Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Permainan Politik Rusia dalam Perdagangan Alutsista Canggih

29 November 2019   17:23 Diperbarui: 30 November 2019   09:18 1835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

AS mencuri, tetapi Soviet/Rusia juga mencuri. Pada tahun 1968, pesawat tempur  terhebat pada waktu itu disebut pesawat tempur F-111, tetapi selama mencuri pertama mereka berkata, kemudian, bisakah kita menangkapnya dari udara, jadi yang pertama selama proses pencurian, mereka menggunakan sistem artileri dengan menembak jatuh tiga pesawat, namun ketiga pesawat itu rusak berat, tidak dapat dicuri teknologinya. Jadi mereka menggunakan metode baru.

Selama tahun 1968, mereka menggunakan sistem gangguan radio untuk mengganggu pesawat. Pesawat yang akan dibajak tidak dapat berkomunikasi dengan menara dan posko perang mereka sendiri selama penerbangan, peralatan kendali pesawat tidak berfungsi sama sekali. 

Setelah pesawat terpaksa mendarat maka dirampasnya. Setelah pesawat mendarat dalam keadaan utuh dan baik. Bagaimana cara mencuri pesawat ini kembali ke Uni Soviet?

Pesawat ini dibongkar habis, setelah dibongkar mereka berushaha agar AS tidak mengetahuinya.  Ketika ditanya pihak AS, mereka mengatakan tidak tahu-menahu.

Namun pada saat itu seorang perwira penting Soviet/Rusia dengan alasan untuk memancing belayar ke laut, setelah berada di lepas pantai mereka membuka peralatan radio pesawat curian untuk dibongkar, dan mengemas bagian-bagian penting satu per satu, kemudian dimuat pada kapal yang berbeda, tidak dimuat dalam satu kapal, kemudian dikirim ke Soviet/Rusia.

Jadi antara AS dan Rusia saling mencuri teknologi alutsistanya.

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

[1] [2] [3] [4] [5] [6]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun