Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mungkinkah AS Menyerbu Venezuela Seperti Panama Dulu?

24 Maret 2019   16:49 Diperbarui: 25 Maret 2019   09:14 1063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan tindakan ini akan terbentuk efek jera potensial, selain itu juga meningkatkan kekacauan  lebih lanjut di Venezuela. Tujuan membuat warga Venezuela menjadi galau dengan panarikan ini, selain itu Inggris ikut-ikutan memberitakan bahwa AS sejak 28 Pebruari telah mengirim pesawat pengintai "electronic rivet reconnaissance" RC-135, termasuk pesawat tanker untuk pengisian bahan bakar di udara EP-3, yang telah terbang di utara perairan Venezuela yang merupakan wilayah udara selatan Karibia. Inggris telah mengungkapkan sebanyak enam kali. Ini merupakan suatu tekanan dari UE, yang mengungkapkan sesuatu yang tidak diketahui orang. Dan ini semua jelas sudah dipersiapkan dan pengintaian ini termasuk tekanan lebih lanjut.

Jadi di satu sisi penyerangan bisa dilakukan dari luar yang merupakan retorika diplomasi, yang dapat menimbulkan pertanyaan selama negara yang menerima pengungsi dari Venezuela, maka AS memberi bantuan. Dengan demikian bukankah ini mengacaukan negara normal?

Jadi AS menggunakan banyak cara, ditambah sanksi ekonomi, ditambah potensi perang opini publik yang benar dan salah, berita seperti itu yang terus dikumandangkan.

Namun ada pertanyaan, jika AS menggunakan kekuatan militer, berapa lama pasukan Venezuela bisa bertahan?

Melihat AS memiliki 1,3 sampai 1,5 juta pasukan militer, sedang Venezuela hanya 130 ribu pasukan militer, ini sangat kontras perbedaannya. Namun Venezuela memiliki banyak alutsista militer yang orang membayangkan itu mungkin bisa bertahan. Namun anggaran untuk biaya militer sebesar 5 milyar USD, dan AS sebesar 716,3 milyar USD.

Namun tampak bagi AS melakukan intervensi militer akan banyak suara-suara di Gedung Putih yang menentangnya. Karena selama era Obama di Gedung banyak beredar isu jangan melakukan kebodohan dan kekonyolan, dan pada ero Trump ini tampaknya masih dipatuhi.

Sebuah kredo yang dapat diamati, meskipun tidak ada upaya tidak untuk pukulan semacam ini ke Suriah, tetapi itu hanya pukulan bedah. Tetapi bagi Venezuela, jika itu benar-benar intervensi militer, mungkin tidak berguna untuk menggunakan "Tomahawk".

Demkian juga untuk melakukan penyerbuan dari daratan, hal itu juga banyak dipertimbangkan AS, karena kemungkinan bantuan dari negara lain akan sangat kecil, jadi harus AS benar-benar melakukannya sendiri.

Selain itu dibelakang Venzuela sebelah barat merupakan pegunungan termasuk 58% berupa hutan domestik, yang akan sangat menunjang untuk peperangan gerilya. Yang akan menyeret AS dalam kubangan perang berkepanjangan. Banyak pemeo dari negara-negara Latin Amerika yang mengatakan "Tuhan terlalu jauh dari mereka, tetapi AS terlalu dekat dari mereka" Terlalu dekat berarti itu sebenarnya tabu, bukan tidak bermoral.

Dan karena itulah banyak negara-negara sekitar Venezuela yang menentang penggunaan kekuatan militer dari AS, termasuk Kolumbia, yang baru saja memutus hubungan diplomatik denganVenezuela.

Menurut sebuah laporan dari "Russian Satellite News Agency" pada bulan Oktober, Presiden Kolombia Ivan Duque Marquez mengatakan bahwa Kolombia tidak setuju untuk mengirim pasukan ke Venezuela. Duque menulis di media sosial bahwa tidak seorang pun di sini berbicara tentang invasi militer ke Venezuela.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun