Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Latihan Maritim Bersama Iran-Tiongkok-Rusia Membuat AS Gentar

31 Desember 2019   07:07 Diperbarui: 31 Desember 2019   07:22 905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Navy Recognition | weibo.com

Mulai 27 Desember 2019, latihan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya dimulai!  Benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya.

Waktu: dari 27 hingga 30 desember 2019.

Lokasi: Samudra Hindia Utara dan Teluk Oman.

Menurut Iran, ini adalah latihan militer gabungan pertama antara Tiongkok dan Rusia dalam 40 tahun sejak Revolusi Islam tahun 1979.

Faktanya, 40 tahun yang lalu, mustahil bagi kapal perang Tiongkok untuk pergi ke latihan militer di Timur Tengah. Oleh karena itu, tidak ada keraguan bahwa ini adalah latihan militer maritim bersama pertama dalam sejarah Tiongkok, Rusia dan Iran.

Kita dapat melihat dari peta bahwa tempat ini dekat dengan Teluk Persia dan menjaga pintu keluar Selat Hormuz. Lokasi yang sangat strategis dan penting.

Sumber: news.sina.com.cn
Sumber: news.sina.com.cn
Juru-bicara militer Iran Jend. Abolfazl Shekarchi mengatakan: Latihan militer sangat penting. "Lautan India dan Laut Oman adalah saluran utama di dunia. Banyak kapal negara lalu lalang di sini, jadi sangat penting untuk memastikan keamanan daerah ini." .

Sumber: WorldAtlas.com
Sumber: WorldAtlas.com
Pada sore hari 26 Desember lalu, Wu Qian, juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional Tiongkok, juga mengkonfirmasi berita tersebut. Dan menyatakan:

Menurut konsensus yang dicapai oleh tentara Tiongkok, Rusia dan Iran, latihan maritim bersama Tiongkok-Rusia-Iran akan diadakan di Teluk Oman dari 27 hingga 30 Desember. Angkatan Laut Cina mengirim kapal perusak rudal yang dipandu Xining untuk berpartisipasi.

Latihan ini bertujuan untuk memperdalam pertukaran dan kerja-sama antara angkatan laut dari ketiga negara, dan untuk menunjukkan niat baik dan kemampuan ketiga pihak untuk bersama-sama menjaga perdamaian dunia dan keamanan maritim dan secara aktif membangun komunitas takdir maritim.

Tampaknya alasan ini seharusnya akan membuat negara-negara lain untuk tidak mengklaim suatu kesalahan. Lagipula, di area ini sebelumnya telah terjadi serangan terhadap kapal tanker berkali-kali.

Tetapi dengan periode sekarang yang telah terjadi ketegangan tinggi di Timur Tengah, latihan tiga negara ini dengan sendirinya mengirim pesan yang luar biasa.

Bagi Iran yang berkarakter keras terhadap ancaman AS, ini adalah suatu pelampiasan pada tahun 2019 dengan manarik Tiongkok dan Rusia disisinya, bahkan menjadi kartu Ace nya baginya. Mereka perlu adanya teman pendukung tentunya.

Latihan maritim kali ini diadakan di Teluk Persia, pada titik dimana pasukan AS dan Iran saling berhadapan, dan di depan mata kapal induk AS yang sedang di tempatkan disana. Ini merupakan satu tekanan telak kepada Trump.

Sebenarnya antara Tiongkok dan Rusia telah melakukan latihan maritim bersama sebanyak enam kali sebelumnya, sehingga pada dasarnya telah tercapai tingkat penyesuaian operasi gabungan untuk situasi perang dari armada gabungannya.

Melihat hal itu sekarang, Rusia memasok gas alam ke Tiongkok, Rusia memperbaiki sistem anti-rudal Tiongkok, Iran memasok minyak kepada Tiongkok sebagai kekuatan manufaktur terbesar di dunia, Tiongkok memberi pasokan sandang dan pangan kepada Rusia dan Iran, dan juga memberikan Rusia dan Iran bantuan ekonomi yang diperlukan.

Dengan hubungan saling ketergantungan dan menguntungkan dari tiga negara ini, jelas tidak memberi peluang positif bagi Trump untuk memprovokasi aliensi ini tampaknya. Dan ini akan membuat gunda Trump, siapa lagi yang masih akan percaya padanya hari ini?

Sumber: Navy Recognition | weibo.com
Sumber: Navy Recognition | weibo.com
Pada latihan bersama kali ini, ada yang menjadi perhatian pengamat militer dunia luar, pertama, Tiongkok telah mengerahkan armada yang speksifiaksinya sangat tinggi, dengan mengirim kapal perusak tipe 052D Xining dengan nomor lambung kapal 117 untuk berpartisipasi dalam latihan tersebut. Kasus seperti ini hanya terjadi sebelumnya pada latihan maritim bersama dengan Rusia dengan mengirim kapal perusak tipe 054A atau 052C.

Kapal Xining berbobot standar 6.300 ton saat ini masuk dalam formasi pengawalan AL Tiongkok ke-33. Namun, kapal angkatan laut terbesar di AL Iran hanya memiliki bobot 1.300 ton, yang pada dasarnya tidak bisa dibandingkan dengan kapal AL-Tiongkok tipe 052D.

Kedua, lokasi latihan sangat khusus, titik latihan berada di Teluk Oman. Teluk Oman terletak di bagian utara Samudra Hindia. Ke arah barat ada Selat Hormuz dan Teluk Persia. Lima dari sepuluh negara penyimpanan minyak terbesar dunia berada di kawasan Teluk Persia.

Oleh karena itu, Teluk Persia disebut "depot minyak dunia", dan tanker yang diisi dengan minyak harus melewati Selat Hormuz dan memasuki Teluk Oman terlepas dari apakah mereka pergi ke Eropa atau Asia atau ke mana pun di dunia.

Oleh karena itu, Selat Hormuz dikenal sebagai pintu gerbang depot minyak dunia. Kali ini Tiongkok, Rusia, dan Iran berlatih di Teluk Oman, pintu gerbang depot dunia.

Pada saat yang sama, tidak jauh dari timur Teluk Oman adalah pelabuhan Gwadar (Pakistan). Latihan maritim bersama di lokasi khusus seperti itu menunjukkan bahwa Tiongkok memiliki kemampuan untuk menjaga keamanan saluran energinya sendiri di lepas pantai.

Sumber: People's Daily
Sumber: People's Daily
Ketiga, waktu latihan sangat khusus, ketika AS sedang merayu sekutu-sekutunya untuk membentuk "aliansi pengawalan/escorting" di Teluk Persia. Yang disebut "aliansi pengawal/escort alliance" tapi sebenarnya adalah "aliansi anti-Iran".

Saat ini, tidak banyak negara sekutunya yang merespons kecuali Inggris. Prancis, Jerman, Italia, dan Italia tidak mau bergabung dengan kamp AS, sebaliknya negara-negara Eropa berniat melakukannya sendiri di bawah kepemimpinan Prancis.

Ini adalah latihan maritim bersama yang tidak biasa. Melihat susunan latihan yang telah "diumumkan", tidak banyak kapal yang berpartisipasi.

Selain itu, sifat latihan ini adalah untuk melindungi jalur lalu lintas maritim dan memerangi terorisme maritim.Tidak ada kapal induk yang terlibat dan juga tidak dihubungankan dengan konfrontasi pertempuran yang spesifik.

Tapi juga tidak terpengaruh dengan "topik sensasi/play topic" dari media Barat, yang  merupakan kekuatan dari media Barat. Kerena yang berpartisipasi dalam latihan ini adalah Iran, Tiongkok dan Rusia. Dan ini adalah pertama kalinya tiga negara mengadakan latihan militer bersama di Samudera Hindia bagian utara.

Sumber: news.sina.com.cn
Sumber: news.sina.com.cn
Latihan maritim ini disebut "Maritime Security Belt". Menurut kantor berita setengah resmi Iran, kantor berita Far, Rusia mengirim 3 kapal perang dalam latihan tersebut.

Selain itu dalam latihan kali ini tujuannya untuk saling bertukar pengalaman dalam keamanan antara Tehran, Moskow, Beijing dalam melawan terorisme dan memerangi pembajakan laut serta menghancurkan terorisme dan pembajakan laut, dan bertukar pengalaman di bidang operasi penyelamatan laut.

Beberapa media di AS dan negara-negara Barat lainnya jelas "terlalu peka" terhadap latihan tersebut, dengan mengatakan bahwa Iran ingin memperkuat kerja sama militer dengan Tiongkok dan Rusia ketika AS menjatuhkan sanksi ekonomi berat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Media ini mengklaim bahwa perwakilan angkatan laut Rusia dan Tiongkok juga telah meningkatkan kunjungan mereka ke Iran tahun ini.

Alasan mengapa latihan biasa semacam ini bisa menarik perhatian begitu banyak dari AS dan media Barat, ini tidak bisa terlepas dari situasi internasional yang tegang baru-baru ini di Teluk Persia.

Sebelum ini, ada beberapa serangan terhadap kapal pesiar di Teluk Persia, industri pelayaran Iran ditahan, dan industri minyak Saudi diserang oleh rudal dan drone.

Setelah kejadian ini, AS mengambil kesempatan untuk mengirim sekelompok pasukan AS ke kawasan itu dan menambahkan sistem pertahanan rudal di Arab Saudi. Washington melihat Iran sebagai "pemimpin" di balik serangan terhadap fasilitas minyak Saudi pada bulan September lalu.

Serangan itu menyebabkan kenaikan harga minyak, kenaikan terbesar sejak Perang Teluk 1991, dan perusahaan minyak Arab Saudi yang diserang adalah perusahaan pemrosesan minyak terbesar di dunia.

Iran telah membantahnya dan memperingatkan bahwa serangan balasan terhadap Iran akan mengarah pada "perang komprehensif."

Pada saat yang sama, Teheran mulai memperkaya uranium di luar perjanjian nuklir yang dicapai dengan negara-negara kuat dunia pada tahun 2015 (Kesepakatan Nuklir Iran).

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Moussavi memuji hubungan persahabatan Iran-Rusia dan Iran-Tiongkok dalam sebuah wawancara dengan Kantor Berita Iran pada tanggal 25 Desember lalu, mengatakan bahwa dalam "perjanjian nuklir Iran" Iran telah memperlakukan Rusia dan Tiongkok secara berbeda dari negara-negara lain.

Iran tidak akan pernah melupakan teman-temannya akan keadilan dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip internasional selama kesengsaraannya.

Sumber: spuntniknews.com
Sumber: spuntniknews.com
"Daily Mail" Inggris mengutip komandan angkatan laut Iran Hanzadi sebelum latihan dimulai mengatakan bahwa ketiga angkatan laut akan melakukan latihan militer dalam "waktu dekat". Ini untuk "menyampaikan pesan kepada dunia" bahwa hubungan antara ketiga negara telah mencapai titik strategis yang berarti.

Seorang ahli Rusia percaya bahwa berita Rusia, Tiongkok dan Iran yang cocok dengan latihan angkatan laut benar-benar telah dimengerti oleh Iran, karena Iran bermaksud menunjukkan kepada dunia bahwa mereka memiliki dua mitra yang dapat diandalkan untuk melakukan latihan maritim bersama dengan Iran, belum lagi dengan ketegangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah hubungan AS-Iran, dan diadakannya latihan militer maritim dekat regional hotspot adalah peristiwa yang tidak biasa dalam sejarah hubungan internasional.

Para pemimpin Tiongkok selama kunjungan mereka ke Timur Tengah pada tahun 2016 mengatakan bahwa mereka bersikeras untuk tidak mencari proxy, tidak mencari pengaruh, tidak untuk mengisi kevakuman kekuatan yang ada. Tiongkok berprinsip mentrapkan "Tiga Tidak" tersebut.

Tiongkok menegaskan bahwa kegiatan mereka di Timur Tengah terutama untuk anti-pembajakan, menyediakan produk-produk umum untuk keamanan kawasan. Faktanya sejak dulu berprinsip dan berlaku netral di Timur Tengah, dan mematuhi kebijakan tidak bersekutu. Dengan Arab Saudi juga telah bekerja-sama dan telah melakukan latihan militer bersama. Dengan Mesir dan Turki juga pernah melakukan militer bersama.

Hanya saja, setiap kali Barat selalu mengambil kesempatan untuk bersuara yang menimbulkan keraguan, jika dibandingkan dengan negara Barat dan Rusia.

Menurut kenyataan, kehadiran dan pengaruh Tiongkok saat ini di Timur Tengah relatif kecil, jika dibanding dengan negara-negara Barat berapa banyak mereka telah melakukan latihan militer di Timur Tengah, terus terang ini suatu yang dianggap tidak adil oleh sebagian pengamat militer, dianggap tidak bertanggung jawab dan tidak seimbang ketika Tiongkok melakukan latihan bersama. Mereka beranggapan mengapa Barat dan AS boleh melakukan tapi Tiongkok tidak?

Latihan maritim bersama Iran-Tiongkok-Rusia dinyatakan tidak ditujukan untuk negara pihak ketiga manapun, karena latihan ini adalah gabungan tiga negara. Menurut jurubicara militer Iran pada 25 Desember lalu, mengatakan, latihan bersama ini dilatar belakangi dengan adanya ancaman terorisme dan pembanjakan di laut.

Latihan maritim kali ini terutma ditujukan untuk menghadapi bajak laut, tetapi tampaknya bajak laut ini tidak datang dengan armada kecil,  justru dengan formasi gugus armada kapal induk, maka diperlukan ditangkal dengan dua kekuatan yang luar biasa (Rusia dan Tiongkok).

Tiongkok umumnya tidak mengambil tindakan apa pun, jika sampai bertindak pasti luar biasa, AS  seharusnya bisa menyadari hal ini, mengingat sejarah yang lewat seperti Perang Korea, Perang Vietnam. Untuk meringkas ini ada pengamat yang menyimpulkan sebagai berikut:

Peran Tiongkok sangat istimewa. Bisa dilihat beberapa media Barat yang terus menggoreng berita ini, latihan militer Tiongkok-Rusia-Iran merupakan respons terhadap latihan militer AS-Arab Saudi. Di permukaan tampaknya seperti memang benar. Tapi jangan lupa bahwa Tiongkok dan Arab Saudi juga sudah melakukan latihan bersama tahun ini. Arab Saudi dan Tiongkok memiliki hubungan baik.

Ini adalah pertarung besar, Iran ingin menarik teman-teman untuk menunjukkan kekuatan mereka. Namun, Tiongkok telah melakukan latihan bersama dengan Arab Saudi sebelumnya, dan kini latihan bersama Iran, ini menunjukkan kekuatan dan ketrampilan diplomatik Tiongkok. Dalam hal ini, Tiongkok memang sangat berbeda dengan AS dan Rusia.

Timur Tengah memiliki arti khusus bagi AL-Tiongkok. Di Timur Tengah AL-PLA telah memiliki gugus formasi kapal untuk pengawalan dan juga di Djibouti Timur Tengah, Tiongkok memiliki kamp pasokan luar negeri pertama di Djibouti, dan telah lebih sering melakukan latihan maritim di Timur Tengah.

Operasi di Laut Merah di Timur Tengah adalah suatu latihan AL- Tiongkok untuk beroperasi di laut dalam.

Ada perubahan gaya. Seperti apa yang telah di atas pemimpinan Tiongkok selama kunjungan di Timur Tengah menyatakan kebijakan "Tiga Tidak". Tapi kini tanpaknya ada perubahan.

Namun, Tiongkok jelas tidak akan absen pada situasinya yang ketegangannya sangat tinggi, sehingga Tiongkok tidak mungkin melakukan latihan militer beberapa tahun yang lalu. Tetapi sekarang latihan militer tampaknya menjadi keharusan untuk ikut serta, dan ini adalah suatu perubahan.

Menunjukkan diplomasi dengan cara dan gaya lamanya, situasi tampaknya telah sangat tegang, perannya sangat penting, tapi kini latihan militernya tidak hanya antara Tiongkok dan Iran saja, tapi juga keikut-sertaan Rusia. Ini benar-benar menunjukkan cara dan gaya diplomasi lama Tiongkok.

Ini adalah pertama kalinya untuk Latihan Militer Tiga Negara. Drama baru tampaknya baru saja dimulai. Drama harus dimulai dengan prolog, tetapi prolog ini masih jauh dari klimaks.

Tapi kita semua harapkan situasi buruk tidak terjadi, dan semua pihak bisa menahan diri dari provokasi AS dan Barat yang ingin mengambil keuntungan dari terjadi gejolak harga minyak dunia.

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

[1], [2], [3], [4]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun