Persis apa yang diberitakan media arus utama AS yang melaporkan secara intensif, ketika drone AS ditembak jatuh Iran. "The New York Times" mengabarkan Trump sebenarnya mulanya telah memerintahkan untuk menyerang Iran.
"The New York Times" mengatakan, mau perang dan tidak berperang terjadi dalam satu malam pada tanggal 20 Juni pukul 19:00 waktu setempat, pejabat militer dan diplomatik AS sedang menunggu Trump untuk memerintahkan serangan militer.
Menurut beberapa sumber, pada hari itu, penasihat keamanan Trump dan para pemimpin kongres sepanjang hari terjadi debat sengit di Gedung Putih, apakah akan menyerang Iran atau tidak. Faktanya Trump telah sepakat untuk meninidak beberapa target Iran, termasuk stasiun radar dan posisi rudal.
"The New York Times" memberitakan ketika operasi telah memasuki tahap operasional, pesawat tempur telah terbang, kapal perang telah berada pada posisi, rudal-rudal telah diarahkan ke sasaran untuk siap diluncurkan, tetapi mendadak dihentikan pada tahap awal oleh Trump.
Pada saat itu, dikabarkan Trump bertemu PM Kanada Trudeu pada 20 Juni dan menanggapi laporan wartawan bahwa pesawat tak berawak militer AS ditembak jatuh oleh Iran. Trump mengatakan bahwa Iran mungkin telah membuat kesalahan. Saya dapat membayangkan bahwa itu adalah kesalahan bagi seorang jenderal atau seseorang untuk menembak jatuh drone kami.
Menurut surat kabar "Youth" Israel yang mengutip seorang diplomat anonim mengatakan, AS sedang bersiap untuk mengebom Iran. Orang yang akrab dengan masalah ini mengatakan bahwa operasi pemboman akan sangat besar, tetapi terbatas pada target tertentu.
Laporan lain mengatakan bahwa salah satu target potensial mungkin adalah fasilitas nuklir di Iran.
Apa yang membuat Trump berubah pikiran dan apakah akan ada serangan militer terhadap Iran di masa depan? Mengapa Trump membuat keputusan menyerang dan buru-buru menarik kembali perintahnya?
Memang, ini menarik. Pengamat pikir itu tidak lebih dari dua hal. Pertama, setelah waktu berlalu, sebenarnya ada konsultasi intensif di AS untuk situasi saat ini, dikatakan bahwa di Gedung Putih, para pemimpin Kongres dan pemimpin puncak AS termasuk Asisten presiden urusan keamanan nasional "orang-orang besar", sekretaris negara, menteri pertahanan, CIA, dan sebagainya, ada perdebatan sengit di antara para pejabat senior, dan ada perdebatan tentang bagaimana bereaksi terhadap situasi tersebut. Dan terdapat perbedaan pendapat yang sangat sengit.
Dikatakan penjabat tinggi AS seperti Pompeo dan Bolton menghandaki balas dendam, terutama memaksakan untuk perang. Tetapi mempertimbangkan banyak aspek untuk menghindari perang, alasan untuk menghindri perang sebenarnya sangat sederhana.
Karena Iran bukan negara yang sesederhana seperti yang dibayangkan AS, Â dilihat dari situasi yang terungkap sekarang, balas dendam di AS Â ini mungkin merupakan pembalasan yang sangat terbatas pada bagian-bagian yang terkait dengan drone yang ditembak jatuh.Â