Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Bagaimana Rusia, Turki, dan Iran Menghadapi Sanksi Amerika?

4 September 2018   08:13 Diperbarui: 4 September 2018   15:21 3855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain kerjasama antara Rusia, Turki, dan Iran, penambahan "bantuan asing" lainnya juga telah menjadi monumental untuk terbebaskan dari sanksi.

"Bantuan tepat waktu" adalah istilah yang sempurna untuk menggambarkan bantuan yang dikirim Qatar ke Turki. Pada 15 Agustus, Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani berkunjung dan berjanji akan menginvestasikan 15 miliar USD untuk membantu Turki menghadapi krisis mata uangnya. Begitu berita ini tersiarkan, nilai tukar lira terhadap USD segera naik 6%.

Hubungan Turki dengan Qatar berasal ketika Qatar yang mengalami kesulitan yang sama. Ketika Trump memberikan tekanan pada lira Turki, di saat kritis ini, Qatar mengatakan akan berinvestasi 15 miliar USD dan kita dapat melihat --- itu sebagai persaudaraan, Turki membutuhkan investasi, mereka secara aktif mempertimbangkannya.

Selain bantuan luar negeri Timur Tengah, Eropa juga memberikan dukungan untuk Rusia, Turki, dan Iran untuk melawan AS.

Pada 18 Agustus, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Kanselir Jerman Angela Merkel mengadakan pertemuan di Berlin. Ini adalah pertemuan kedua antara kedua pemimpin setelah kunjungan Merkel ke Rusia pada bulan Mei tahun ini.

Kedua negara ini sedang bernegosiasi untuk kerjasama energi dan ekonomi serta perdagangan yang dirundingkan antara Rusia- Jerman dan Rusia-Eropa, dan saling bertukar pendapat mengenai topik panas internasional seperti Ukraina dan Suriah.

Mengenai masalah hubungan dengan Rusia, Merkel mengatakan begini kepada media sehari sebelum kedatangan Putin: "Kami perlu meningkatkan hubungan dengan Rusia, dan karena inilah kami mengadakan rapat kerja besok."

Vladislav Belov Borisovich, Wakil Direktur Institut Eropa Akademi Sains Rusia percaya bahwa perilaku Presiden Trump yang tidak dapat diprediksi akan mendorong Rusia dan Jerman untuk memulai kerja sama yang erat dan menemukan langkah bersama untuk menanggapi sanksi dan kebijakan tarif AS.

Pada 23 Agustus, Uni Eropa mengumumkan bahwa mereka menyediakan 18 juta euro untuk bantuan kepada Iran dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan sosialnya.

Ketika hubungan antara Turki dan AS memburuk, Uni Eropa masih terus maju untuk mendukung Turki. Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Federica Mogherini, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan PM Inggris Theresa May semuanya menyatakan bahwa mereka akan mengadakan pertemuan bilateral dan multilateral dengan Presiden Turki Erdogan, dan mempertimbangkan menyediakan Turki dengan dukungan keuangan darurat.

Ketidakpuasan terbesar Eropa dengan AS karena Trump mencoba menjatuhkan tatanan internasional yang terbentuk setelah PD II. Cara dia mengekspresikan dirinya adalah melalui kepentingan untuk diri sendirinya dan unilateralisme, yang telah sangat merusak kepentingan Eropa. Karenanya Eropa harus memastikan kekuatan efektifnya untuk menahan serangan AS ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun