Vyacheslav Kholodkov, Kepala Pusat Studi Negara CIS mengatakan: "Penolakan untuk menggunakan dolar dalam kesepakatan akan menjadi pukulan bagi ekonomi AS --- ini adalah tanggapan kami terhadap sanksi Amerika."
Selain itu, ketua Komite Federasi Rusia untuk Anggaran dan Pasar Keuangan Sergey Ryakbukhin mengatakan bahwa Moskow dapat membatasi pasokan mesin roket RD-180 kepada AS sebagai pembalasan.
Perlu diketahui, United Launch Alliance bergantung pada RD-180 untuk menyalakan roket Atlas 5 yang sebagian besar digunakan untuk peluncuran pihak pemerintah AS. Northrop Grumman Innovation Systems, sementara itu, menggunakan RD-181 untuk menyalakan roket Antares yang meluncurkan peluncuran kargo Cygnus ke Stasiun Luar Angkasa Internasional untuk NASA. ULA dan Northrop Grumman membeli mesin dari RD Amross, perusahaan patungan Energomash Rusia dan Pratt & Whitney yang berbasis di Florida, AS.
Sudah dalam waktu lama, AS sangat bergantung pada mesin roket buatan Rusia ini, dan dalam 10 tahun mendatang, akan dipaksa untuk menggunakan mesin semacam ini untuk meluncurkan roketnya sendiri. Jika ada kekurangan mesin semacam ini, itu akan menjadi pukulan telak bagi militer AS dan aeronautika sipil, terutama komunikasi satelit militer dan sistem pertahanan rudal.
Pada saat yang sama, metode serupa dari AS dapat dikatakan bermunculan di mana-mana. Siapa pun yang berbisnis dengan Iran tidak akan berbisnis dengan AS!
Antisipasi Iran Terhadap Sanksi AS
Dan pada 4 November tahun ini, AS akan memulai lagi sanksi terhadap industri energi Iran, perdagangan minyak, dan perdagangan bank sentral. Sebelum akhir tahun ini, penjualan minyak Iran akan dibikin menjadi nul (0).
Menghadapi sanksi AS yang akan diberlakukan lagi ini, Presiden Iran Hassan Rouhani tidak mau terlihat lemah dan menyerah, dan membuat respons kuat.
Dalam interviewnya Rouhani mengatakan: Saya percaya bahwa jika kita (rakyat iran) dapat bersatu, kita akan dapat dengan cepat membuat Amerika menyesali perbuatan mereka.
Selain itu, dihadapkan dengan tekanan AS untuk memaksa Iran untuk tidak dapat mengekspor setetes minyak sebelum 4 November, Rouhani mengisyaratkan beberapa kali bahwa jika ekspor minyak Iran di-blokade oleh AS, Iran akan memblokade Selat Hormuz dan memotong saluran pipa minyak yang melewati Timur Tengah.