Tapi kini justru memposisikan Tiongkok sebagai lawan strateginya. Ini merupakan penposisian baru bagi Tiongkok dari AS. Dan hal ini menjadi sangat serius, dan menjadi fokus utama dalam friksi perdagangan kedua negara.
Maka dari itu dikemudian hari akan banyak persoalan yang akan muncul kepermukaan. Masalah Taiwan akan kembali muncul dan mempengaruhi hubungan AS-Tiongkok, Laut Tiongkok Selatan, masalah nuklir Korut, meskipun akhir-akhir ini terlihat berjalan dengan baik, namun beberpa analis melihat masih belum sungguh-sungguh terselesaikan, suatu waktu akan bisa meledak lagi.
Akhir-akhir ini teori "Ancaman Tiongkok" terus diembuskan, masalah HAM juga tidak bisa dihapuskan. Kemudian polemik dan perselisihan masalah Laut Timur cepat atau lambat AS akan ikut mengintervensi, kemudian terkahir ini mencetuskan strategi Indo-Pasifik, untuk menggantikan strategi Asia-Pasifik. (baca: Menilik Strategi Pemerintahan Trump-AS "Indo-Pasifik )
Maksud dan tujuan dari strategi Indo-Pasifik adalah ingin menggunakan "Kartu India" selain ada jurus lain dari AS dengan ingin berkoalisi dengan Rusia untuk melawan Tiongkok. Pemikiran ini tampaknya ada, meskipun saat ini masih belum berhasil, namun ide masih ada.
Membentuk WTO2.0
Kini AS sedang mempertimbangkan untuk membentuk "WTO2.0" Â Pada tahun 2001 AS mendorong Tiongkok masuk WTO, kemudian ternyata Tiongkok dapat menyesuaikan diri dengan WTO, bahkan telah terjadi seolah ikan masuk dalam air, kini AS merasa menyesal.
Sebenarnya kenyataan setelah Tiongkok masuk WTO, volume perdagangan Tiongkok-AS berkembang menjadi besar, kedua belah pihak mendapat keuntungan. Namun AS menjadi mudah tersinggung, dengan mengatakan Tiongkok lebih untung dari AS, Â kini AS merasa tidak bisa menerima keadaan ini.
Akhir-akhir ini AS sedang mendorong suatu gagasan baru yang disebut "WTO2.0"
Apakah itu "WTO2.0"? AS bersama sekutunya Jepang, Korsel, Eropa, Kanada, Meksiko, akan memberlakukan "Kebijakan Tiga Nol" Â diantara mereka, dengan menetapkan: nol tarif, nol hambatan perdagangan, nol subsidi.Â
Sebenarnya ini telah melampaui ketentuan WTO yang sekarang, dengan melaksanakan WTO2.0, Â hal ini bertujuan untuk menyingkirkan Tiongkok.
Selain itu AS ingin merusak gagasan Tiongkok "One Belt One Road Intiative." Hal ini jelas akan menciptakan kesulitan bagi hubungan AS-Tiongkok. Dengan memposisikan Tiongkok pada posisi yang baru untuk dijadikan lawan strateginya.