Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Militer AS Ditarik dari Suriah Bisakah Suriah Menjadi Damai?

6 Februari 2019   21:27 Diperbarui: 6 Februari 2019   21:30 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kini Israel dengan suara yang lantang mengumumkan ingin bertarung dengan sikap yang menonjol untuk mengusir pasukan darat Iran dari Suriah. Ini sebenarnya mencerminkan perubahan konseptual Israel. Tujuan Israel tidak berubah. Selalu ingin mengusir Iran dari Suriah. Karena personil bersenjata Iran di Suriah dipandang oleh Israel sebagai ancaman besar.

Tentu saja Isreal tidak perduli apakah Iran begitu mengancam Israel adalah masalah lain. Namun penilaian Israel hanya dengan cara ini mengharapkan agar AS kemungkinan akan campur tangan dalam perang saudara Suriah.

Dan menggunakan kesempatan ketidak mendapatkannya dukungan militer AS untuk menghabiskan tenaga Iran, dengan menyodorkan diri kepada AS biarlah Isreal yang maju bertarung dengan tanpa bersuara agar tidak menyebabkan kontradiksi pada dirinya.

Tetapi setelah AS mundur, maka Israel kelihatannya kali ini harus memperjelas posisinya. Dengan memaksa AS untuk mendukungnya, selain itu melakukan tekanan langsung pada militer Iran. Memanfaatkan keunggulan AU nya untuk memaksa Iran mundur dan menjauh dari Datar Tinggi Golan. Karena jika tentara Iran jauh masuk ke utara maka Isreal tidak dapat mengendalikannya, tetapi jika tentara Iran akan masuk ke selatan ke Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki Israel, di mata Israel itu merupakan ancaman bagi Israel. Jadi dalam hal ini tekad Israel sangat kuat.

Selain itu pemanfaatan timing bagi Israel juga penting, menarik kembali tentang masalah penyerangan pada 20 Januari lalu menurut info dari para pengamat militer, ketika itu terlihat Mayjend. Qassem Soleimani komandan Pengawal Revolusi Iran "Brigade Kota Suci", melakukan inspeksi di Dataran Tinggi Golan.

Sekitar satu jam sebelum dan sesudah inspeksi, Israel meluncurkan serangan. Jadi terlihat timingnya sangat tepat, jadi dari sudut pandang ini, dapatlah kita mengatakan ini pekerjaan intelijen Israel yang sangat solid saat ini. Dengan kata lain, selama mereka mendapatkan info intelijen bernilai tinggi, maka mereka dapat segera meluncurkan serangan ke target berharga tinggi. Mereka tidak harus melalui pertempuran sebelumnya sebagai pembalasan, jadi ini adalah kemampuan yang kuat dari Israel secara militer.

Dari 25 Desember tahun lalu hingga 11 Januari tahun ini selama 2 minggu Israel menlancarkan serangan intensif tanpa henti. Ini sepertinya menunjukkan kecemasan Israel, namun Israel melakukan ini untuk menunjukkan kepada lawannya seakan AS boleh saja keluar dari Suriah, tetapi tindakan mereka tidak akan ditangguhkan. Selain itu juga untuk mengingatkan AS untuk memperhatikan kepentingan dan kekhawatirannya tentang masalah keamanannya.

Serangkaian serangan Israel kali ini mengenai bandara di sekitar Damaskus. Suriah sangat marah kepada Israel atas alasan menyerang tentara Iran. Bagaimanapun serangan ini adalah menyerang wilayah Suriah, maka Suriah mengancam balik untuk membalas menyerang bandara Israel Tel Aviv.

Akankah ini mengarah pada konflik militer berskala besar antara Israel dan Suriah dan bahkan Iran?

Kemungkinan ini masih belum dan bahkan tidak akan terjadi, karena untuk konflik besar-besaran antara Suriah dan Israel, jika ditinjau dari perspektif Suriah tidak sejalan dengan kepentingan Suriah saat ini dan tidak sejalan dengan tujuan strategisnya. Karena bagi Suriah, yang penting saat ini untuk membersihkan teroris di negara itu sesegera mungkin, kemudian menyelesaikan tindakan keras terhadap berbagai oposisi yang telah dibina dan didukung AS.

Dari sudut pandang Iran, Iran tidak perlu harus secara langsung konflik dengan Israel, mereka bisa menggunakan dengan cara mendukung "pasukan bersenjata Hizbullah" Lebanon dan bahkan membiarkan Hamas melakukan sesuatu perang pada Israel. Tujuan utama Iran berada di Suriah adalah memerangi Sunni ekstrimis, bukanlah untuk berhadapan langsung dengan Israel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun