Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Membahas Friksi AS-Turki Terkini

29 Agustus 2018   16:42 Diperbarui: 29 Agustus 2018   17:16 1341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain memulihkan agama tradisional, Erdogan juga perlu bisa berbicara untuk warga Palestina, dan menjadi pemimpin opini publik, dan selain itu juga perlu meningkatkan ekonomi.

Dalam laporan berjudul "Masa Depan Industri Pertahanan Turki --- Daya Tarik Pasar, Lanskap Kompetitif, dan Prakiraan hingga 2023" ("Future of the Turkish Defense Industry---Market Attractiveness, Competitive Landscape and Forecasts to 2023") yang diterbitkan oleh situs Intelijen Pertahanan (SDI) Inggris, bahwa Erdogan yang bersemangat tinggi mengajukan dua visi strategis untuk 2023 dan 2053. Erdogan berharap untuk menggerakkan kekuatan nasional ekonomi dan komprehensif Turki ke dalam 10 besar dunia pada 2023, dan membuat Turki menjadi kekuatan global pada 2053. (baca: Dilema Amerika Menyerahkan Jet Tempur F-35 Kontrak Turki dan Rusia S-400)

Sebelumnya selama 11 tahun ketika Erdogan menjabat sebagai PM, Turki mencapai "keajaiban ekonomi" karena PDB-nya meningkat tiga kali lipat dan itu membuat jalannya menuju G20, menjadi salah satu kekuatan menengah yang muncul paling cepat di dunia.

Pada tahun 2015, Erdogan meluncurkan "major engineering plan (rencana teknologi utama)" untuk berinvestasi 400 miliar USD dalam membangun bandara baru, pusat keuangan baru, terowongan baru melintasi selat, dan kereta api berkecepatan tinggi terpanjang kedua, dan membangun kembali perumahan.

Erdogan ingin merevitalisasi Turki. Dia ingin membangun bandara terbesar, menggali kanal baru, dan membangun terowongan bawah laut baru. Dia ingin benar-benar menghubungkan Eropa dan Asia, dan mengendalikan saluran pipa minyak di Laut Kaspia.

Juga, secara geografis, Erdogan memiliki kebutuhan semacam ini, kelayakan semacam ini, dan kemungkinan semacam ini. Tetapi jika Anda melakukan ini dalam situasi yang tepat dan membuat semua negara menerima Anda dan merasa bahwa Anda bukan ancaman, Anda mungkin memiliki kemungkinan untuk mencapai ini, tetapi situasinya tidak seperti itu sekarang. Demikian pandangan para analis.

Untuk masalah Erdogan, majalah "Times" AS mengatakan: Erdogan adalah seorang sekuler di permukaan, tetapi di bawahnya adalah seorang konservatif Islam.

Memang dalam kenyataannya, setelah Erdogan berkuasa, dia berusaha menarik Turki dari strateginya yang hanya tadinya berpihak pada Barat, dan memulihkan agama Islam tradisional.

Turki dengan populasinya yang lebih dari 98% adalah Muslim, segera mendapat dukungan luas. Dan ini jelas bertentangan dengan niat asli AS untuk mendukung Turki menjadi negara Muslim yang sekuler.

Kemalisme

Negara Turki saat ini didirikan oleh Mustafa Kemal Ataturk, dan mereka menggunakan Kemalisme. Sifat-sifat unik Kemalisme mendorong untuk secara skala penuh "mem-Baratkan/Westernisasi" dunia Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun