Kini semua pihak mengatakan Tiongkok bisa saja memakai mesin buatan buatan Rusia AL-31F, andaikata Tiongkok bisa mengimpor dalam jumlah besar sekalipun, tapi apakah memang betul bisa impor dalam jumlah besar dari Rusia? Karena mesin selevel ini, Tiongkok pada dasarnya sudah bisa membuat sendiri, hanya saja mungkin kehandalannya, kepratisannya, mungkin masih belum matang saja, namun mesin selevel ini Tiongkok sudah bisa dan mampu membuatnya sendiri. Jika dalam kondisi demikian maka pihak lain baru bersedia menjual mesin jenis ini kepada Tiongkok, jika tanpa dasar ini janganlah coba-coba membelinya. Dan Tiongkok juga pernah mengalami hal demikian, pertama, mereka tidak bersedia menjual kepada Tiongkok.
Kedua, seandainya bersedia menjual kepada Tiongkok, biasanya penjual akan memainkan harganya, atau prosesnya bertele-tele, jika mereka tidak mau menjual ya pasti tidak akan menjualnya, tidak mungkin ada tawar-menawar lagi.
Jika kita tidak memiliki premis menguasai akumulasi teknologinya, jelas pihak luar negeri akan bisa tidak bersedia menjual kepada kita. Maka dari itu masalah mesin pesawat terbang, Tiongkok berketetapan hati untuk mandiri.
Pada sessi kedua Sidang Pleno Nasional Tiongkok terakhir, mesin pesawat udara telah dimasukan dalam daftar "Rencana Lima Tahun ke-13" Tiongkok, dan menempati peringkat pertama diantara 100 proyek preoritas proyek besar.
Kecuali Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun) baru, Tiongkok sedang melakukan program pengembangan mesin pesawat juga keluar kabar baik yang tersebar. Akhir-akhir ini "China Aviation News/" menerbitkan sebuah artikel dengan judul "Liu Yongquan: The Designer of the Power Industry Research Institute of China Aviation Industry Engine Research Institute"/"dalam artikel ini dilaporkan, salah satu jenis mesin pesawat tertentu yang eksprimennya berhasil.
Ada ahli militer yang menunjukkan, dari rentang waktu dari kesuksesan percobaan, mesin ini seharusnya mesin turbofan WS-10 yang telah ditingkatkan, yang juga disebut "Taihang/."
Terakhir ini, Korp Penerbangan Armada Laut Selatan Tiongkok menyelenggarakan latihan penerbangan dengan intensitas besar-besaran. Yang menjadi perhatian adalah dalam latihan jet tempur J-11 telah digunakan mesin "Taihang" buatan Tiongkok sendiri. Selama ini perkembangan pembangunan mesin pesawat selalu mendapat perhatian khalayak ramai, mesin 'Taihang' merupakan perkembangan dari WS-6, industri aviasi Tiongkok dalam lingkup mesin turbofan terus mengadakan 'long march' sekali lagi.
Sejak tahun 1980an R&D Tiongkok telah menghabiskan lebih 20 tahunan, menurut "China Aviation News" melaporkan selama percobaan penerbangan "Taihang" telah mengalami lebih 200 masalah teknis dan halangan, bahkan pernah terjadi mesin mendadak berhenti di udara dan menimbulkan bahaya fatal, dalam percobaan penerbangan telah timbul beberapa kali halangan besar, pernah sekali pekerjaan pengembangan mengalami situasi keputus asaan.
Apa yang terjadi bahwa setelah sepuluh tahunan penerbangan uji coba yang sulit, mesin "Taihang" juga terus mengembangkan dirinya hingga ke tarap "sempurna".
Kini, mesin "Taihang" telah digunakan di jet tempur J-11B, J-16 series lain. Pada tahun 2014, pernah menjalankan misi untuk menghadang kapal surveilance AS P-8A , pesawat patroli J-11B dengan menggunakan mesin trubofan "Taihang"