementara untuk paruh pertama 2020 akibat pandemi virus corona (COVID-19) sangat membatasi aktivitas ekonomi," kata lembaga itu, sebagaimana dilaporkan Reuters, Senin (13/4/2020) berita dari CNBC.

Adapun di sejumlah negara Eropa, Moody's menuliskan ada potensi kontraksi secara kumulatif pada kuartal I-2020 dan kuartal II-2020. "Jerman sebesar 5,4%, Italia 4,5%, AS 4,3%, Inggris 3,9% dan Prancis 3,5%.

Dengan situasi AS yang demikian, masihkah AS bisa mendukung pro-kemerdekaan Taiwan dan membiarkan mereka terus terlibat dalam kemerdekaan Taiwan? Lalu akan berhadapan dengan Tiongkok, apakah AS masih memiliki kemampuan? Maka faktor pertama sudah terlihat tidak mungkin.

Faktor kedua, pihak berwenang Tsai Ing-wen, untuk menggunakan pandemi ini untuk memancing emosi di seluruh Selat Taiwan, menciptakan suasana sosial di Taiwan melawan terorisme dan mengkonsolidasikan rezimnya, dan kemudian memusnahkan oposisi partai KMT (Kuaomintang).

Dalam proses ini, dia tidak terpikirkanp bahwa Tiongkok daratan menggunakan praktik anti-epidemi yang sangat menentukan dan tepat waktu dan efektif. Men-lockdown  dan melakukan pengecekan/investigasi seluruh kota, dan kemudian sebuah rumah sakit kabin persegi didirikan. Dalam waktu yang sangat singkat, Rumah Sakit Houshenshan dan Leishenshan didirikan, dan berhasil mengendalikan epidemi(pandemi) dalam dua bulan.

Pada dasarnya, Tiongkok daratan telah menjadi area ter-aman dalam pandemi Covid-19. Dalam keadaan seperti itu, pusat badai atau episentrum pandemi di dunia tidak lagi di Tiongkok daratan, dan tidak lagi Wuhan.

Tapi justru sekarang episentrum berada di New York, AS, di Eropa, Italia, Spanyol, Jerman, Belanda, Belgia, Swiss dan akan teruas menyabar ke luar.

Oleh karena itu, di bawah keadaan ini, Cai Yingwen  yang biasa menggunakan apa yang disebut "pneumonia Wuhan" dan "Chinese virus" untuk menciptakan kontradiksi perasaan untuk tahun-tahun yang akan datang dan rasa kebencian (sentimen) untuk tahun-tahun yang akan datang supaya warga Taiwan membenci warga di Tiongkok daratan. Sekarang tampaknya telah menjadi mengangkat batu menimpakan pada kaki sendiri.

Apakah dia tidak takut dengan memprovokasi perselisihan ini? Apakah dikira warga Taiwan masih akan mendukung rezim pro-kemerdekaan Taiwan? Tentu tidak.

Maka dengan faktor di atas ini, dapat dikatakan strategi dengan menggunakan Taiwan sebagai proksi sudah terlihat akan gagal.

Project 2049 Institut Arlington, AS

Project 2049 Institut didirikan pada Januari 2008, berupaya memandu dan membimbing para pengambil keputusan AS untuk masalah  Asia yang lebih aman pada titik tengah abad ini.

Pendekatan interdisipliner didasarkan pada analisis ketat dari sosio-ekonomi, pemerintahan, militer, lingkungan, tren teknologi dan politik, dan masukan dari para pemain kunci di kawasan ini, dengan tujuan mendidik masyarakat AS dan menginformasikan debat kebijakan. Project 2049 Institute juga menyediakan studi khusus untuk para sponsor dengan minat dalam peramalan strategis jangka panjang.

Nama lembaga think tank ini mengacu pada tanggal peringatan 100 tahun Revolusi Komunis Tiongkok.

Lembaga think-tank ini mengfokusdkan empat bidang penelitian, "demokrasi dan pemerintahan" (demokratisasi, masyarakat sipil, pemilihan umum dan proses politik, supremasi hukum, korupsi politik), "aliansi, koalisi dan kemitraan" (aliansi regional dan keseimbangan kekuasaan) ; "keamanan non-tradisional" (ancaman non-konvensional seperti terorisme, pandemi, bencana alam, dan masalah keamanan energi dan lingkungan) dan "studi tentang Tiongkok."

Para ahli Proyek 2049 Institute telah menerbitkan karya tulis untuk berbagai topik dari Burma hingga peningkatan militer Tiongkok di surat kabar-surat kabar utama termasuk Wall Street Journal, Washington Times, Far Eastern Economic Review dan Wall Street Journal Asia.

Laporan Project 2049 Institute juga telah dikutip dalam publikasi termasuk Washington Times, Sydney Morning Herald, Taipei Times, L.A. Times, Bloomberg, dan Defense News. Selain itu, para ahli mereka telah muncul di CNN, Fox News, dan PBS serta program berita asing seperti BBC "World News Today."

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri.
onthinktanks.org
ait.org.tw
taipeitimes.com
project2049.net
taipeitimes.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun