Kisah Pelarian Snowden Keluar AS
Snowden senior tidak tahu ada pengunjung yang sudah lama berada di di luar pintu rumah, tetapi masih ragu untuk masuk ruangan. Pria itu adalah putranya Edward Joseph Snowden.
Snowden akhirnya mengetuk pintu rumah ayahnya, dan kembalinya putranya untuk berkunjung membuat Snowden senior dan ibu tirinya sangat bahagia. Mereka tidak melihat adanya sesuatu yang aneh tentang putra mereka, dan mereka juga tidak tahu bahwa ada rahasia mengerikan dan dahsyat terbenam di dalam hatinya.
Hari itu, hanya Snowden sendiri yang tahu bahwa itu adalah perpisahan, dan dia akan mengungkapkan rahasia yang mengejutkan kepada publik.
Snowden, yang telah bekerja dalam sistem intelijen selama bertahun-tahun, tahu bahwa satu-satunya hal yang dapat dia lakukan untuk melindungi keluarganya adalah membuat keluarganya tidak tahu apa-apa.
Dia khawatir melihat ayahnya akan membuatnya ragu, pada saat itu, Snowden siap untuk mengungkapkan informasi rahasia yang dia dapatkan, dan menyelesaikan penyalinan semua dokumen yang akan diungkapkan.
Di akhir makan malam, dia memeluk ayahnya seperti sebelumnya, tapi pelukan kali ini untuk waktu yang lebih lama, seraya berkata "Aku cinta ayah" Snowden senior juga berkata, "Aku juga mencintaimu Edward".
Tak lama kemudian, Snowden mengambil paspor Amerikanya untuk terbang ke Hong Kong, Tiongkok, jauh di seberang dunia.
Judul utama "Guardian" pada tanggal 5 Juni 2013 mengungkapkan bahwa riwayat panggilan pengguna dipantau oleh pemerintah AS. Pemerintah AS memantau panggilan telepon umum, email, SMS, dan informasi lain atas nama keamanan nasional. Cakupan pengawasan meluas ke seluruh bagian dunia, bahkan Jerman. Isi hubungan tilpon Merkel PM Jerman juga disampaikan ke meja Presiden AS Barack Obama.
Pengambilan keputusan AS mengakui bahwa Internet dapat menjadi alat yang efektif untuk mencapai tujuan politik AS dan membentuk kepemimpinan global AS dalam banyak peristiwa internasional.