Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memprediksi Persaingan AS-Tiongkok di Masa Datang

16 April 2019   11:15 Diperbarui: 16 April 2019   11:55 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kini tidak lagi mudah berhubungan dengan dengan AS, dulu sangat toleran dan jenaka, sekarang jika kita bercanda dengan mereka, maka mereka akan cemas.

Demikian juga dengan Tiongkok, dulu kurang peracaya diri, kini sebaliknya, bahkan kadang sering terlalu percaya diri. Karena dulu miskin, dan merasa rendah diri, jika tertekan sedikit diabaikan. Kini sudah banyak uang, sifatnya juga sudah lebih angkuh, jadi memiliki dua peran, protangonis, menopuase, temperamen. Ditambahkan lagi kini ada pihak ketiga yang mulai memprovokasi peselisihan. India, Vietnam, Jepang yang provokatif, sehingga seluruh struktur hubungan AS-Tiongkok menjadi sangat sulit.

Dengan kini adanya penggantian presiden AS yang tidak mudah ditangani seperti Trump sekarang, keseluruhan hubungan AS-Tiongkok menjadi lebih sulit.

Jadi kini hubungan AS-Tiongkok masalah utamanyaadalah  AS mengubah posisi Tiongkok yang dulunya dipandang sebagai mitra, tapi saat ini dipandang sebagai pesaing strategis utama.

Masalah sebenarnya tentu saja, ada masalah mendasar di balik masalah utama. Masalah yang mendasarinya sampai hari ini, AS tampaknya tidak bisa menerima kebangkitan Tiongkok.

Tampaknya kedua pihak tidak menerima perhitungan rasional, AS percaya bahwa mereka masih memiliki kemampuan untuk membatasi Tiongkok. Dalam kontes satu lawan satu, AS memiliki kekuatan nasional komprehensif. Selain itu, AS memiliki keunggulan, memiliki banyak sekutu,  yang dekat ada 60 sekutu hukum, dan sekarang memiliki keunggulan jika terjadi satu lawan satu. Selain itu, AS dapat terlibat dalam pengelompokan.

Menurut perhitungan visi saat ini, AS memiliki kesempatan untuk mengalahkan Tiongkok tidak memerlukan waktu lama, maka pemimpin spritual sayap kanan AS Stve Bannon (mantan staf strategi Trump) yang berkunjung ke Hongkong tahun lalu, secara terbuka mengatakan AS membutuhkan dalam lima tahun ini untuk mengalahkan Tiongkok, jika tidak akan hilang kesempatan, karena sekarang memiliki keuntungan dan harus mengambil kesempatan terakhir untuk menyelesaikannya.

Jadi yang pertama, AS berpikir mereka memiliki sedikit keunggulan sekarang, mereka harus mengambil kesempatan terakhir untuk menyelesaikannya.

Kedua AS secara emosional tidak dapat menerima kebangkitan Tiongkok, dengan melihatnya dari tiga sudut pandang. Pertama, adalah rasisme, orang Tiongkok adalah orang kulit berwarna, mengapa kalian bangkit? Kalian bukan orang kulit putih yang mulia.

Yang berikutanya dalah agama, mereka merasa dirinya adalah orang pilihan Tuhan (chosen by God, city on the hill) saya ada di atas bukit, pilihan khusus Tuhan. Tuhan tidak mengenal orang Tiongkok, atas dasar apa mereka bangkit? Itu tidak ilmiah dan masuk akal.

Yang lain adalah masalah ideologi. Tiongkok dipimpin Partai Komunis. Bagaimana mungkin negara pimpinan partai komunis bisa bangkit?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun