Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Hong Kong

25 Agustus 2019   18:53 Diperbarui: 25 Agustus 2019   19:13 1144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: hk.epochtimes.com + dotdot.news.com + BabetteMartel twitter.com + orangenews.com

Dalam kenyataanya, AS memang memiliki sarana terbanyak di dunia, apakah itu sarana militer atau politik, sarana propaganda, termasuk jaringan yang paling maju.

Salah Satu Agen Asing Provokator Kerusuhan Hong Kong

Sumber: hk.epochtimes.com + dotdot.news.com + BabetteMartel twitter.com + orangenews.com
Sumber: hk.epochtimes.com + dotdot.news.com + BabetteMartel twitter.com + orangenews.com
Pada saat kerusuhan terjadi di Hong Kong (HK), seorang tampang bule terlihat sedang mengkomandoi para protester/demontran dan perusuh untuk melawan polisi HK, video tentang hal ini sudah banyak beredr di medsos.

Orang bule yang tegap dengan potongan rambut army-look ini adalah Brian Patrick Kern, warga AS yang kini menetap di HK. Seorang warga AS yang statusnya sekarang sebagai mantan guru di Hong Kong Hanji Internaernational School. Dalam aksi kesuruhan kali ini, dia selalu memainkan peran penting dalam organisasi, komando, dan pelatihan.

Sejak 1990, Brian telah mendirikan apa yang disebut kursus "hak asasi manusia/HAM" di banyak negara untuk mendidik siswa di HK menjadi pro AS dan melatih siswa untuk berbaris unjuk rasa dan berdemonstrasi.

Pada tahun 1989, dia mengajar di Turki. Murid-murid Kurdinya terjadi perang pecah dengan pemerintah militer setempat. Di bawah kekacauan, dia meninggalkan Turki pada bulan Juli di tahun yang sama dan disewa untuk mengajar di sebuah universitas di daratan Tiongkok.

Dia bersikap mencintai siswa dan mulai memprovokasi untuk mogok kuliah di universitas pada Juni 1990. Setelah menolak untuk dipanggil pihak penanggung jawab perguruan tinggi bersangkutan, Brian pergi ke AS untuk meraih gelar doktor, dan kemudian mengajar di Norwegia, India, Sudan Selatan, dan tempat-tempat lain.

Pada tahun 2009, dia melayani sebagai guru bahasa asing di universitas di Tiongkok, namun, isi utama kuliahnya adalah melakukan pencucian otak, mengajar, dan mengorganisir pemogokan kuliah siswa, dan mempengaruhi siswa Tiongkok untuk pro AS, setelah ketahuan dipecat oleh pihak universitas.

Setelah meninggalkan daratan Tiongkok, pekerjaannya dipindahkan ke Wilayah Administratif Khusus Hong Kong dan dia mengajar di Hanji International School sebagai guru bahasa Inggris.

Namun, tugas utamanya bukan mengajar bahasa Inggris, tetapi untuk terlibat dalam kursus satu tahun yang disebut "hak asasi manusia." Melalui kuliah ini dia terlibat hingga tujuh proyek, melakukan pencucian otak pro-Amerika dan anti-Tiongkok, serta menanamkan konten opini yang membenci Tiongkok, juga mengajarkan kepada siswa Hong Kong cara berbaris berunjuk rasa  dan berdemonstrasi.

Brian adalah guru yang direkrut di United World College Red Cross Norway.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun