Tampaknya niat strategi besar Jepang adalah ingin mengubah "Konstitusi Perdamaian"* yang menjadi arah yang dominan.
(*Konstitusi Jepang: Kami, rakyat Jepang, bertindak melalui wakil-wakil kami yang terpilih dalam Diet Nasional, memutuskan bahwa kami akan mengamankan bagi diri kami dan keturunan kami hasil-hasil dari kerja sama damai dengan semua bangsa dan berkat dibebaskannya seluruh negeri ini, dan memutuskan bahwa tidak akan pernah lagi Kami bertindak kengerian perang melalui tindakan pemerintah, menyatakan bahwa kenangan berdaulat tinggal bersama rakyat dan mengkonfirmasi pembentukan Konstitusi ini.Â
Pemerintah adalah kepercayaan suci rakyat, otoritas yang darinya berasal dari rakyat, kekuasaannya dijalankan oleh perwakilan rakyat, dan manfaatnya dinikmati oleh rakyat.Ini adalah prinsip universal umat manusia Di mana Konstitusi ini didirikan. Kami menolak dan mencabut semua konstitusi, hukum, tata cara, dan reskrip dalam konflik dengan ini[terjemahan bebas dari japan.kantei.go.jp] ).
Jadi kita bisa lihat apakah dari proses-proses ini dengan mengembangkan kekuatan pertahanan diri baik itu untuk udara, darat dan laut yang cendrung ke arah kekuatan ofensif, itu sudah mengarah pada dukungan untuk negara normal. Sedang Jepang masih berada dalam negara pencetus perang P.D. II dan telah menyatakan menyerah, yang harus dikenkang kekuatan militernya.
Maka dengan latar belakang seperti di atas, tidak sulit untuk melihat bahwa pada langkah selanjutnya, Jepang harus sepenuhnya menggulingkan apa yang disebut kebijakan "khusus hanya untuk pertahanan", atau  ini hanya sekedar istilah saja. Sebagai contoh, kita bisa  melihat kapal induk jenis helikopter "Izumo" yang selalu dikaburkan, tapi sekarang ini terlalu tertutup dalam laporannya, Jepang selalu mengatakan ingin beralih ke kapal induk, tetapi kapal induknya dikatakan tidak digunakan untuk pertempuran.
Jepang memang sengaja membuat kapal perusak helikopter agar memungkinkan menghindari larangan konstitusionalnya dalam melancarkan perang ofensif, karena kapal induk dianggap sebagai senjata ofensif karena kemampuan mereka untuk memproyeksikan kekuatan. Tapi kini Jepang juga menambahkan "pesawat patroli jarak jauh dan pesawat kargo militer kedalam kemampuan pertahanannya, dan membeli jet tempur Lockheed Martin F-35, kendaraan serbu amfibi dan kapal induk Osprey Boeing, yang dapat dioperasikan dari Izumo. "
Dengan kemampuan dukungan di balakang ini menunjukkan Jepang berkemampuan untuk berperang di laut terbuka dan berkemampuan untuk menyerang.
Kemudian kini kita melihat Jepang sedang mengembangkan pesawat tempur siluman semacam F-3, dan membeli begitu banyak jet tempur F-35s, selain itu juga mengembangkan pesawat canggih seperti itu, dan juga terlibat dalam memperkuat aliansi militer dengan AS.
Kini Jepang sudah mampu dan siap berofensif dan negara-negara sekitar kawasan ini merasa terancam, karena Pasukan Bela Diri Jepang telah memperkuat daya tempur 3 dimensi darat, laut, udaranya. Selain itu juga terus meningkatkan anggaran pertahanannya.
Pasukan Darat Bela Diri Jepang sekarang sudah berada di luar negeri, dan kemudian memperkuat apa yang disebut pasukan tempur amfibi, yang merupakan Korps Marinir yang sedang dirancang sedemikian rupa, sehingga disebut Water and Land Mobile.