Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Benarkah AS Akan Menyerang Iran?

2 Juni 2019   21:41 Diperbarui: 4 Juni 2019   09:13 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.themodellingnews.com

Maka Departemen Pertahanan Iran pada 8 Mei lalu menyatakan memulai program nuklirnya kembali, kini mereka berada pada pengayaan 3,67% , maka perlu untuk ditingkatkan menjadi 4 kali lipat. Mereka mengancam jika kominitas internasional tidak memiliki sikap yang relevan dalam 60 hari, maka akan memulai program nuklirnya.

Batas 60 hari telah mulai memasuki hitungan mundur (8 Mei -- 8 Juli) jadi jika dalam periode waktu yang singkat ini, komunitas internasional tidak memiliki mekanisme yang sangat efektif, dan membingkai para pihak sedemikian rupa. Dan di bawah kerangka itu supaya jangan maju terus. Ini bukan untuk mengatakan bahwa masalah sepihak program nuklir Iran ditetapkan secara sepihak.

Hal ini tampaknya diperlukan untuk mencegah AS melakukan tekanan lebih lanjut di Teluk, karena tekanan terhadap AS itu sendiri mungkin tidak dapat dikendalikan, yaitu, berkali-kali kita tahu bahwa ketika aksi militer dipicu, itu terpaksa sepenuhnya tidak dapat diprediksi. Jadi dalam hal ini ada risiko garis bawah untuk kedua sisi masing-masing ada pemicunya. Jika sudah mencapai situasi demikian peningkatan situasi akan  tidak lagi didasarkan pada kehendak subyektif pihak tertentu.

Karena itulah kini banyak negara yang turun tangan, termasuk Rusia juga ingin bersetuhan. Kita lihat sekarang AS kontak dengan negara-negara Eropa, bahkan Pompeo berkunjung ke Irak. Dan Irak akan berkunjung ke AS selanjutnya ke Iran.

Bahkan PM Jepang, Abe juga akan mengunjungi Iran, hal ini tidak lain untuk keselamatan negara-negara mereka, yang pertama kali harus dipertahankan keamanan tentang minyaknya. Konsep nasionalnya bukan untuk mencegah rudal datang, melainkan bagaimana pengiriman minyaknya melalui laut bisa aman. Jika pengirim minyak melalui laut ke negaranya tidak aman, maka itu adalah ancaman terbesar.

Maka karena itulah banyak pihak yang mau ikut bertindak, pada saat ini sebenarnya ada ruang mekanisme untuk duduk berbicara antara Iran-AS, banyak pihak yang mengharapkan seperti itu.

Sistem Pertahanan Iran atau "Angkatan Bersenjata Sistem Iran."  (ABSI)

Kecuali kemampuan dirinya Iran memiliki beberapa sistem pertananan yang dapat membalas dengan kuat yaitu apa yang oleh pengamat disebut "Angkatan Bersenjata Sistem Iran."  (ABSI).

"Angkatan Bersenjata Sistem Iran."  (ABSI) adalah serangkaian angkatan bersenjata, bukan hanya satu kekuatan saja, pertama-tama milisi Syiah Irak, mereka dapat mengendarai tank tempur utama yang diperoleh dari AS, tetapi senapan mesin Iran dipasang pada tank tempur utama ini dengan amunisi Rusia, kekuatan ini dapat diperluas menjadi 250.000. Mereka mematuhi perintah dari "Pengawal Revolusi Islam Iran," jadi kali ini kita melihat bahwa AS sering berhubungan dengan Irak karena AS tidak dapat mengontrol pemerintah Irak karena kekuatan ini. Pasukan tank ini adalah kekuatan ABSI atau "Sistem Pertahanan Iran" terbesar.

ABSI kedua adalah "Angkatan Bersenjata Houthi" di Yaman, yang kini menguasai ibu kota Yaman, mereka ini telah berperang dengan tentara koalisi Kerajaan Arab Saudi beberapa tahun, tetapi belum memperlihat terkalahkan atau melemah. Bahkan mereka telah melakukan serangan rudal sebanyak 180 kali terhadap target koalisi Kerajaan Arab Saudi, terakhir dengan drone menyerang pipa minyak terbesar kedua terbesar Arab Saudi dengan terbang sejauh 800 km. Jadi mereka memiliki kemampuan yang tidak main-main. Ini juga menjadi "Angkatan Bersenjata Sistem Iran."  (ABSI) yang kedua.

ABSI yang ketiga adalah tentara "Hezbollah Libanon" dengan kekuatan sebanyak 15.000 pasukan untuk membantu pemerintah Bashar di Suriah. Mereka memiliki banyak pengalaman tempur dengan Israel sepanjang tahun. Jangan lupa militer AS yang ditempatkan di Beirut, Lebanon 36 tahun lalu. Korps Marinir AS diserang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun