Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Hong Kong

25 Agustus 2019   18:53 Diperbarui: 25 Agustus 2019   19:13 1144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: hk.epochtimes.com + dotdot.news.com + BabetteMartel twitter.com + orangenews.com

Menurut info media, Lokakarya Pemuda Internasional Hak Asasi Manusia Asia 2004 yang diselenggarakan oleh sekolah, salah satu pengawas dan penang-jawab proyek adalah Brian.

Secara khusus, Brian memimpin sekelompok siswa Hong Kong ke India untuk pergi ke Desa Anak-anak Tibet di India. Desa ini dikelola oleh Dalai Lama Jetsun Pema, dan Brian mengatur agar para siswa bertemu dengan anggota organisasi kemerdekaan Tibet di desa itu.

(baca -- Peristiwa Pemberontakan di Tibet

https://www.kompasiana.com/makenyok/5500b850a33311e772511c57/peristiwa-pemberontakan-di-tibet )

Dalam demo anti amandemen UU Ekstradisi di Hong Kong kali ini, Brian akhirnya menampakkan dirinya untuk secara pribadi melatih dan mengarahkan unsur-unsur perusuh Hong Kong, mengajari mereka cara merusak aturan hukum, dan mengepung serta menyerang polisi Hong Kong.

Di kerumunan di tempat kejadian, dia secara terbuka berteriak "Jangan mundur" dan secara pribadi menunjukkan kepada massa bagaimana menghina dan menyerang polisi Hong Kong.

Tahun 2009 sebelum Brian menetap di Hong Kong (HK) Brian bekerja di Kelompok Pendidikan Hak Asasi Manusia Amnesty International selama empat tahun, memberikan kursus kepada siswa di 15 negara.

Setelah pindah ke Hong Kong pada tahun 2009, dia bekerja sebagai guru bahasa Inggris di Hanji International School. Menurut informasi sekolah, dia menghabiskan satu tahun pada mata kuliah kursus yang disebut hak asasi manusia setelah sekolah, dan mengajar siswa bagaimana mengatur membuat petisi dan memberi kuliah sebanyak tujuh proyek.

Dalam prosesi FDC 2011 (demonstrasi tahunan 1 Juli yang awalnya diadakan oleh Front Hak Asasi Manusia Sipil sejak hari penyerahan pada tahun 1997 pada hari pendirian SAR HK), Brian yang saat itu sebagai seorang guru bahasa Inggris Hanji, melakukan parade dengan beberapa siswa dan menerima wawancara media untuk menciptakan teori anti-Tiongkok.  (Seorang siswa hak asasi manusia yang terlibat dengan Brian mengaku sangat prihatin dengan situasi hak asasi manusia di Tiongkok).

Sumber Dana Aksi Kerusuhan

Dan serangkaian kegiatan Brian berasal dari "dana sosial terbuka" dari pengusaha kaya George Soros (yang konon juga sangat berperan dalam krismon Indonesia 1998).

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun